Toyota Veloz Hybrid EV

Masuk ke interior, calon konsumen akan mendapatkan desain serupa dengan model mesin konvensionalnya. Bagian dalam yang terlihat ada ubahan adalah penggunaan warna hitam dari model konvensional yang menyematkan warna putih. Pada jok juga menggunakan warna hitam dengan aksen putih.

Perhatian tersendiri ada pada varian Q Modellista yang menawarkan head unit 10 inci dimana varian terendah V mendapatkan layar 9 inci. Layar besar di varian Q menawarkan kemampuan sambungan Android Auto dan Apple Carplay, memudahkan tapi kurang mengesankan.

Pasalnya dari segi tampilan serta sistem operasi, layar besar ini tetap mengesankan jadul. Membandingkan dengan tawaran produk Tiongkok jelas bagian ini akan mengecewakan konsumen Toyota. Selain itu kehadiran panoramic view 360 derajat, tidak terlalu baik karena kualitas kamera yang seadanya. Cukup disayangkan bagi konsumen yang perfeksionis, bagian headunit dan hiburan ini pasti akan dibongkar pertama kali.

Tapi layar ini juga membawa beberapa fitur yang memudahkan. Misal pembacaan kartu uang elektronik (Mandiri, BCA), entertainment yang terdiri dari browser internet, hingga saluran TV digital dan konten audio digital. Fitur T-intouch juga tersambung dengan layar ini yang ditawarkan dengan langganan gratis selama tiga tahun. Ini adalah fitur telematika yang memudahkan mengontrol kendaraan lewat telepon genggam.

Lanjut, hal menarik yang ditawarkan Veloz HEV salah satunya adalah digital meter cluster berukuran 7 inci. Masih serupa dengan varian mesin ICE, namun kini hadir tambahan informasi mengenai alur energi yang sedang digunakan serta informasi lain seperti penggunaan ADAS adaptive cruise control yang merupakan fitur terbaru.

Pada varian Modellista terdapat tambahan rear seat entertainment, dan tire inflator, sebagai pelengkap kenyamanan. Fitur kenyamanan lain yang sudah hadir pada model ICE terdahulu, seperti EPB dengan auto hold, wireless charging, auto A/C tanpa arah semburan, tombol start stop yang kini hadir dengan warna biru, ditawarkan di sini. Hadir juga fitur double blower dengan tingkat semburan juga dua USB port A di baris kedua.

Selain itu, tidak ada lagi bahasan menarik dari interior low MPV ini. Secara umum peningkatan premium tidak dirasakan dimana penggunaan bahan soft touch misalnya, sedikit ditemui di sini. Area baris ketiga juga tidak mendapatkan tambahan kenyamanan. Toyota menyediakan aksesori yang masuk dalam Toyota Customization Option (TCO) bagi konsumen yang mau merogoh kantong lebih dalam untuk mendapatkan air purifier, rumah kaca spion ala karbon, dan DVR. Upaya yang cukup menarik untuk meningkatkan value kenyamanan low MPV ini.

Untuk bagian desain, Toyota tidak menawarkan banyak ubahan. Sedikit mengecewakan memang, melihat produk yang bentuknya serupa dengan model konvensionalnya. Terlebih untuk yang sudah menunggu lama, penasaran dengan bentuk model terbaru ini yang ternyata serupa dengan pembaruan di 2021 alias generasi ketiga dengan platform TNGA.

Pembeda yang bisa dilihat dengan mudah bagi masyarakat awam adalah kehadiran emblem HEV berukuran mungil di pintu belakang. Rasanya seperti Toyota tidak percaya diri dengan tawaran teknologi yang dimilikinya, berbeda pada beberapa produk yang tampil jumawa terhadap teknologi elektrifikasinya.

Kembali soal desain. Ubahan yang disebutkan Toyota ada pada detil yang harus diperhatikan. Pembeda dengan varian konvensional adalah hilangnya elemen krom yang mendominasi berganti dengan dark chrome untuk tampilan yang disebut tegas dan ekslusif. Grille depan juga mendapatkan pewarnaan black piano finish untuk varian Q dan warna doff di varian termahal Modellista dan juga housing lampu berwarna hitam.

Varian Modellista memang paling banyak mendapatkan ubahan, termasuk kehadiran bodykit yang menambah kesan tangguh, meski terlihat “lebay” disematkan pada sebuah low MPV. Mungkin lebih menarik dengan pendekatan GR yang sport, tapi ini kembali soal selera. Selain itu ada penggunaan warna bodi two tone dengan roof rail silver serta over fender hitam untuk kesan SUV tangguh. Side skirt berlogo Modellista, cover foglamp lebih panjang, add-on pada bemper belakang, serta penggunaan warna hitam doff di bagian bawah bodi. Terakhir adalah penggunaan pelek 17 inci dengan finishing hitam glossy.

Di atas kertas, Veloz HEV menawarkan panjang 4.475 mm, lebar 1.750 mm dan tinggi 1.700 mm. Varian Modellista lebih panjang dan lebar tipis yakni, 4.512 mm dan 1.780 mm berkat penggunaan bodykit. Untuk wheelbase memiliki panjang 2.750 mm dengan ground clearence 205 mm.

Bahasan eksterior ini berlanjut dengan tawaran warna yang bisa dipilih calon konsumen. Varian standar yakni V dan Q bisa mendapatkan tawaran empat warna monotone yakni platinum white pearl yang merupakan warna premium, silver metallic, dark red mica, dan black.

Varian Modellista, baik Q dan Q TSS, mendapatkan tawaran tiga warna dual tone. Pilihannya White and Black sebagai warna premium, silver & black, dan red & black.

Sebagai kesimpulan, eksterior Veloz Hybrid memang tidak terlalu istimewa. Pendekatan esensial dilakukan Toyota, kemungkinan untuk menekan harga. Meski sebenarnya, beberapa hal bisa ditambahkan untuk meningkatkan kesan “elektrifikasi” yang sudah lama ditunggu. Misal penambahan emblem hybrid di beberapa titik, logo berwarna biru, atau tawaran warna bodi cerah sebagai penanda spesies baru, berbeda dari Veloz terdahulu.

Ini jadi salah satu pertanyaan utama dari kehadiran Veloz Hybrid. Oto Media Group mendapat kesempatan untuk menjajal lewat ajang media test drive di Lombok beberapa waktu lalu. Ini lebih baik dibandingkan tawaran rute di area terbatas saat sesi first drive sebelumnya.

Pada percobaan di jalan umum ini, mobil diisi lima penumpang dengan barang bawaan. Total beban dikatakan sekitar 330 kiogram. Jarak tempuh pengujian terhitung singkat, dari hotel menuju Sirkuit Internasional Mandalika sekitar 71,6 kilometer.

Rute yang dilalui adalah jalanan khas Lombok. Ada tikungan, tanjakan dan turunan yang khas pulau tersebut. Gaya berkendara dibuat normal, kadang dengan kecepatan tinggi, kadang bersantai menikmati pemandangan Lombok, sekitar 40 sampai 60 km/jam.

Hasilnya, lewat informasi di MID Veloz HEV terlihat angka rata-rata konsumsi. Misal saat berkendara agresif sekitar 22 km/liter. Angka yang paling efisien dari rombongan sekitar 24,6 km/liter.

Jika ingin membandingkan dengan model low MPV lain, Veloz hybrida memang menawarkan hasil yang signifikan. Misal, Ertiga dengan teknologi Mild Hybrid, hasil konsumsi BBM untuk transmisi manual di 22,11 km/liter dan transmisi otomatis 19,66 km/liter. Model Xpander di angka 14,7 sampai 18 km/liter di berbagai situasi berkendara.

Namun teknologi hibrida Veloz bukan yang paling canggih. Terbaru ada Wuling Darion dengan teknologi PHEV miliknya. Rata-rata hasil tes konsumsi bahan bakarnya mencapai 24,3 sampai 30 km/liter.

Bagian inilah yang utama. Veloz HEV merupakan spesies yang berbeda berkat kehadiran motor listrik, baterai, yang berpadu dengan mesin 1.500 cc miliknya. New Veloz HEV menggunakan sistem hibrida yang serupa dengan Toyota Yaris Cross HEV yang disebut Series – Parallel Toyota Hybrid System. Penjelasannya, sistem ini memadukan kinerja motor listrik, baterai lithium ion, dan mesin konvensional untuk menjalankan kendaraan dan menyentuh tingkat efisiensi yang lebih baik.

Saat baterai terisi dan kendaraan berjalan pelan, mobil bisa bergerak hanya dengan tenaga dari motor listrik alias mesin tidak bekerja. Hasilnya berkendara lebih senyap dan tanpa emisi.

Saat berakselerasi atau kecepatan bertambah, mesin mulai bekerja mensuplai tenaga ke roda dan mengisi daya baterai. Saat kecepatan lebih tinggi, mesin bensin mendominasi menggerakkan kendaraan sebab dinilai lebih efektif sembari mengisi daya pada baterai.

Data di atas kertas, New Veloz HEV menggunakan mesin 2NR-VEX 1.496 cc 4 silinder DOHC Dual VVT-i yang digabungkan dengan transmisi generasi anyar, eCVT. Tenaganya diklaim mencapai 111 PS yang dihasilkan dari motor listrik dan bensin, sedangkan mesinnya sendiri menghasilkan tenaga 91 PS. Torsi melimpah ditawarkan motor listrik sebesar 141 Nm dengan torsi mesin konvensionalnya sebesar 121 Nm.

Kesan pertama saat menjejakkan pedal gas adalah, serupa dengan model konvensional. Tawaran kesenyapan ala kendaraan listrik itu ternyata punya syarat. Pengemudi harus melihat kondisi daya pada baterai agar sistem dapat menggerakkan motor listrik seutuhnya, dan ini tidak dijelaskan detil. Misal, berapa persen daya minimal untuk bergerak perlahan bersama motor listrik. Jika hal ini tidak terpenuhi, bergerak lambat juga menggunakan mesin konvensional.

Pada area impresi perdana, tidak ada kontur tanjakan atau turunan yang dapat menggambarkan pengisian daya dengan pengereman regeneratif. Ini membuat mesin bensin mayoritas bekerja mengisi daya. Pada kesempatan beberapa kali putaran, daya baterai yang sudah terisi memang menawarkan rasa berkendara senyap tersebut.

Gambaran berbeda saat bergerak lebih cepat. Pedal gas yang diinjak dalam membuat mesin mengerung kencang bersamaan dengan tawaran tenaga di awal dari motor listrik. Terhitung menyenangkan mendapatkan tenaga yang cepat, cocok untuk pengemudi yang gemar merasakan torsi instan. Pada kecepatan yang lebih tinggi, mesin bekerja sendirian menawarkan tenaga yang tidak putus di putaran tinggi.

Soal noise, vibration dan harshness (NVH) ini juga terhitung sedikit membaik. Pertama karena penggunaan motor listrik di kecepatan rendah, kedua karena kehadiran komponen baterai pada sistem hibrida yang membuat getaran mesin jadi lebih sedikit dirasakan. Beban tambahan ini juga membuat feeling berkendara Veloz HEV berbeda.

Misal saat bermanuver di kecepatan rendah, lewat perpaduan transmisi eCVT, kerja motor listrik, tenaga instan, membuat karakter low MPV ini terhitung lebih menarik. Mulus, presisi mengikuti arah gerakan, dan terasa bertenaga. Kecepatan tinggi dan bermanuver juga menambah rasa percaya diri. Arena zig-zag dilewati dengan sigap, meski ada body roll, namun minim dirasakan dibandingkan model konvensional. Untuk area ini memang patut diapresiasi.

Sayangnya, pada skenario jalan bergelombang dengan speed trap, area suspensi yang tidak mendapatkan perubahan ini terasa seperti model konvensional. Keras dengan bantingan yang cepat. Ini juga membuat interior utamanya bahan-bahan plastik yang ada berderak kencang. Kesan yang sebenarnya familiar sebab sudah memahami karakter model konvensionalnya, namun memang sedikit mengecewakan sebab ini merupakan produk yang terhitung high end.

Soal rasa berkendara juga tidak berubah banyak. Area sudut pandang pengemudi terhitung serupa dengan model konvensional. Kecuali kehadiran layar besar berukuran 10 inci yang memberikan kesan berbeda. Pilar A juga tidak menyulitkan untuk melihat sekeliling kendaraan.

Area kemudi juga demikian. Hanya kehadiran tombol-tombol baru yang patut dipelajari oleh pengemudi. Sebut saja tawaran adaptive cruise control yang hadir di model Q Modellista TSS. Pengoperasiannya terbilang mudah namun sedikit rumit sebab membutuhkan beberapa tahap. Ini butuh penyesuaian tersendiri.

Pemanfaatan layar digital meter cluster dengan beberapa informasi juga memerlukan waktu. Pengemudi dapat memanfaatkan berbagai informasi yang ada pada layar tersebut untuk kebutuhan perjalanan. Terdapat pengaturan desain tampilan, kecerahan layar, display setting, suara buzzer, hingga vehicle setting. Ini semua sayangnya tidak tersedia di head unit, sehigga pengaturannya dilakukan lewat tombol di lingkar kemudi.

Veloz hibrida mendapatkan tambahan fitur canggih pada sistem bantuan berkendara. Fitur ini menambah beberapa fitur yang sebelumnya sudah ditanamkan pada sistem Toyota Safety Sense (TSS) Veloz yakni pre collision warning and pre collision braking, front departure alert, pedal misoperation control, lane departure warning and lane departure prevention, rear crossing traffic alert, blind spot monitoring.

Fitur adaptive cruise control yang ditawarkan New Veloz HEV memanfaatkan kehadiran sensor kamera di kaca depan. Fitur ini memungkinkan mobil menjaga jarak aman secara otomatis dengan kendaraan di depan, bahkan saat di kecepatan rendah.

Pengemudi cukup mengaktifkan fitur cruise control pada tombol di lingkar kemudi sebelah kanan. Saat meter cluster menunjukkan fitur sudah aktif, tekan tombol set ke bawah, dan kendaraan akan mulai bergerak. Pada idi media test drive kali ini, skenario mengaktifkan bisa dilakukan saat kendaraan berhenti (serupa kemacetan) atau saat berjalan.

Hasilnya, pengemudi tidak perlu mengoperasikan pedal akselerator maupun rem. Pembacaan fitur ini terhitung presisi, mengikuti kendaraan di depan. Jarak juga bisa diatur untuk menentukan seberapa jauh kendaraan dengan kendaraan di depan. Saat kendaraan di depan berbelok, atau tidak ada lagi kendaraan di depan mobil, fitur ini akan nonaktif dan meminta untuk memulai proses dari awal.

Veloz Hybrid EV adalah penanda penting demokratisasi teknologi hibrida di segmen LMPV Indonesia berkat penawaran harga yang sangat kompetitif. Toyota patut diapresiasi karena membawa teknologi hibrida penuh (Series – Parallel) ke segmen yang lebih terjangkau, menghasilkan efisiensi bahan bakar yang superior dan peningkatan kualitas berkendara (NVH, distribusi bobot).

Namun, hadirnya Veloz HEV gagal memanfaatkan momentum untuk mendefinisikan standar baru sebuah elektrifikasi. Secara eksterior dan interior, Toyota terlalu bermain aman dengan desain yang hampir identik model konvensional. Hal ini kontras dengan perkembangan teknologi hibrida yang kini sudah lebih canggih—terlihat dari capaian konsumsi BBM kompetitor lain seperti PHEV yang dapat menyentuh angka 30 km/liter—dan juga tawaran fitur hiburan yang jauh lebih modern. Singkatnya, Veloz HEV adalah langkah maju yang penting untuk pasar, tetapi bukan lompatan teknologi revolusioner dari Toyota.

Pertanyaan lain, siapa konsumen yang dituju oleh Veloz HEV ini? Melihat tawaran harga Rp299 juta sebagai yang termurah, kemungkinan di sisi armada perusahaan yang ingin mendapatkan kendaraan irit. Namun melihat tawaran harga tertinggi dengan fitur terlengkap, sekitar Rp390 juta, rasanya Veloz HEV punya banyak saingan dengan tawaran fitur yang lebih modern dan lengkap.

Jika penasaran apa tawaran model termurah V HEV, juga sudah dibahas. Selain ketidakhadiran fitur ADAS, varian termurah ini juga ala kadarnya dengan tawaran layar 9 inci yang kurang menarik. Sisi luar juga tidak banyak berbeda. Toyota benar-benar menawarkan teknologi hibrida efisien untuk calon konsumen yang ingin merasakan keunggulan mobilitas hibrida.

Sulit untuk melihat Veloz HEV sebagai sebuah produk yang menarik.