First Drive All New Nissan Serena: Makin Berkelas!

Tak perlu menabung lebih lama, untuk dapat menikmati kenyamanan MPV premium seperti Toyota Alphard atau Nissan Elgrand. Dengan setengah budget, Anda pun bisa merasakannya melalui kelas MPV di bawahnya. Ya, model high roof MPV yang eksis sejak 2004 lalu, menjadi alternatif menarik bagi keluarga yang ingin mobil berkabin lapang. Pemain terlama kelas ini, siapa lagi kalau bukan Nissan Serena. Sesuai trahnya sebagai mobil keluarga, akomodasi penumpang sangatlah menawan. Fleksibilitas pun tetap tinggi untuk dipakai harian di berbagai kondisi. Mesin bensin 2.0-liter dan penggerak roda depan, bersahabat untuk pemakaian dalam kota.

Lama menanti generasi kelima C27, akhirnya tiba juga Februari 2019 lalu. Didatangkan utuh dari Jepang dengan peningkatan dari sisi kenyamanan maupun fitur, niscaya mampu memantapkan posisi Serena sebagai pionir di kelasnya. Bentuk dasar medium MPV, tidak bakal terlepas dari serba mengotak yang kaku dan datar. Karena luas ruang kabin menjadi prioritas utama, memanfaatkan seisi ruangan sebagai bentuk akomodasi penting dalam menampung penumpang.

Desain Serena masih memikat hati. Hanya mengalami perombakan di sana-sini, tanpa ada perubahan total. Tidak ada gebrakan baru yang berani, tapi secara keseluruhan, desainnya lebih futuristik dibanding sebelumnya yang terlampau polos. Perubahan fascia depan lebih lancip dengan sudut-sudut tajam memberi penampilan sport, membuat desain boxy Serena berubah lebih luwes. Sayang, model headlamp bertingkat, membuatnya mirip dengan model MPV merek lain.

Khusus tipe Highway Star, terpasang spoiler di sekeliling bodi. Ini menjadi bagian pembeda dengan varian bawahnya. Ukuran pelek tak berubah, tetap 16-inci. Semua pilar dikelir hitam, bahkan pilar D didesain gaya jendela menyatu, memberi efek atap mengambang. Agar semakin kuat kesan itu, ada pilihan warna two-tone yang melabur seluruh atap dengan warna hitam.

Kepraktisan akses ke dalam kabin meningkat. Nissan mengenalkan fitur touchless sliding door, yang memudahkan membuka pintu geser samping lewat sensor. Sangat bermanfaat, ketika sedang membawa banyak barang atau menggendong anak. Tinggal ayunkan kaki di area kolong pintu, maka secara otomatis pintu terbuka. Syaratnya satu, mengantongi remote kunci.

Mengakses bagasi makin mudah berkat dual back door. Area kaca dapat dibuka terpisah, selain pintu belakang keseluruhan. Ingin mengambil atau menaruh barang kecil, tak perlu membuka semua pintu yang tergolong besar dan berat.

Begitu masuk ke dalam, desain dashboard minimalis menyambut. Gundukan besar panel instrumen hilang, berganti bidang datar yang tidak menghalangi pandangan. Posisi mengemudi tetap sama seperti Serena C26. Pengaturan kursi dan setir komplet, meski tanpa sistem elektrik. Yang menarik desain setir dengan model flat bottom. Tampak sporty sekaligus menambah luas bagian kaki.

Panel instrumen masih berbentuk digital. Kini di dalamnya ada monitor lain berukuran 7-inci yang bisa diubah-ubah modenya. Dapat berupa tachometer analog, informasi konsumsi bahan bakar, hingga kamera 360 derajat yang termasuk dalam Intelligent Around View Monitor (I-AVM). Head unit monitor layar sentuhnya semakin canggih. Tambahannya berupa koneksi smartphone, walau masih harus menggunakan kabel data. Monitor atap untuk penumpang belakang masih ada. Sekarang ukurannya bertambah besar, menjadi 11-inci.

Konfigurasi kursi sedikit berubah. Satu fitur yang hilang, SMART Multi Center Seat. Sehingga bagian tengah lebih lowong sebagai gang untuk berpindah ke kabin belakang. Minusnya, kekurangan area penyimpanan. Kursi baris kedua menjadi model captain seat seutuhnya, tapi masih dapat digeser atau maju dan mundur. Sementara kursi baris ketiga, tetap menawarkan ruang kepala dan kaki luas untuk penumpang dewasa. Balutan kulit pun turut memberi sentuhan kemewahan yang tidak ada di kelengkapan standar Serena C26.

Penumpang turut dimanjakan banyaknya power outlet untuk mengisi daya smartphone. Di depan saja ada empat, satu power outlet, dua USB port di laci dan satu di head unit. Total ada tujuh buah, tiga lagi tersedia untuk penumpang belakang.

Basis mesin setia dengan MR20DD 4-silinder 2,0-liter lengkap dengan teknologi katup CVTC. Ada sedikit pembenahan yang membuat mesin ini lebih ramah lingkungan dan responsif. Kompresi dinaikkan menjadi 12,5:1 (sebelumnya 11,7:1), sehingga mewajibkan penggunaan bensin minimal RON 92. Lalu Dual Arm Tensioner (DAT) mampu mengurangi friksi dan gesekan di jeroan mesin. Hal ini mengubah spesifikasi oli menjadi 0W-15. Soal efisiensi bahan bakar, dikatakan bertambah irit. Kami belum mengujinya lebih detail, menurut klaim Nissan lebih irit 7 persen atau 1 km/liter.

Tenaga naik sedikit ke 150 PS, sedangkan torsi turun jadi 200 Nm. Lebih dari cukup untuk penggunaan harian atau pelesiran saat akhir pekan. Pengantaran tenaga halus melalui transmisi CVT yang ditambahkan fitur Adaptive Shift Control (ASC). Lebih pintar karena mampu menyesuaikan karakter injakan pedal gas. Bila dibawa santai sangat halus, hingga terasa tidak bertenaga. Tidak ada entakan tenaga seperti transmisi matik konvensional. Namun saat memperhatikan speedometer, peningkatan kecepatan tergolong cepat.

Ditambah bantingan suspensi nyaman dan lembut, kecepatan hingga di atas 100 km/jam sama sekali tidak terasa kencang. Terlebih body roll berkurang, setelah shock absorber diganti yang lebih keras. Limbung di kecepatan tinggi tereduksi, begitu pula kala menikung kencang. Serena bukanlah mobil lincah mengingat bodinya yang bongsor. Tapi harus diakui, kenyamanan kabin dan suspensinya semakin menawarkan impresi berkendara, kenyamanan serta kemewahan MPV ‘berkelas’ mendekati Nissan Elgrand. (Odi)

Baca Juga: First Drive Nissan Leaf: Kesan Pertama “Biasa Saja” Terhadap Mobil Listrik