Apa yang Harus Berubah dari Toyota Avanza Veloz?

Semua ini terkait pada perubahan besar yang harus terjadi pada Toyota Avanza-Xenia generasi selanjutnya. Karena duet fenomenal yang saat ini beredar, merupakan generasi kedua dan sudah ada sejak 2011 lalu. Sedang perbedaan antara generasi kedua dan pertama tidaklah terlampau banyak. Terutama di balik kulitnya, masih menganut unibody, alias penggunaan rangka semi monokok yang dipasang pada sasis ladder frame, serta format penggerak roda belakang (RWD).

Berarti sudah saatnya beregenerasi lagi. Isu berembus, kemungkinan terjadi tahun depan. Rumornya juga, konsep Daihatsu DN Multisix, cikal bakalnya. Ini pasti menjadi pekerjaan sulit bagi Daihatsu dan Toyota sebagai peracik utama Avanza. Karena Avanza dan Xenia contoh kebutuhan dasar pemakai mobil di Indonesia. Bila terjadi perubahan besar-besaran seperti, mengubah format menjadi penggerak depan (FWD) dan sasis monokok, mungkin bakal mempertaruhkan reputasinya selama ini. Banyak yang senang tapi bisa jadi banyak konsumen yang beralih ke merek lain.

Jadi, struktur dasar bodi dan penggerak sangat berpengaruh dari sisi pengendaraan dan pengendalian. Jika mempertahankan seperti sekarang, berarti tetap dengan karakter pengendaraan kasar, limbung, namun daya tahan suspensinya kuat. Karena penggerak RWD lebih sederhana ketimbang FWD dengan komponen lebih sedikit sehingga awet. Sasis unibody tergolong kaku karena masih berhubungan dengan ladder frame yang berpadu dengan monokok. Titik gravitasi tinggi, jadi tidak bisa sestabil monokok murni.

Nah, transformasi menjadi sasis monokok murni dan penggerak FWD mungkin saja terjadi. Semua itu demi menghasilkan pengendaraan yang lebih baik dari sisi kestabilan maupun kenyamanan. Karena sampai saat ini, baik Xenia, Avanza hingga Veloz, masih kalah soal kenyamanan dan kestabilan dibandingkan kompetitor Low MPV lain yang rata-rata berbasis monokok dan FWD. Kecuali Wuling Confero, monokok tapi RWD.

Mesin masih bisa mempertahankan pilihan saat ini, karena tergolong baru dan teknologinya pun sudah sesuai perkembangan zaman. Mesin 2NR-VE 4-silinder 1,5-liter, membanggakan teknologi dual VVT-i di katupnya. Mesin ini dirancang lebih irit dan performanya terbilang mencukupi untuk pemakaian wajar. Tidak hanya di Toyota Veloz, model Toyota lain seperti Yaris, Vios, Sienta dan mungkin Rush terbaru juga memakainya. Dari sisi transmisi bisa saja ditingkatkan. Seperti transmisi manual jadi 6 tingkat percepatan dan menggusur transmisi matik konvensional menjadi CVT. Performa yang lebih baik bisa tercapai selain efisiensi bahan bakar meningkat.

Toyota Veloz yang beredar sekarang, adalah Avanza dengan fitur paling lengkap. Tapi ternyata kompetitornya sudah melangkah lebih maju lagi. Contohnya Honda Mobilio RS dan Mitsubishi Expander Ultimate. Mereka sudah dibenamkan fitur keselamatan lebih maju seperti kontrol stabilitas, kontrol traksi dan Hill Start Assist (HSA). Kalau ingin menjadi pemain terkuat di jajaran flagship Low MPV, setidaknya Veloz berikutnya harus sudah ada fitur-fitur tersebut. Jika ingin lebih unggul lagi, tambahkan jumlah kantung udara dan sematkan cruise control.

Baca Juga: Layakkah membeli Avanza Veloz bermesin 1.3?