PCX, MOTOR CANGGIH DAN MEWAH YANG UNISEX

Sejak diproduksi di Indonesia, Honda PCX sebagai sepeda motor skutik (akronim dari "skuter matik") premium mendapat sambutan yang cukup fantastis dari masyarakat (baca: pecinta motor) Indonesia. Terbukti sejak awal kehadirannya mampu mencapai inden hingga belasan ribu unit. Hal ini sangat dimungkinkan oleh tampilan desainnya yang berkesan elegan, canggih, mewah, dan premium. Selain itu, meski memiliki postur bongsor, PCX ternyata tidak hanya disukai oleh kaum adam. PCX digandrungi juga oleh kaum hawa yang ketika mereka mengendarainya memang menjadi terlihat bertambah kewibawaan serta keseksiannya. Dapat dikatakan bahwa PCX merupakan sepeda motor unisex. Artinya, cocok dikendarai oleh pria maupun wanita. Kegandrungan kaum hawa terhadap PCX salah satunya disebabkan oleh kemudahan dalam mengemudikannya. Stangnya sangat ringan sehingga mudah serta cepat dikuasai saat mengendarainya. Di samping itu, responsivitas antara tuas gas dan putaran mesin 150 cc-nya sangat kompak dan baik sehingga menghasilkan tenaga yang mumpuni, terutama saat melewati tanjakan atau menyalip kendaraan lain. Akselerasi yang mantap ini diimbangi juga dengan rem cakram super pakem di ban depan dan belakang. Saya sendiri kepincut PCX sejak kemunculannya di awal 2018. Akan tetapi, baru memilikinya pada Oktober 2019. Caranya masih sama seperti awal kemunculannya, masih sama seperti masyarakat yang lain, yakni harus inden atau sabar menunggu pesanan. Bagi yang mau cash, indennya lebih lama dibandingkan dengan yang kredit. Namun, kisah penungguan itu akan terbayar dengan kepuasan saat kedatangannya di pangkuan kita. Terlebih lagi bilamana kita mengendarainya. Jok mewahnya empuk sehingga tidak menimbulkan rasa pegal saat diduduki meski harus menempuh rute yang jauh. Kaki pun bisa berselonjor, posisi nyaman manakala menempuh perjalanan jauh atau mendapati jalan menurun. Dapat menahan beban tubuh, barang yang dibawa di belakang, maupun orang yang kita bonceng. Jika kita sedang mengendarai PCX, dashboard speedometernya terlihat jelas. Angka dan huruf digitalnya dapat terbaca, baik siang maupun malam. Fitur-fiturnya pun sangat lengkap, Ada kecepatan kendaraan saat digunakan, ketersediaan BBM dalam tangki, satuan AVG konsumsi BBM, total jarak tempuh, peringatan ketersediaan oli, bahkan jam atau penunjuk waktu. Kesemuanya terpadu apik dalam speedometer yang besar, mewah, dan full digital. Oh, ya, kita juga bisa melakukan penyesuaian atau setting jam, kecerahan layar (LCD), serta satuan AVG konsumsi BBM-nya. Fitur canggih yang belum dimiliki motor sekelasnya adalah smart key system. Tak perlu anak kunci, remote control-nya cukup simpan di saku. Jika parkir di tempat yang penuh motor, kita dapat mendeteksi keberadaannya dengan remote tersebut. Tipe smart key system ini juga dapat meminimalisasi "orang iseng" yang suka memasukkan anak kunci secara sembarangan. Pada fitur ini juga ada tombol yang dapat diputar searah jarum jam dengan berbagai fungsi seperti on, off, buka sadel/jok, buka tutup tangki bensin, mode netral, dan mengunci stang/kemudi. Hal yang mungkin perlu disempurnakan dari motor PCX, menurut saya, adalah kualitas atau ketebalan catnya. Sedikit saja terbentur dengan benda keras, catnya mengelupas hingga tampak bagian hitam atau dasarnya. Bila catnya tergesek, warnanya seperti aus, bagian permukaan atasnya menjadi doff atau pudar. Selain itu, tutup tangki bensin kadang macet saat mau dibuka. Sepertinya, pegasnya "kurang main". Selain itu, jika motor diparkir dan terkena hujan deras, air hujan itu cipratannya bisa masuk (walau sedikit) ke bagasi. Satu lagi, spakbor depan terlalu dekat jaraknya dengan ban. Memang terkesan gagah dan sporty. Akan tetapi, saat dipakai di jalan yang berpasir atau berkerikil, pasir atau kerikilnya itu ikut terbawa ban dan bergesekan langsung dengan spakbor. Demikian review saya tentang motor Honda PCX, semoga bermanfaat untuk pembaca, pecinta motor skutik bongsor, dan PT AHM Indonesia.