First Ride Suzuki Satria PRO: Semakin Canggih, Tetap Gesit dan Menarik
Menawarkan pengalaman berkendara yang lebih aman, nyaman, dan modern, tanpa kehilangan karakter lincah khas Satria
Setelah terakhir meluncurkan pada 2016, Suzuki akhirnya merilis Satria terbaru. Banyak ubahan yang dilakukan demi mendongkrak nilainya. Itu yang kemudian membuat pabrikan asal Hamamatsu melahirkan tipe PRO. Tak sekadar bersolek wujud, ada beberapa perubahan teknis, sehingga menimbulkan daya tawar tinggi.
Boleh dibilang unsur-unsur baru yang terkandung di Satria edisi baru membuatnya paling revolusioner ketimbang pesaingnya. Sebut saja transmisi dengan assist dan slipper clutch yang disebut Suzuki Clutch Assist System (SCAS), kemudian perangkat konektivitas, rem ABS di depan dan smart key. Belum lagi tampilan yang juga baru. Berbagai peningkatan ini jelas harus membuat waspada rivalnya.
Dari serangkaian ubahan, kami sangat terkesan dengan urusan pengendalian. Suzuki melakukan perubahan di sektor pengereman serta sistem transmisi, membuahkan impresi positif. Sayang tak ada perubahan soal ramuan dapur pacu, membuat kami tak tergiur caranya berlari. Setidaknya menilai dari sesi pengujian singkat di Sentul International Karting Circuit, Sabtu (8/11).
Pengendalian dengan pengereman ABS dan SCAS

Memang tak banyak waktu yang kami dapatkan. Cuma sekira 10 menit per group. Meski cuma mendapat beberapa putaran, kami cukup impresif dengan hasilnya. Variabel yang kita bahas lebih banyak pada unsur handling. Makanya porsi tikungan dan sudut tajam menjadi menu utama di sini.
Bagaimana perubahannya dibandingkan generasi lama? Menarik. Ketika masuk trek lurus dan masuk tikungan awal agak lebar ke kiri, kami sudah suka. Benar apa yang mereka lakukan: tersedianya SCAS dan ABS di depan lebih relevan untuk menjinakkan kelokan. Akurasinya memuaskan.
Setelah melahap kelok lebar, tantangan berikutnya melewati tikungan sempit. Dengan kecepatan begitu rendah tentunya. Tak bisa memuntir banyak. Namun dengan rancangan dimensi ringkas mudah memindahkan Satria PRO ke arah berlawanan. Lincah dan ringan. Identitas yang selalu melekat dari Satria FU hingga saat ini.
Untuk posisi berkendara, masih sama seperti model sebelumnya. Bodywork ramping dari depan hingga belakang. Dimensi panjang 1.955 mm, lebar 675 mm, dan tinggi 980 mm, dengan jarak sumbu roda 1.280 mm. Dengan tinggi jok 765 mm postur dengan tinggi 173 cm bisa memijak tanah sempurna. Berkat penggunaan stang model clip on, rasa kendali motor waktu bermanuver cukup mudah.
Tambahan Slipper Clutch

Habis puas meliuk di tikungan sirkuit, selanjutnya kami mencoba kemampuannya di track lurus untuk menguji perangkat baru transmisi: Assist dan slipper clutch atau mereka menyebutkan Suzuki Clutch Assist System (SCAS). Lagi-lagi terpuaskan.
Assist-nya mampu meringankan beban lever, kami sangat setuju. Bahkan boleh jadi lebih dari itu. Sebab mengoperasikan gigi jadi lebih mudah. Effortless dan sangat ringan. Disertai gejala selip gigi yang begitu minim. Selama akselerasi berlangsung, transisi gigi lembut dan akurat.
Bagian paling pentingnya, saat menuju deselerasi dari kecepatan tinggi, slipper clutch bekerja ekstra. Ketika sampai gigi empat, kami injak pedal transmisi dengan keras, cepat, serta akurat. Tak sekalipun ban kedapatan gejala mengunci. Lembut. Sekali dua kali mencoba di tempat sama, rasanya begitu aman. Tidak takut terpeleset akibat gesekan ban. Efek engine brake berlebihan tereduksi baik, bersamaan tetap memberikan gaya tekan untuk mengurangi laju.

Perangkat ini penting. Lantaran bebek sport ini kerap diajak lari kencang dan bermanuver mendadak. Apalagi ketika bersenang-senang di atas sirkuit. Ini juga sekaligus jadi jawaban Suzuki.
Tak kalah krusial, ia memiliki ABS satu kanal. Pengereman mendadak bukan jadi masalah besar. Pada proses deselerasi itu pula, kinerja sensor rem kami uji. Dan semua bekerja dengan baik. Hal ini, sekaligus menjadikan dirinya jadi opsi bebek sport paling menarik di kelasnya.
Masih soal deselerasi, Satria PRO maupun F150 tetap menggunakan disk brake berdiameter besar di roda depan dan belakang. Piringannya berbentuk petal atau gelombang. Fungsinya tak hanya sebagai peningkat visual, namun mengoptimalkan penghentian laju, lantaran suhu cakram dapat ditekan sedingin mungkin dalam waktu cepat. Kinerja rem turut didukung ban berprofil 70/90 di depan dan 80/90 di belakang. Pelek palangnya berukuran 17 inci, sehingga tampak pas berpadu dengan bodi.
Dapur Pacu Biasa

Sisi teknis mesin yang tak membuat kami tergiur. Biasa saja. Keluaran output juga identik dengan generasi lama. Toh tak ada perubahan. Suzuki hanya sekadar menginformasikan soal SCAS. Entah apa alasannya tak mengubah dapur pacu sama sekali. Tapi paling masuk akal, resultan riset pasar mereka tak mengarah ke situ. Jadi buat apa buang-buang uang untuk mengembangkan jantung baru!
Suzuki masih mengandalkan mesin 150cc DOHC 4-valve, berpendingin cairan, dan sistem injeksi bahan bakar. Dapur pacu ini telah dikenal sebagai salah satu mesin paling bertenaga di kelas underbone. Di atas kertas, ia mampu menghasilkan tenaga maksimal sebesar 18,2 Hp.
pada 10.000 rpm dan torsi puncak 13,8 Nm di puntiran 8.500 rpm. Output enjin tersebut kemudian disalurkan lewat transmisi manual kopling 6-percepatan. Respons akselerasinya cepat, sekaligus tetap efisien dalam konsumsi bahan bakar berkat sistem injeksi presisi milik Suzuki. Terjemahan di lapangan, sekadar cukup saja. Tidak kekurangan, tidak berlebihan.
Tambahan Fitur

Selain SCAS dan ABS satu kanal, bebek sport underbone atau kerap disebut “ayam jago” ini juga mendapat fitur baru lainnya. Paling menarik tampilan layar instrumen lebih segar. Bertipe full digital dan sekarang isiannya pun komplet. Tak hanya menyajikan data informasi fundamental, tapi lebih dari itu. Sebab pabrikan sudah menyematkan teknologi konektivitas bernama Suzuki Ride Connect. Membuat motor bisa terkoneksi dengan telepon pintar. Saat terhubung, di klaster instrumen bisa menampilkan navigasi, notifikasi pesan singkat dan telepon, cuaca, kalender, dan speeding alert.
Penerangan motor juga tentunya sudah full LED. Sebetulnya ini bukan hal baru. Namun yang menjadi kontroversi warganet dari sisi wujudnya. Banyak yang merasa desain lampu baru tersebut kurang cocok dengan aura sporty Satria FU yang selama ini dikenal. Mereka menganggap bentuknya terlalu besar dan aneh. Sebenarnya ini masalah selera. Meski demikian, perubahan tersebut sebagai upaya penyegaran dari Suzuki agar Satria tidak monoton. Di lain sisi, banyak pula yang melihat dari segi aspek fungsional. Kualitas pencahayaan LED tentunya lebih baik ketimbang model bohlam.
Sementara di Satria F150 desain lampu depannya serupa dengan yang sebelumnya, tapi posisi lampu sein depan terpisah. Bagian mukanya lebih agresif dan tetap intimidatif. Berikut, memberikan nuansa kental modern sporty.
Fitur Keyless Ignition System menambah kepraktisan. Cukup membawa remote pintar, pengendara dapat menyalakan mesin atau mengunci setang tanpa kunci fisik. Untuk kebutuhan mobilitas harian, tersedia USB outlet di dalam kompartemen penyimpanan berkapasitas 961 ml, cukup untuk menyimpan barang kecil seperti ponsel atau dompet.
Buat menyalakan mesin, Satria Pro maupun F150 mengusung 1-push electric starter, sehingga prosesnya lebih cepat dan mudah. Ini merupakan fitur standar yang sudah diterapkan sejak Satria F150 meluncur di 2016 dan beberapa produk Suzuki lainnya.
Simpulan

Suzuki Satria PRO tampil sebagai evolusi paling signifikan sejak generasi terakhirnya di 2016. Secara visual, motor ini hadir dengan bahasa desain baru yang tetap mempertahankan DNA sporty khas Satria, namun kini tampil lebih modern. Bodinya ramping dan ringan, mudah dikendalikan di berbagai kondisi.
Meskipun tampilan lampu depannya menuai perdebatan, teknologi LED yang digunakan memberikan pencahayaan lebih terang dan efisien. Penyematan Suzuki Ride Connect untuk konektivitas smartphone, sistem keyless ignition serta port USB menambah kepraktisan saat digunakan harian. Fitur-fitur ini menjadikan Satria PRO terasa naik kelas dibandingkan kompetitor di segmen bebek sport.
Performa mesinnya memang tidak berubah, tetap mengandalkan unit 150 cc DOHC 4-katup berpendingin cairan. Tenaga 18,2 hp dan torsi 13,8 Nm terasa cukup responsif. Walau tanpa ubahan signifikan, karakternya masih bertenaga, terutama di putaran atas. Namun, peningkatan besar ada pada sistem transmisi berkat Suzuki Clutch Assist System (SCAS) yang memadukan assist dan slipper clutch. Perpindahan gigi terasa ringan, halus, serta stabil saat deselerasi.
Secara keseluruhan, Suzuki Satria PRO menghadirkan paket komplet: desain segar, fitur modern, serta peningkatan pada pengendalian dan keselamatan. Meski dapur pacunya belum berubah, penyempurnaan di sektor transmisi dan pengereman membuat motor ini terasa jauh lebih matang dan relevan dengan kebutuhan pengendara masa kini. (BGX/ODI)
Baca Juga:
Suzuki Luncurkan Satria Pro 2025, Punya Fitur Canggih dan Teknologi Terkini di Kelas Underbone 150cc
Model Motor Suzuki
GIIAS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Motor Unggulan Suzuki
- Terbaru
- Populer
Video Motor Suzuki Terbaru di Oto
Artikel Motor Suzuki dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature