Terbukti "Kuat No Debat": Empat Media Uji Ketangguhan Yamaha Gear Ultima (Part-1)
Tes kemampuan dan efisiensi Yamaha Gear Ultima dalam ekspedisi ekstrem lintas pulau
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) merilis Gear Ultima dengan tagline yang ambisius: "Motor Hebat, Kuat No Debat." Tagline ini menarik perhatian empat media otomotif terkemuka di Indonesia: Oto.com, Otomotif TV (Gridoto.com), Autofun.co.id, dan Otorider.com. Mereka sangat antusias untuk menguji durabilitas serta fitur-fitur yang disematkan pada Gear Ultima. Untuk membuktikannya, para media sepakat melakukan touring jarak jauh dari Jakarta menuju Bali.
Mengingat jarak yang tidak main-main, rute touring dibagi menjadi dua etape dengan jalur berbeda. Setelah berdiskusi dan menentukan arah, diputuskan bahwa OtomotifTV (Gridoto.com) menempuh jalur utara, sementara Oto.com melintasi jalur selatan. Keduanya bertemu di Yogyakarta. Dari Kota Pelajar ini, estafet perjalanan dilanjutkan oleh Autofun.co.id dan Otorider.com menuju Bali, juga dengan rute yang berbeda. Touring ini bertujuan untuk menguji keunggulan Yamaha Gear Ultima dalam menghadapi berbagai medan dan kondisi perjalanan.
Perjalanan Dimulai: Menaklukkan Jalur Selatan Jakarta-Yogyakarta
Perjalanan kami dari Jakarta menuju Yogyakarta dimulai dengan semangat membara dari Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Di hari pertama, rute yang kami lalui benar-benar menguji adrenalin: Jalan Raya Bogor, lalu menantang tanjakan legendaris Puncak, menuruni jalan berkelok di Cipatat, Padalarang, hingga melintasi keramaian Cimahi, Bandung, Nagreg, dan akhirnya bermalam di Tasikmalaya. Sebuah etape yang menjanjikan pemandangan indah sekaligus tantangan tak terduga.
Sebelum roda Gear Ultima berputar jauh, kami memastikan tangki bahan bakar terisi penuh dengan RON 92 di titik start. Ini bukan tanpa alasan. Kami ingin membuktikan seberapa efisien Gear Ultima dalam sebuah perjalanan touring panjang.
Dua metode pengujian efisiensi pun diterapkan: Bangkit, yang mengendarai Gear Ultima standar, menggunakan sistem full-to-full untuk perhitungan akurat. Sementara itu, Zenuar memilih full tank challenge, sebuah metode yang mengungkap seberapa jauh Gear Ultima bisa melaju dalam sekali isi penuh.
Tak lama setelah perjalanan dimulai, sekitar 20 km dari titik start, langit Jakarta tak menunjukkan keramahannya dengan rintik hujan yang kian menderas. Mau tak mau, jas hujan yang sudah disiapkan di dalam top bags segera kami kenakan. Hujan di awal perjalanan menjadi "pemanasan" yang cukup menarik, sekaligus menguji kesiapan mental dan fisik kami.
Seperti yang kami duga, jalur yang dilalui cukup menantang dan memacu konsentrasi. Setelah melewati rute yang relatif mulus di awal, kami dihadapkan pada medan menanjak dan tikungan tajam di Puncak, sebuah ikon yang selalu menyuguhkan pemandangan menawan namun juga membutuhkan kewaspadaan ekstra. Memasuki Cipatat hingga Padalarang, kemampuan menyalip kendaraan besar menjadi kunci, di mana kelincahan Gear Ultima diuji.
Kemudian, kami harus bersabar menghadapi kemacetan khas Cimahi, yang perlahan merayap hingga menyatu dengan kepadatan Jalan Soekarno-Hatta di Bandung. Wilayah ini terkenal dengan lampu merah terlama, ditambah kemacetan parah di jam pulang kerja.
Di sinilah kesabaran pengendara dan ketahanan mesin Gear Ultima benar-benar diuji. Setelah lepas dari hiruk pikuk Bandung, kami memasuki Nagreg, area yang didominasi oleh lalu lalang kendaraan besar seperti bus dan truk, menuntut konsentrasi penuh dari setiap pengendara.
Meski keluar-masuk jalur padat kendaraan dan kondisi macet yang tak bisa diprediksi, Gear Ultima cukup memberikan kenyamanan. Hal itu tentu saja berkat jok berdimensi panjang dan lebar yang dimiliki Gear Ultima. Belum lagi kursinya punya kontur empuk, sehingga tak ada kendala saat perjalanan jauh.
Fitur lain yang membuat Gear Ultima nyaman dikendarai adalah area ruang kaki yang luas. Posisi kaki bisa bergerak bebas sesuai keinginan. Floordeck yang lapang juga bisa dimanfaatkan untuk meletakkan kantong belanjaan dengan dimensi tertentu.
Memasuki wilayah Malangbong, Bangkit memutuskan untuk mengisi bahan bakar. Di sini, ia menggunakan sistem full-to-full untuk mengetahui konsumsi bahan bakar Gear Ultima Hybrid Standard.
Dengan menempuh jarak sejauh 232 km, Bangkit menghabiskan bahan bakar sekitar 4,02 liter. Dari data tersebut, didapat angka 57,8 km/liter atau dibulatkan 58 km/liter. Sementara Zenuar dengan sistem full tank challenge masih terus melanjutkan perjalanan.
Petualangan yang cukup panjang dan penuh dinamika ini ternyata menguras energi, namun juga menyuguhkan pengalaman tak terlupakan. Akhirnya, setelah menempuh ratusan kilometer dan melewati berbagai kondisi jalan, kami tiba di Tasikmalaya, sebuah kota yang menjadi tempat peristirahatan pertama sebelum melanjutkan petualangan esok hari. Momen ini menjadi kesempatan untuk merefleksikan performa Gear Ultima dan persiapan diri untuk etape selanjutnya.
Menuju Wonosobo: Tantangan dan Kejutan di Balik Kemudi Gear Ultima
Perjalanan kami berlanjut di hari kedua, menapaki etape yang lebih jauh menuju Wonosobo, Jawa Tengah. Rute yang kami lalui membentang dari Ciamis, Banjar, Majenang, Genteng, melintasi Jalan Nasional Rute 3, Banyumas, Banjarnegara, hingga akhirnya tiba di Wonosobo.
Pagi hari yang cerah menyambut kami saat memulai perjalanan, seolah menjanjikan hari tanpa kendala. Aspal mulus dan lalu lintas lengang membuat kami melaju dengan nyaman. Namun, tak lama setelah memasuki pertigaan Alun-alun Kota Banjar, Gear Ultima yang dikendarai Zenuar mulai menunjukkan gejala "brebet". Mesinnya seolah kehabisan napas, hal ini memaksanya melaju perlahan hingga tiba di Tugu Perbatasan Jawa Tengah. Di sanalah, dengan drama yang tak terhindarkan, mesin motor mati total.
Momen tersebut sekaligus menjadi penentu keberhasilan sistem full tank challenge yang dilakukan Zenuar. Dengan bangga, kami mencatat bahwa sekali isi penuh, Gear Ultima Hybrid S mampu menempuh jarak hingga 315 km! Angka di luar dugaan untuk ukuran skutik ringkas, membuktikan efisiensi bahan bakar yang patut diacungi jempol. Tanpa ragu, Bangkit segera membantu mendorong motor hingga kami menemukan SPBU terdekat.
Setelah tangki terisi penuh kembali, perjalanan dilanjutkan menuju Majenang. Di sana, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sekaligus mengisi perut dengan makan siang. Namun, usai menyantap hidangan, gerimis tipis mulai membasahi aspal, seolah menjadi pertanda tantangan dimulai.
Saat bersiap untuk melanjutkan perjalanan, ban belakang yang digunakan Bangkit terasa kurang angin. Tak butuh waktu lama, Zenuar sigap turun dari motor dan membuka bagasi di bawah jok, mengeluarkan pengisi angin portable andalannya.
Ya, berkat bagasi jok berkapasitas 18,6 liter, Zenuar bisa membawa berbagai perlengkapan penting untuk touring, mulai dari jas hujan, sarung tangan cadangan, botol air minum, hingga satu kotak pengisi angin portable. Inilah salah satu fitur yang sangat membantu.
Selain itu, power outlet yang tersedia di Gear Ultima tak cuma bisa digunakan untuk mengisi daya gawai, tapi juga dapat dimanfaatkan untuk mengalirkan arus listrik ke pengisi angin portable. Fitur-fitur ini menjadikan touring kami terasa lebih tenang dan aman, karena kami siap menghadapi berbagai situasi di jalan.
Ekspedisi berlanjut mulus hingga Majenang. Namun, selepas wilayah Genteng, kami dihadapkan pada kondisi jalan yang meliuk-liuk menantang. Tapi hal itu tak menjadi soal, sebab handling Gear Ultima cukup mumpuni. Berbekal rangka underbone yang sama dengan Fazzio dan roda 12 inci dengan profil lebar, motor ini terasa lincah dan stabil saat melibas jalanan berkelok seperti itu.
Memasuki wilayah Wangon pada sore hari, kami disambut hujan deras yang tak terhindarkan. Kondisi ini membuat kami kembali mengeluarkan jas hujan dari tas. Sayangnya, belum lama perjalanan dilanjutkan, intensitas hujan kian meningkat. Jalanan tak lagi terlihat jelas akibat derasnya guyuran air. Kondisi ini memaksa kami untuk berhenti dan memanfaatkan momen untuk beristirahat sejenak di daerah Banyumas, menunggu hujan sedikit mereda.
Namun, hujan tak kunjung reda dan langit mulai gelap. Dengan berat hati, kami terpaksa melanjutkan perjalanan dalam kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Saat memasuki Banjarnegara, intensitas hujan mulai menurun, meskipun masih menyisakan gerimis. Kaki sudah mulai basah dan badan sedikit kedinginan, tapi kami tak melepas jas hujan.
Pasalnya, beberapa kilometer lagi kami memasuki Wonosobo, kawasan yang memang dikenal memiliki udara dingin. Kami memutuskan untuk tidak melepas jas hujan dan membiarkannya tetap melindungi kami dari hawa dingin yang mulai menusuk.
Dan akhirnya, dengan kondisi badan basah kuyup, kami tiba di penginapan dekat Alun-alun Wonosobo pada malam hari. Meskipun lelah, kepuasan menaklukkan rute menantang ini terasa begitu membekas, sembari membuktikan ketangguhan Yamaha Gear Ultima. Bersambung part-2. (OTO)
-
Jelajahi Yamaha Gear Ultima
Cerita Terkait Yamaha Gear Ultima
- Berita
- Artikel feature
Model Motor Yamaha
Jangan lewatkan
Promo Yamaha Gear Ultima, DP & Cicilan
GIIAS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Motor Unggulan Yamaha
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Yamaha Gear Ultima Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
|
Kapasitas
124.86
|
109.5
|
125
|
113.7
|
125
|
|
Diameter x langkah
52.4 mm x 57.9 mm
|
47 mm x 63.1 mm
|
52.4 mm x 57.9 mm
|
50 mm x 57.9 mm
|
52.4 mm x 57.9 mm
|
|
Jenis Mesin
Single Cylinder, 4-Stroke, Air-Cooled, SOHC
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Air-Cooled, SOHC
|
4-Stroke, SOHC
|
4-Stroke, SOHC
|
4-Stroke, SOHC
|
|
Indikator Lampu
Ya
|
Ya
|
Bulb
|
Ya
|
Ya
|
|
|
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Yamaha Gear Ultima dari Zigwheels
- Motovaganza
- Artikel Feature