Terbaik tapi terlupakan

Saya menggunakan Hyundai Santa Fe CRDi 2013. Santa Fe generasi ketiga atau dikenal dengan Seri DM ini diluncurkan di Indonesia kali pertama pada 2013. Dalam perkembangannya terdapat mid lifetime face lift di tahun 2015 akhir sebelum diluncurkan versi teranyar di GIIAS 2018 yang baru saja berlalu. Santa Fe di Indonesia pada awal kemunculannya terjun di kelas SUV yang sangat penuh persaingan yang kalau dikomparasi berdasarkan harga maka akan ada Honda CRV, Nissan Xtrail, Mazda CX5, Chevy Capriva, Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero Sport, dan rekan sekampungnya KIA Sorento. Dan dari tampang saja, rasa-rasanya Santa Fe DM ini paling ganteng. Di kelas SUV dengan sasis monokok, sebetulnya Santa Fe tidak bisa dikomparasi dengan kelas CRV atau Xtrail karena di luar negeri dia sekelas dengan Mazda CX9 atau Nissan Murano. Di kelas diesel, jika dibandingkan dengan duo jepang Fortuner dan Pajero Sport, maka fitur yang diberikan Santa Fe jauh lebih banyak, sebut saja lampu HID standard, panoramic sunroof, jok kulit, dual channel climate control, MID lebih lengkap, kaca spion tengah autochromatic, cruise control, dan driving mode yang bekerja. Terlebih mesinnya, Santa fe punya versi mesin Diesel tipe R dengan VGT Turbo, menurut saya hingga saat ini adalah yang paling kuat di kelasnya. Dengan kapasitas 2200 cc, tenaganya nyaris 200dk. Coba bandingkan dengan fortuner dari mesin 2500ccnya hanya menghasilkan 144 dk atau Pajero Sport Dakkar yang paling kencang saja cuma menelurkan 178 dk. Terdapat versi bensin 2400cc yang lebih murah perawatannya namun relatif lebih boros dari diesel. Setidaknya mesin bensinya masih bisa head to head dengan CRV. Kedua mesin disandingkan dengan transmisi otomatis 6 percepatan dengan pilihan mode manual. Pengendaraannya nyaman karena suspensi independen dan body monokok. Yang membuat saya kaget dan senang adalah radius putarnya yang sangat kecil kalau mengingat besarnya body, besarnya velg dan pakai penggerak roda depan. Ini memudahkan parkir serta manuver di perkotaan. Kabin sangat kedap dibandingkan dengan semua penantang di kelasnya bahkan bisa dibilang mendekati kualitas mobil Jerman. Ruangan kabin dan penyimpanan luas ditambah panoramic sunroof yang raksasa itu kalau dibuka memberikan efek luas. Santa Fe ini 7 seater. Bangku baris ketiga bisa dilipat rata lantai bagasi. Bangkunya lumayan nyaman dan bisa dibilang akomodatif untuk orang dengan tinggi 170cm. Sejauh pengalaman saya, bangku baris ketiganya lebih luas dari Captiva. Sayang akses masuk agak kurang praktis. Terutama untuk diesel, semua kelebihan tenaga, kehalusan, dan keiritannya harus ditebus dengan biaya perawatan yang lumayan lebih tinggi. Perhatian, mesin dieselnya hanya boleh menenggak Pertamina DEX, bahkan Total dan Shell tidak direkomendasikan. Kekurangan lainnya, dia ngga punya auto door lock. Bahkan Fortuner generasi awal saja ada auto door lock yang mengunci pintu otomatis saat berjalan di kecepatan tertentu. Stability serta traction control yang sebenernya wajib di kendaraan sebesar ini dengan mesin sekencang ini. Untuk Diesel, Anda akan banyak merasakan torque steering saat kick down pedal gas. Well, di tahun segitu belum banyak yang menyediakan traction control sebagai standar. Fitur keamanan lainnya ada airbag dua buah, cakram empat roda, ABS, EBD, standar lah ya. Oh ya, meski ganteng, velg 19 inch nya itu dibalut dengan ban yang belum banyak tersedia di pasaran sehingga harga relatif mahal (baru akhir-akhir ini banyak yang pakai velg 19 sebagai standar). So far, puas untuk dipakai baik di dalam kota terlebih menjelajah jalanan luar kota.