Senat Amerika Panggil Tesla Motors Terkait Fitur Autopilot

Kecelakaan pengemudi Tesla saat sedang mengendarai sedan Model S dengan fitur pengendali otonomus (autopilot) yang memakan satu orang korban di Florida, ternyata diikuti oleh kecelakaan berikutnya. Meski penyelidikan belum menyimpulkan adanya aplikasi fitur serupa, namun kecelakaan kedua yang terjadi di Pennsylvania pada mobil Tesla membuat Komite Senat Amerika Serikat gerah. Atas hal tersebut, dewan kehormatan Amerika Serikat itu pun memanggil Tesla Motors Inc., selaku pihak terkait untuk hadir di hadapan mereka pada 29 Juli.

Seperti dilansir laman Reuters, Ketua Komite Senat Amerika Serikat disebut menulis surat pada CEO Tesla Motors Inc., Elon Musk, Kamis (14/7) lalu dan memintanya untuk menjelaskan kejadian kecelakaan Pennsylvania yang terjadi 7 Mei Lalu. Elon Musk pun diminta menghadap langsung pada Ketua Komite Transportasi, Ilmu Pengetahuan dan Komersial Senat Amerika Serikat, Senator John Thune.

Panggilan ini ditujukan bagi Elon Musk dan timnya agar dapat menjelaskan apa yang menyebabkan kecelakaan bisa terjadi dalam aplikasi fitur otonomus atau Autopilot di mobil. Namun disinyalir, panggilan ini akan menyulut keluarnya kebijakan regulasi fitur otonomus. Menurut Autonews, tekanan serupa sebelumnya pernah dilakukan Majalah Consumer Reports yang mendesak Tesla Motors Inc., mengetatkan penggunaan fitur ini dan mengganti nama fitur Autopilot.

“Dengan menjual fitur mereka dengan nama ‘Autopilot,’ Tesla menipu insting keamanan pengguna,” ujar Wakil Presiden, Kebijakan Konsumen dan Mobilisasi Majalah Consumer Reports, Laura MacCleery, seperti dilansir laman Autonews. Menurut majalah yang memiliki 8 juta pelanggan tersebut, nama Autopilot akan memiliki perspektif buruk bagi pengguna Tesla. Pengguna akan merasa dengan mengaktifkan fitur bernama Autopilot, mereka bisa melepas kemudi dan menyerahkan seluruh kendali pada komputer mobil.

Pengetatan aturan juga dibutuhkan, karena pengemudi diwajibkan tetap waspada selama mobil berjalan, walaupun dikendalikan oleh komputer. Hal seperti inilah yang ingin digali oleh para Senat. Seperti disebut Reuters, Sang Ketua Komite, John Thune meminta pihak Tesla dapat meyakinkan para anggota senat, bahwa teknologi mereka bisa dijalankan dengan aman bagi masyarakat. Dia menekankan bahwa pabrikan harus mengedukasi pengguna bukan hanya keuntungannya, melainkan keterbatasan dari penggunaan teknologi tersebut.

Kecelakaan kedua di Pennsylvania memang hingga saat ini masih diselidiki baik oleh pihak Kepolisian maupun NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration) untuk mengetahui penyebab terjadinya. Namun keterangan terakhir dari Kepolosoan Pennsylvania, Albert Scaglione, pengendara Tesla saat ini dikenai tuntutan ‘lalai berkendara.’

“Catatan perjalanan kendaraan (Onboard Vehicle Logs) menunjukkan fitur Autopilot dalam kondisi mati pada kecelakaan Pennsylvania. Lebih lanjut, kecelakaan justru dapat dihindari jika fitur tersebut aktif,” ujar Elon Musk pada laman twitternya.

Apapun yang terjadi, Elon Musk harus menghadap ke anggota Senat terkait kecelakaan ini. Hingga saat ini, kecelakaan yang terjadi di Florida dan merenggut satu nyawa pengemudi adalah kejadian pertama sepanjang sejarah sejak fitur Autonomous Drive ditemukan.

Fitur Autonomous Drive, atau yang pada mobil Tesla dikenal dengan nama Autopilot memang merupakan satu-satunya fitur pengendali full otomatis yang digunakan pada mobil produksi di seluruh dunia. Pabrikan besar Eropa dan Jepang hingga saat ini masih melakukan kajian penelitian untuk aplikasi teknologi ini di mobil yang diedarkan secara masal dan baru tiba pada level uji coba, belum diedarkan langsung pada konsumen seperti Tesla.

Baca Juga: BMW Siapkan rival Tesla