First Ride Suzuki Avenis 125: Cari Potensi di Balik Tampilan yang Nyeleneh
Suzuki Indonesia divisi roda 2 menambah portofolio produknya skutik Avenis 125. Dia jadi kesekian lini motor yang ditawarkan pabrikan dengan tampilan berkiblat pasar India. Kami sudah mencobanya secara singkat, menggali potensi di balik skutik bergaya nyeleneh ini.
Buat yang sekadar penasaran atau memang mengincar Suzuki Avenis rasanya perlu tahu impresi berkendara dari motor ini. Rute menjajalnya di sekitaran Sunter, Jakarta Utara dan saat sore itu situasi lalu lintas cukup padat pas untuk menguji skutik komuter tersebut.
Desain
Mari kita mulai dari desain. Soal ini memang bersifat subjektif dan jadi penilaian saya pribadi. Bila melihatnya langsung, terkhusus kelir putih yang dicoba ternyata tampilan Avenis cukup menarik. Beda dari rival, unik, dan ini mungkin celah yang disasar oleh Suzuki Indonesia.
Saya bisa bilang desain yang dimiliki Suzuki Avenis tak semua orang bisa suka. Apalagi konsumen Indonesia yang mayoritas lebih tertarik dengan visual sporty, gambot, dan kekar. Avenis adalah buah tangan dari Suzuki Maruti India, motor ini diracik atas riset pasar di sana, meski begitu produk ini tembus pasar Eropa dan kini mendarat di Tanah Air.
Bila melihatnya dari bagian depan, sebetulnya Avenis sarat akan visual sporty. Dia punya tarikan garis tegas serta lancip mulai dari batok hingga turun ke bawah spakbor. Untuk menambah kesan sporty-nya, ada beberapa aksen serupa kisi-kisi di sisi samping lampu utamanya.
Menilik dari samping, dia tetap konsisten dengan bahasa desain sporty yang kaku. Coba lihat di bagian samping bodinya dibuat floating agar siluet tegasnya semakin terlihat. Sementara pada sisi bodi samping belakang dibuat melebar dengan permainan garis tegas yang jelas.
Mundur ke belakang, stop lamp-nya punya desain yang unik. Terbagi jadi 2 housing lampu yang lagi-lagi bergaya kaku namun tajam khas motor-motor India. Pada bagian buritan ini juga jadi lokasi penempatan bibir tangki BBM bervolume 5,3 liter.
Posisi Berkendara
Dari data pabrikan, Avenis memiliki panjang 1.895 mm, lebar, 710 mm, dan tinggi 1.175 mm. Adapun untuk sumbu rodanya bermain di 1.205 mm, jarak terendah ke tanah 180 mm, dan tinggi jok 780 mm.
Dengan tinggi saya 175 cm dan berat badan 75 kilogram, kedua kaki tak bisa menapak dengan sempurna ke tanah. Gap-nya tipis, alias tak terlalu jinjit. Masih ideal bahkan untuk pengendara dengan tinggi badan 165 cm sampai 170 cm.
Posisi segitiga berkendara tergolong ideal. Area tangan dan bahu terasa pas, namun untuk kaki sedikit menggantung untuk ukuran badan saya. Meski begitu posisi berkendara dari Avenis masih berkategori nyaman untuk postur orang Indonesia.
Duduk di atas bangkunya juga nyaman-nyaman saja, area bokong tercover sempurna dan punya karakter busa yang cukup empuk. Layout footrest yang merata memungkinkan kita untuk mengatur posisi kaki yang paling pas.
Performa
Tekan tombol elektrik starter, mesin hidup dan suaranya terdengar cukup halus. Oh iya, dia punya fitur Easy Start, sekali tekan motor akan menyala dengan cepat tanpa perlu menekan tombol starter berulang-ulang.
Suzuki Avenis 125 dibekali mesin yang sederhana. Rangkanya menggendong enjin berkubikasi 124,3 cc, SOHC, 4-tak, 1-silinder, 2-katup, pendingin udara, dan sudah berpengabut injeksi. Racikan mesin ini mampu memproduksi tenaga maksimal hingga 8,5 daya kuda pada 6.750 rpm dan torsi puncak 10 Nm di 5.500 rpm.
Sementara untuk racikan panjang langkah piston dan diameter pistonnya dibuat (bore x stroke) 52,5 mm x 57,5 mm. Karena berkarakter overbore, mesinnya cukup andal ketika dipakai di tengah kemacetan yang didominasi stop and go.
Area pengetesan hanya di sekita Sunter, Jakarta Utara. Saat itu kondisi lalu lintas cukup pada dan macet. Rancang mesin yang dimiliki Avenis saya kategorikan positif, buka tutup tuas gas lumayan responsif namun perlu dicatat bukan sebuah mesin yang dirancang untuk fun to ride. Ya, artinya enjin ini tidak diciptakan buat high performance.
Kemudian dengan mesin yang diusungnya, putaran mesin tengah terasa loyo. Kira-kira menyentuh 45-50 km/jam, tarikan mesin terasa lambat hingga 70 km/jam. Sayang saya tak bisa menjajal top speed karena mempertimbangkan situasi jalan yang saat itu cukup ramai.
Boleh dibilang mesin yang dijejali tak ada yang istimewa. Performa masih selayaknya motor matik di kelasnya. Jadi, Jadi buat Anda yang memang mengincar performa, Avenis bukan menyajikan itu. Dia lebih menawarkan mesin simpel tapi memberikan kenyamanan yang ekstra
Handling dan Suspensi
Terkait ini, Avenis 125 punya karakter handling yang mumpuni. Meski dibekali dengan kaki-kaki minimalis, pengendalian dari motor cukup stabil ketika utamanya ketika selap-selip di jalanan.
Tak terasa enteng dan juga tak terlalu berat, rasanya pas untuk sebuah motor matik entry level. Gejala limbung atau membuang tak saya rasakan meski secara tongkrongan punya tampilan yang berbeda dari rival sekelasnya.
Ini berkat penggunaan suspensi teleskopik di depan dengan pelek berukuran 12 inci berprofil ban 90/90. Sementara di belakang pakai suspensi tunggal dengan sudut kemiringan yang menurut saya sedikit tegak namun redamannya cukup baik. Pelek di bagian belakang pakai ukuran 10 inci dengan ban 100/90.
Menyinggung pengeremannya, Avenis dibekali dengan cakram tunggal 1 piston di depan dari Nissin. Sementara di belakang pakai model rem drum atau tromol. Selama pengetesan singkat itu, peranti deselerasi dari motor ini terbilang baik, mampu mengimbangi output mesin sederhananya.
Fitur
Sayang Suzuki Avenis 125 yang dijual di Indonesia harus mengalami penyunatan fitur konektivitas dan GPS Navigasi. Padahal di India, ini jadi salah satu selling point yang ditawarkan kepada konsumen. Bisa jadi bila dimasukkan dengan fitur selengkap di India, harganya akan jauh lebih mahal bahkan bisa lebih melar ketimbang Yamaha NMax atau Honda PCX.
Secara garis besar, fitur-fitur yang ada di Avenis versi Indonesia juga dimiliki para kompetitor sekelasnya. Seperti penerapan depan LED panel meter full digital, dan cantolan bawa barang. Kelebihannya adalah dia sudah menganut stop lamp LED, pengereman ICBS (Integrated Combined Braking System), power outlet model USB, Eco Indicator, dan punya engine kill switch.
Ruang Penyimpanan
Sebagai skutik yang diperuntukkan untuk komuter, Avenis memiliki 2 ruang penyimpanan barang di dek depan. Pertama kompartemen terbuka di sisi kiri yang cukup untuk menaruh 1 buah botol mineral. Bila tidak digunakan untuk membawa botol, bisa menyimpan sarung tangan atau benda-benda berukuran kecil.
Sementara di sisi kiri ada kompartemen dengan laci penutup yang cukup besar. Bisa menampung 1 buah smartphone ukuran layar 6,5 inci. Di dalamnya juga ada komponen power outlet USB yang bisa dimanfaatkan untuk mengecas daya baterai gawai. Lacinya dibuat rapi dengan tambahan komponen seal sehingga meminimalisir air masuk ke dalam kompartemen.
Bagasi utamanya bervolume 21,5 liter dan punya ruang yang cukup dalam. Namun sayang untuk menyimpan 1 buah helm half-face RSV SF300 ukuran L tidak bisa diakomodasi. Namun dari video promosi yang dibagikan Suzuki, helm standar bawaan pabrik bisa masuk dengan sempurna.
Nah dengan bentuk foot rest yang rata, Anda bisa juga menyimpan barang bawaan dengan di situ. Terlebih Suzuki Avenis 125 memiliki hook (cantolan di depan dek) dan satu lagi di bawah jok yang lengkap dengan pengait.
Konsumsi BBM
Saat pengetesan itu, saya juga mengukur konsumsi BBM lewat panel meter. Menjajal Avenis sejauh 17 km dengan rute jalan yang cenderung macet didapat angka rata-rata 41,2 km/liter.
Berdasarkan lembar spesifikasi, Avenis memiliki volume tangki BBM 5,2 liter. Sementara bibir tangki bensin dilokasikan pada bagian belakang motor. Cukup unik dan beda dari motor-motor matik entry level yang ada di Indonesia saat ini.
Kesimpulan
Saya simpulkan sebagai skuter listrik yang cocok untuk penggunaan harian. Namun, harga yang ditawarkan Suzuki Indonesia cukup tinggi untuk sebuah matik dengan mesin dan fitur sederhana seperti ini. Terlalu mahal disebabkan status impor utuh alias CBU (Completely Built Up) dari India.
Soal desain balik lagi ke selera. Memang tak semua orang bisa suka namun setidaknya Suzuki tampil beda dengan Avenis dan ingin mencuri celah dari bahasa desain skutik entry level rival yang itu-itu saja. Urusan akomodasi juga patut diperhitungkan, dengan bentuk tubuhnya yang kompak, motor ini masih bisa diandalkan untuk membawa banyak barang. (KIT/ODI)
Baca Juga: Test Ride Suzuki Nex Crossover, Tenaga Responsif Cocok Buat Touring Jarak Dekat
-
Jelajahi Suzuki Avenis
Model Motor Suzuki
GIIAS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Populer
Video Motor Suzuki Avenis Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
124
|
124.8
|
147.3
|
149
|
156.9
|
Tenaga Maksimal
8.5
|
11.1
|
18.23
|
13.8
|
15.8
|
Torsi Maksimal
10 Nm
|
10.8 Nm
|
13.8 Nm
|
11.7 Nm
|
14.7 Nm
|
Jenis Mesin
Single Cylinder, 4-Stroke, 2-Valve, Air-Cooled, SOHC Engine
|
4-Step, SOHC, eSP, Liquid Cooling Engine
|
4-Stroke, Liquid Cooled, DOHC
|
4 Stroke, 4 Valve, SOHC, FI
|
Single Cylinder, 4 Valves, 4-Stroke, Liquid Cooled Engine
|
|
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Suzuki Avenis dari Zigwheels
- Motovaganza