Michelin Power RS, Ban Perkasa!

Motor sport di kelas 250 cc tidak pernah surut peminat. Entah untuk mereka yang menggunakannya sehari-hari, atau jadi ‘istri kedua’ yang lebih sering nongkrong di rumah, dan hanya keluar di akhir pekan. Apapun fungsinya, motor-motor ini seperti menggoda untuk dimodifikasi, termasuk sektor kaki, khususnya ban. Para produsen ban pun meramaikan dengan produk andalan mereka. Termasuk Michelin dengan Power RS.

Anda yang melek soal teknologi motor dan komponen pendukungnya, mungkin sudah paham soal teknologi 2CT alias Two Compound Technology, milik Michelin. Bagian pinggir telapak ban (shoulder) memiliki kompon yang berbeda dengan tengah. Bagian shoulder komponnya lebih halus untuk menghasilkan cengkraman yang lebih maksimal ketika bermanuver. Dengan kata lain, Anda bisa lebih miring ketika berbelok lantaran teknologi ini.

Nah, pada Michelin Power RS, ban depannya masih memanfaatkan 2CT. Tapi bagian belakang, dibekali teknologi baru bernama 2CT+. Apalagi itu? Seperti 2CT, tapi bahan kompon tengah yang lebih berdaya tahan lama, masuk juga di lapisan bawah shoulder. Artinya, ada dua material kompon berbeda di bagian tepi telapak ban. Asyik ya?

Kami berkesempatan mencoba ban baru ini, dipasangkan dengan motor naked Yamaha MT25. Kenapa harus motor itu? Karena menurut Michelin, ban yang menggabungkan kelebihan Michelin Power SuperSport Evo dengan Pilot Power 3 didesain untuk berbagai tipe motor sport, segede apapun motornya. Jadi sah saja dipasangkan untuk MT25. Motor ini sudah didesain dengan mesin yang bertenaga 36 PS, plus torsi 22,6 Nm.

Sebelum mulai, untuk diketahui, suspensi depan dan belakang, serta mesin motor ini standar bawaan pabrik, dengan ubahan pada knalpot. Ban Michelin Power RS yang digunakan memiliki ukuran 120/60 untuk di depan dan 160/60 di belakang. Untuk perbandingan, ban standar Yamaha MT25 berukuran 110/70 (depan), dan 140/70 untuk belakang.

 

Saat cuaca kering, di jalan lurus, motor yang dipacu hingga 100 km/jam, terasa lebih stabil meski permukaan jalan tidak selamanya rata dan mulus. Saat diajak miring untuk menikung pada kecepatan 60 km/jam, cengkraman ban terasa meyakinkan, demikian juga saat motor ditarik keluar tikungan dengan agak kasar. Singkat kata, MT25 yang dikendarai terasa lebih meyakinkan untuk bermanuver di kecepatan menengah.

Nah, sekarang waktunya uji pengendaraan saat basah. Telapak bannya yang minim kembangan, memberikan impresi ini ban kering. Namun saat melakukan pengereman mendadak dan motor terasa meyakinkan, melahap tikungan yang agak panjang dengan kecepatan sekitar 60 km/jam pun ternyata bukan masalah. Memang terjadi sedikit loss grip saat motor dientak keluar dari tikungan yang basah, tapi dengan cepat ban mendapatkan kembali cengkramannya.

Yang sebetulnya jadi pertanyaan, daya tahan ban ini. Tahu sendiri kondisi jalan di Indonesia. Kalau tidak lubang, ya benda tajam yang jadi hambatan. Kami berbincang dengan beberapa pengguna moge dengan ban premium seperti Michelin Power RS ini. Dan mereka rata-rata mengamini, kalau tidak terpaksa, hindari menggunakan jalur kiri karena takut paku. Yang lain, kalau punya uang lebih, beli pelek baru untuk dipasangkan ban premium. Sehari-hari pakai ban standar, weekend atau saat touring, baru pakai yang mahal. Tapi apapun caranya, kami suka dengan Michelin Power RS. (Ddn/Odi)

Baca Juga: Lebih Dekat Dengan Yamaha MT25