Termasuk dalam segmen LCGC, Ayla tipe terendah ini benar-benar murah. Dengan banderol Rp 98,15 juta, rasanya pabrikan lain tak satupun sanggup mengimbanginya. Tapi jangan harap mendapatkan fitur pemanja. Dari luar hingga ke dalam tampil sangat terondol.
Bagian eksterior mengalami sedikit ubahan dari generasi sebelumnya. Bumper tak lagi menggunakan kelir material mentah, melainkan sewarna bodi. Grille juga didominasi nuansa hitam. Sisanya masih sama. Cukup disayangkan, tampang baru yang sporty tidak diaplikasi.
Ubahan itu hanya ditawarkan pada varian mesin 1,2 liter. Urusan pencahayaan, tak ada lampu LED di depan maupun belakang. Bahkan foglamp pun tak disediakan. Indentitas entry-level semakin tersimak dengan penggunaan pelek model kaleng. Diameternya pun kecil, terbalut ban ukuran 155/80 R13. Mobil jadi tampak kurus.
Beranjak ke kabin, panel instrumen terlihat sangat minimalis. Hanya speedometer dan indikator bensin digital yang mencolok. Sisanya sensor fundamental mengenai informasi kendaraan. Pindah ke bagian konsol. Anda tak dapat menemukan kenop atau tombol apapun. AC dan Head Unit absen guna memangkas harga. Tapi slotnya sudah disediakan jika berniat memberi tambahan. Membuka kaca saja masih mengandalkan tuas putar. Sedangkan perangkat keselamatan, Ayla dilengkapi Side Impact Beam dan seatbelt di baris pertama maupun kedua.
Mengandalkan mesin berkode 1KR-DE. Artinya, berkonfigurasi 3-silinder segaris 998cc. Ukuran (Diameter x Langkah) 71 x 84 mm. Perbandingan ukuran yang tak terpaut jauh, membuat mesin bermain di putaran tengah. Terbukti, tenaga maksimum 65 PS dicapai pada 6.000 rpm dan torsi 86 Nm di 3.600 rpm. Memang tenaga dan torsinya kecil, tapi cukup untuk menopang bobot yang hanya 770 Kg.