Alasan DFSK Menjual Glory 560 Mesin 1,8 Liter Non-turbo

Varian tertinggi Glory 560 bertransmisi CVT ditawarkan dua pilihan mesin, 1,5 liter turbo dan 1,8 liter Naturally Aspirated (NA). Punya fitur yang tak berbeda, keduanya sama-sama dibanderol Rp 239 juta (OTR Jakarta). Ini menimbulkan pertanyaan. Mengapa DFSK masih menghadirkan varian dengan jantung mekanis non-turbo? Padahal dari segi performa (tenaga dan torsi), ia jauh di bawah.

Glory 560 mesin 1,8 liter NA sengaja disediakan, untuk memberikan konsumen keleluasaan memilih produk sesuai kebutuhan dan keinginan. Tak hanya itu, menurut Arviane Dahniarny, Public Relation and Digital Manager DFSK, berdasarkan pengalaman Glory 580 yang duluan dijual dan punya opsi mesin sama, kebanyakan konsumen di daerah justru memilih tipe NA.

Penyebab lainnya, kebiasaan pelanggan terhadap suatu produk. Masih banyak yang lebih familiar terhadap mesin konvensional tanpa turbo. Pemahaman terkait teknologi dinilai masih belum memadai.

“Ada konsumen yang suka turbo, tapi ada yang suka NA. Itu balik lagi ke konsumen soal kebiasaan dan kenyamanan mereka sama mobil. Seperti di Bali, contohnya, konsumen banyak yang suka 1.8 NA. Bisa jadi ya (pemahaman mesin turbo masih awam, red), mungkin juga dipikir perawatan, penggunaan dan lainnya,” terangnya, Selasa (20/08).

Diluncurkan pertama kali di IIMS 2019 pada April lalu, Glory 560 direspons positif masyarakat. SUV itu sudah terjual sebanyak 2.000-an unit hingga Juli kemarin. Varian 1.5L CVT L-Type menjadi yang paling diminati. Sementara 1.8L CVT L-Type tak kalah. Dari persentase berdasarkan mesin, model NA meraih angka cukup tinggi.

“Penjualan 1,5 liter Turbo 71 persen, sedangkan 1,8 liter 29 persen,” ungkapnya.

Sebagai informasi, dapur pacu Glory 560 1,8 liter NA menghasilkan daya sebesar 139 PS di 6.000 rpm, dengan torsi 187 Nm yang muncul dari 3.600 sampai 4.200 rpm. Angka ini terpaut cukup jauh dengan 1.5L Turbo CVT L-Type, yang mampu memproduksi hingga 150 PS pada 5.600 rpm, momen puntir 220 Nm di rentang 1.800 hingga 4.000 rpm. Secara data, harusnya mesin turbo mampu memberikan akselerasi yang lebih mantap. Ia cocok untuk kondisi lalu lintas padat karena torsinya sudah keluar sejak putaran bawah. Begitu pula di jalur lancar, ia dapat mencapai kecepatan puncak lebih mudah dan tinggi karena daya dorongnya yang lebih besar.

Dari segi fitur, keduanya sama-sama lengkap dan tak berbeda. Pada perangkat keamanan dan keselamatan, misalnya, mereka mempunyai Electronic Braka Assist (EBA), Traction Control System (ECS), Hill Hold Control (HHC), Electronic Stabiltity Program (ESP), Parking Sensor, kamera belakang, dua airbag dan Electronic Parking Brake. (Hfd/Odi)

Baca Juga: Bedah Semua Varian DFSK Glory 560