Naik Rp 6 jutaan, Ini Kelebihan dan Kekurangan Honda Rebel Terbaru

Rebel lahir sebagai kanvas kosong yang nantinya mudah dipersonalisasi oleh masing-masing selera konsumen mereka. Tampilannya memang sederhana, namun terkesan memberontak dengan gaya khas cruiser. Salah satu tulang punggung line up big bike Honda ini kini disegarkan. Membuat harganya naik Rp 6 jutaan, menjadi Rp 169,2 juta OTR Jakarta. Dari sekian perubahan dilakukan, inilah kelebihan dan kekurangan Rebel.

Kelebihan

Modernisasi yang dilakukan pada berbagai sektor, berhasil membuat Rebel tak ketinggalan zaman. Headlight kini dipasang LED dan terbagi dalam empat bulatan. Plus, DRL di bawahnya. Terkesan seperti barang aftermarket, tapi kami rasa justru tampangnya jadi makin sangar. Sein dan stoplamp LED juga menambah aura modern si cruiser Honda, sekaligus memberi kualitas pencahayaan lebih baik dan hemat daya.

 

Panel instrumen jauh dari kata canggih, tak lagi ditemui. Bagian ini sekarang diperbaharui dan membawa teknologi terkini, meski tampilan dibiarkan bulat minimalis khas motor klasik. Sehingga benang merahnya tidak hilang. Apa yang disajikan pun tergolong informatif. Mulai kecepatan, posisi gear, fuel gauge, hingga penghitung konsumsi bahan bakar real time maupun rata-rata. Cukup.

Tambahan kelir Jeans Blue Metallic turut memberi kesan segar. Tema seperti ini agak jarang ditemukan pada motor lain, membuatnya unik. Kami rasa tanpa dikostumisasi warna lagi padanan ini sudah representatif. Namun sayang, Anda yang suka aksen kontras kelir merah di versi terdahulu harus bersabar. Honda menghapusnya dari peredaran. Opsi kelir yang ada tinggal Graphite Black dan Matte Armored Silver Metallic, selain tema Jeans tadi.

Baca juga: Dijual Rp 169,2 Juta, Ini Ubahan Honda CMX 500 Rebel Terbaru

Beranjak ke teknis, mesin dua silinder parallel 471 cc DOHC, kini berpadu dengan teknologi transmisi assist dan slipper clutch. Otomatis, tuas kopling lebih ringan dioperasikan. Dan yang paling penting, gejala ban mengunci saat proses downshifting pada rpm tinggi terhindarkan. Ini berpengaruh juga pada kehalusan perpindahan gigi. Namun biasanya, engine brake bakal terasa kurang karena ada slipper clutch. Meski perlu dibuktikan secara langsung.

Tapi setidaknya, bekalan rem Rebel mumpuni. Di depan pakai ukuran 296 mm dan belakang 240 mm dengan jepitan kaliper Nissin. Dan juga, sensor ABS terkoneksi di dua roda. Sementara output tak ada yang berubah. Catatan pabrik masih menampilkan daya maksimal 44,9 Hp/8.500 rpm, serta torsi 43,6 Nm/5.500 rpm.

Sebagai informasi, mesin ini diambil dari CBR500R. Namun sistem injeksinya dibedakan, sehingga memberi output torsi linear dari putaran bawah ke atas. Pun pada dasarnya, ukuran bore dan stroke mesin ini hampir square (67 x 66,8 mm). Sehingga tak akan terlampau sporty.

Lanjut mengenai kepraktisan, Rebel tergolong tidak menyulitkan. Bobot mencapai 191 kg, tak memberi dampak signifikan bagi postur standar sekalipun. Hal ini berkat gaya khas cruiser yang memang pendek. Hanya tertera angka 690 mm untuk jarak jok ke tanah. Mudah untuk kaki memijak sempurna.

Kekurangan

Sayangnya, Rebel yang dijual seharga Rp 169,2 juta ini belum memakai teknologi throttle-by-wire. Yang otomatis, membuat riding mode pasti absen. Dinamika karakter laju diatur penuh oleh sang pengendara. Memang, bukan sebuah urgensi. Namun mengingat CBR250RR saja punya – yang berada di kelas bawah – mengapa ini tidak?

Kontrol traksi juga tak hadir di Rebel. Padahal secara output, ia sudah membutuhkan itu. Pusaran tenaga besar bisa saja membuat orang yang tak berpengalaman menarik gas berlebihan. Sehingga traksinya tak terkontrol.

Dan terakhir, fork buatan Showa di depan masih bermodel teleskopik. Tentu saat membeli motor seharga ini ada harapan, memiliki pengendalian optimal. Untung saja dual shock di belakang sudah bisa disesuaikan pengaturannya. (Hlm/Ano)

Baca juga: Spesifikasi Honda CRF1100L Africa Twin Adventure Sports, Bukan Operasi Plastik!