Tercatat Dalam Sejarah, Ini Lima Motor Bermesin 6 Silinder

Tercatat Dalam Sejarah, Ini Lima Motor Bermesin 6 Silinder

Bicara mengenai motor bermesin 2 atau 4 silinder pasti sudah familiar. Tapi jangan salah, zaman dulu justru pabrikan roda dua berlomba membuat jantung mekanis dengan jumlah 6 piston. Bahkan ada beberapa produsen kuda besi yang masih memproduksinya hingga sekarang, entah itu dengan tipe boxer ataupun satu garis lurus. Berikut daftar motor bermesin 6 silinder yang tercatat dalam sejarah.

Benelli 750 Sei 6 silinder Benelli 750 Sei | Silodrome

1. Benelli 750 Sei (1973)

Ia merupakan motor produksi masal pertama dengan mesin berkonfigurasi 6 silinder. Benelli 750 Sei dirancang dan didesain langsung oleh Alejandro de Tomaso, seorang pembalap dan pengusaha dari Argentina. Pertama kali dipamerkan kepada publik di akhir 1972 dan mulai diproduksi pada 1973.

Pada saat peluncurannya, ia membuat pegiat otomotif dunia terpukau khususnya produsen asal Italia di tahun itu. Berawal darinya, para pabrikan lain mulai melirik sepeda motor berkapasitas besar. Desainnya sempat menjadi tren karena jauh dari kesan bulat seperti yang dibuat oleh perusahaan motor asal Jepang.

Meski desainnya kental aura Italia, bentuk mesinnya sempat menjadi perbebatan lantaran mirip kepunyaan Honda CB500 4 silinder. Bedanya ia lebih lebar karena ditanam 6 piston segaris. Namun De Tomaso mengakui kalau motornya bukan hasil dari menjiplak milik pabrikan Jepang. Ciri khas kentalnya yakni penggunaan enam knalpot.

Baca juga: 10 Motor Terkencang di Dunia Berdasarkan Power to Weight Ratio

Naked bike ini memiliki spesifikasi mesin 747 cc SOHC, 6-silinder inline berpendingin udara. Motor ini punya tenaga hingga 71 Hp pada 9.000 rpm dan top-speednya diklaim bisa mencapai 202 kpj. Dayanya itu disalurkan ke roda belakang melalui transmisi manual 5 percepatan.

Dari mesin 6 silindernya, dipasangkan tiga karburator Dell'Orto VHB berukuran 24 mm. Untuk rasio kompersinya tercatat 9,8:1. Ukuran bore dan stroke dari Benelli 750 Sei memiliki ukuran 56 mm x 50,6 mm, persis sama dengan Honda CB500.

Secara keseluruhan kuda besi itu tampak berat dan tidak praktis bagi pengendara. Tetapi anggapan itu salah besar karena ia mampu memberikan kenyamanan ekstra. Urusan peredam kejut sudah menggunakan suspensi dari Marzocchi dan pelek alumunium dari Borrani. Pengereman depan menggunakan cakram ganda keluaran Brembo tapi belakangnya masih tromol.

Pada 1979, perusahaan telah menjual 3.200 unit 750 Sei. Selanjutnya mereka meluncurkan model baru yakni 900 Sei dengan meningkatkan ukuran bore dan stroke menjadi 60 mm x 53,4 mm. Perbedaaan dengan tipe sebelumnya yakni knalpotnya hanya dua dan bodi dibuat lebih ramping. Versi ini mampu terjual lebih kurang 2.000 unit.

Honda CBX1000 6 silinder

2. Honda CBX1000 (1978)

Munculnya Benelli 750 Sei ternyata membuat pabrikan Jepang tidak tinggal diam. Untuk menyaingi perusahaan motor asal Italia itu, Honda membuat CBX1000. Ia juga kerap disebut CBX1050, karena mengikuti jumlah kubikasi bersihnya 1.050 cc. Dirinya juga merupakan salah satu produk revolusioner buatan pabrikan sayap kepak di eranya.

CBX 1000 diciptakan sebagai produk flagship Honda dan mulai dipasarkan dari 1978 hingga 1982. Mengambil basis dari CB series namun ditambah dengan aksara ‘X’. Huruf terakhir di belakang menandakan kalau dirinya punya tenaga ekstrem, di zamannya. Di lain sisi, pihak pabrikan membuat sepeda motor ini untuk menyaingi motor di kelas 1.000 cc. Dan memang dirancang untuk pasar di Amerika Serikat yang punya falsafah "bigger is better".

Meski hanya bertahan selama 4 tahun, ia diterima dengan baik oleh pecinta roda dua dunia. Hasilnya ia mampu terjual lebih banyak dari saudaranya, Honda CB900F saat itu. Untuk pengembangan mesinnya dilakukan oleh Shoichiro Irimajiri.

Baca juga: Menyingkap Perjalanan Honda Africa Twin: Lahir Dari Legenda Reli Padang Pasir (Part-1)

Mesin yang disematkan tidak main-main, meski bukan berkonfigurasi V atau Boxer. Honda membekalinya dengan mesin yang cukup mencengangkan, yakni 1.047cc DOHC, 24 valve 6-silinder segaris dengan pendingin udara. Otomatis karburator yang digunakan berjumlah enam buah, mengikuti jumlah setiap silinder.

Ia mampu menghasilkan torsi maksimal mencapai 85 Nm pada 6.500 rpm dan memuntahkan tenaga 105 Hp di 9.000 rpm. Dipasangkan 6 karburator Keihin VB 28. Motor klasik ini sanggup berakselerasi dari 0 sampai 400 meter hanya dalam 11,66 detik. Sedangkan top speed-nya dapat mencapai angka 225 km/jam.

Agar tetap nyaman dikendarai, hanya bagian head saja yang dibuat lebar. Hanya beda sekitar 2 inci dari CB750. Sementara pada crankcase didesain lebih kompak, sehingga posisi kaki pengendara tidak pegal saat berkomunikasi dengan mesin motor ini.

Untuk menopang jantung mekanis yang besar, rangka dibuat dari material baja tipe diamond khas kelaurga CB. Sektor kaki-kakinya juga dibuat kokoh. Suspensi depan menggunakan inverted fork alias teleskopik dan dual-shockbreaker di bagian belakang (diganti Pro-link monoshock pada 1981). Sistem pengereman mengusung double disc brake 276 mm (depan) dan single disc brake 296 mm (belakang).

Jauh sebelum CBX 1000, Shoichiro Irimajiri juga pernah punya motor 6-silinder yakni Honda RC166 yang kubikasinya cuma 250 cc. Namun motor yang keluar di era 60'an hanya khusus buat balap, bukan produksi masal.

Kawasaki KZ1300

3. Kawasaki Z1300/KZ1300 (1979)

Moge selanjutnya yang memiliki kubikasi mesin 6 silinder ada Kawasaki dengan Z1300 atau sering disebut KZ1300. Merek Jepang ini ikut menjadi saingan Honda dan Benellli. Ia muncul satu tahun setelah CBX dilahirkan. Dia merupakan salah satu motor dari Z-Series dengan mesin paling besar. Motor ini eksis selama satu dekade, produksi pertama meluncur pada 1979 dan setop produksi pada 1989.

Z1300 mengusung mesin 1.286 cc DOHC berpendingin cairan. Beda dengan para pesaingnya, Kawasaki merancang model ini menggunakan penggerak poros, bukan rantai. Rincian bore x stroke yakni 62 mm x 71 mm yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 120 Hp pada 8.000 rpm dan torsi 115 Nm pada 6.000 rpm.

Baca juga: Sejarah MV Agusta, Bermula dari Motor Roda Tiga

Selama sepuluh tahun produksi, pengisian bahan bakar dialihkan dari karburator ke injeksi. Suspensi juga ditingkatkan ke sistem udara depan dan belakang. Meski diganti ke pengabutan injeksi konsumsi bahan bakarnya tetap boros. Tetapi sebagai bonus, tenaga dan torsi meningkat.

Keunikan motor ini adalah dominasi desain kotak. Terlihat pada bagian lampu, spidometer, sinyal belok, tangki hingga buntutnya. Meski beberapa kali mengalami evolusi, motor ini kalah populer dengan Honda. Di pasar Eropa, dirinya kalah bersaing dengan motor-motor Inggris dan Jerman.

Honda Goldwing

4. Honda Goldwing (1987)

Masuk di era 80-an, Honda kembali mengembangkan mesin 6 silinder. Kali ini yang didapuk adalah Goldwing generasi ke-4 atau banyak yang menyebut GL1500SE. Dirinya membawa perubahan besar di segmen GL series. Perbedaan utamanya adalah mesin flat-four diganti dengan mesin flat-six. Meskipun masih menggunakan karburator, tenaganya mampu menandingi dominasi motor Amerika Serikat.

Kini dirinya sudah masuk generasi ke-6 dan sepenuhnya didesain ulang. Mulai dikenalkan pada 2018 dengan membawa segudang perubahan. Hal itu tentu selaras dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih.

Baca juga: Tak Terlampau Mahal, Lima Naked Bike Ekstra Besar Ini Bisa Ditebus dengan Budget Rp 200 jutaan

Mesinnya sekarang berkapasitas 1.833 cc, SOHC, enam silinder, 2 katub per silinder dengan PGM-FI dan berpendingin air. Ia mampu memuntahkan power maksimum 125 Hp di 5.500 rpm dan torsi maksimum 170 Nm pada putaran 4.500 rpm. Pabrikan mengklaim kalau konsumsi bahan bakar lebih irit dibanding model sebelumnya. Hal itu dikatakan berkat adanya ubahan di ruang bakar, gesekan komponen dikurangi dan ditambah idling stop.

Di pasar global, Goldwing punya dua pilihan transmisi, manual 6-percepatan dan DCT 7-percepatan. Dua opsi yang dijajakan telah dibekali dengan gigi mundur. Fitur ini sengaja diciptakan untuk memudahkan manuver di area parkir, khususnya saat posisi sedikit menanjak.

Saat ini Goldwing disematkan beragam fitur canggih, seperti sistem throttle-by-wire (TBW) yang memiliki 4 mode riding (Tour, Sport, Econ, dan Rain), Honda Selectable Torque Control (HSTC), Hill Start Assist, dan sistem cruise-control yang dapat disetel untuk kenyamanan pengendara.

Honda juga membuat tampilan dasbor makin canggih. Terdapat layar TFT 7 inci yang sudah terintegrasi dengan navigasi. Tombol-tombol di hadapan pengendara juga dibuat lebih ringkas dan mudah dijangkau. Untuk pasar Indonesia, GL1800 alias Gold Wing, resmi dijual oleh Astra Honda Motor dengan harga Rp 1,71 miliar.

BMW K1600GT

5. BMW K1600 (2011)

Seri K merupakan tonggak penting dalam sejarah BMW Motorrad. Ia diciptakan dengan teknologi canggih, mesin bertenaga, dan bergaya modern. Pada saat itu, pengembangan produk dari mesin boxer merupakan langkah kontroversial bagi produsen asal Jerman. Tapi nyatanya dipakai hingga sekarang.

Model ini sudah ada sejak 1983. Pertama kali muncul dinamakan K 100 atau sering disebut sebagai 'batu bata terbang' karena tampilan mesinnya yang datar. Seiring perkembangan zaman dan persaingan moge semakin ketat, maka pabrikan mulai menaikkan kapasitas mesin.

Berjalan 37 tahun, akhirnya BMW Motorrad memperkenalkan seri K dengan kapasitas paling besar. Pertama kali dikenalkan pada Oktober 2010 di Intermot di Cologne, Jerman dan mulai dilepas ke pasar global pada 2011.

Tidak tanggung-tanggung, motor penjelajah ini dibekali dengan mesin boxer berkapasitas 1.649 cc enam silinder segaris dengan kemiringan 55 derajat. Moge ini mampu menyemburkan power 160 Hp pada 7.750 rpm dan torsi 175 Nm di 5.250 rpm. Dayanya itu disalurkan ke roda belakang melalui gearbox 6-percepatan serta sistem suplai bahan bakar injeksi dan sistem Throttle By Wire (TBW).

Kuda besi ini juga disematkan beberapa fitur yang bisa memanjakan pengendara saat melakukan perjalanan jauh. Seperti ABS Pro, Automatic Stability Control (ASC), lampu depan adaptif, suspensi elektronik Dynamic ESA, penghangat suhu pada jok pengendara dan penumpang, serta penghangat pada handgrip. Tak lupa juga kontrol traksi dan beberapa mode berkendara (Rain, Road atau Dynamic) yang dapat disetel sesuai dengan kondisi jalan raya. (Bgx/Tom)

Sumber Foto : Wikipedia, Google

Baca juga: Ide Tak Lazim, Ini 5 Motor yang Dibekali Mesin Mobil

IIMS 2024

Anda mungkin juga tertarik

  • Yang Akan Datang
  • Kawasaki Ninja H2SX
    Kawasaki Ninja H2SX
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Jun, 2024 Kabari Saya Saat Diluncurkan
  • Yamaha Niken
    Yamaha Niken
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Jun, 2024 Kabari Saya Saat Diluncurkan
  • Kawasaki Ninja H2R
    Kawasaki Ninja H2R
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Jun, 2024 Kabari Saya Saat Diluncurkan
  • BMW R 1200 GS 2024
    BMW R 1200 GS 2024
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Jun, 2024 Kabari Saya Saat Diluncurkan
  • Viar E Cross
    Viar E Cross
    Harga menyusul
    Perkiraan Diluncurkan Jun, 2024 Kabari Saya Saat Diluncurkan

Video Motor Terbaru di Oto

Oto
  • Honda CRF250L, Seenak Apa Buat Offroad dan Harian? | Test Ride
    Honda CRF250L, Seenak Apa Buat Offroad dan Harian? | Test Ride
    26 Mar, 2024 .
  • Test Ride Honda EM1 e:, Seberapa Layak untuk Dibeli?
    Test Ride Honda EM1 e:, Seberapa Layak untuk Dibeli?
    01 Mar, 2024 .
  • New Royal Enfield Bullet 350, Revisi Penting sang Cruiser
    New Royal Enfield Bullet 350, Revisi Penting sang Cruiser
    27 Feb, 2024 .
  • Honda SC e: Concept, Cikal Bakal Vario Listrik Nih?!
    Honda SC e: Concept, Cikal Bakal Vario Listrik Nih?!
    27 Feb, 2024 .
  • Fun Ride Goes To IIMS 2024 Bareng Komunitas Motor Gede!
    Fun Ride Goes To IIMS 2024 Bareng Komunitas Motor Gede!
    21 Feb, 2024 .
  • Impresi Perdana dan Jajal Honda Stylo 160, Incar Penggemar Desain Retro Modern | First Ride
    Impresi Perdana dan Jajal Honda Stylo 160, Incar Penggemar Desain Retro Modern | First Ride
    16 Feb, 2024 .
  • 133 Kilometer Pertama Jajal Yamaha LEXi LX 155, Menarik Sih Tapi….. | First Ride
    133 Kilometer Pertama Jajal Yamaha LEXi LX 155, Menarik Sih Tapi….. | First Ride
    12 Feb, 2024 .
  • Jajal Langsung Suzuki Burgman Street 125 EX, Nyaman Buat Jarak Jauh | First Ride
    Jajal Langsung Suzuki Burgman Street 125 EX, Nyaman Buat Jarak Jauh | First Ride
    30 Jan, 2024 .
  • Yamaha Lexi Lx 155, Performa Lebih Gahar dari Aerox dan Nmax!
    Yamaha Lexi Lx 155, Performa Lebih Gahar dari Aerox dan Nmax!
    30 Jan, 2024 .
  • Mau Tampil Beda, Ini Pilihan Skutik yang Jarang Terlihat di Jalan Raya
    Mau Tampil Beda, Ini Pilihan Skutik yang Jarang Terlihat di Jalan Raya
    08 Jan, 2024 .
Tonton Video Motor

Artikel Motor dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature
  • Vespa Sprint dan Primavera Disegarkan, Harga Mengalami Kenaikan
    Vespa Sprint dan Primavera Disegarkan, Harga Mengalami Kenaikan
    Zenuar Istanto, Hari ini
  • Lebih dari 30 Ribu Vespisti Ramaikan Vespa World Day 2024
    Lebih dari 30 Ribu Vespisti Ramaikan Vespa World Day 2024
    Zenuar Istanto, 01 Mei, 2024
  • Pilihan Skuter Matik 125 cc Terjangkau Rp20 Jutaan
    Pilihan Skuter Matik 125 cc Terjangkau Rp20 Jutaan
    Zenuar Istanto, 26 Apr, 2024
  • Nostalgia Grand Prix 1980-an, Yamaha Rilis XSR900 GP
    Nostalgia Grand Prix 1980-an, Yamaha Rilis XSR900 GP
    Anjar Leksana, 25 Apr, 2024
  • Honda Giorno+ 2024 Edisi Spesial Donald Duck Dijual Rp29 Jutaan
    Honda Giorno+ 2024 Edisi Spesial Donald Duck Dijual Rp29 Jutaan
    Anjar Leksana, 24 Apr, 2024
  • Mau Beli Motor Seken, Begini Cara Mengecek Kondisinya
    Mau Beli Motor Seken, Begini Cara Mengecek Kondisinya
    Anjar Leksana, 06 Jun, 2023
  • 8 Komponen Motor yang Wajib Diperiksa setelah Dipakai Mudik
    8 Komponen Motor yang Wajib Diperiksa setelah Dipakai Mudik
    Bangkit Jaya Putra, 03 Mei, 2023
  • Penting Diketahui saat Pilih Jas Hujan, Jangan Sampai Membahayakan!
    Penting Diketahui saat Pilih Jas Hujan, Jangan Sampai Membahayakan!
    Zenuar Istanto, 26 Okt, 2022
  • Cara Merawat Bagian Motor Berwarna Doff Supaya Selalu Terlihat Resik
    Cara Merawat Bagian Motor Berwarna Doff Supaya Selalu Terlihat Resik
    Zenuar Istanto, 03 Okt, 2022
  • Jangan Lupakan Beberapa Hal Ini saat Touring Motor Berkelompok
    Jangan Lupakan Beberapa Hal Ini saat Touring Motor Berkelompok
    Zenuar Istanto, 16 Sep, 2022
  • Aprilia SR-GT 200 Replica: Tetap Mengambil Pendekatan Tualang, Tapi Ada yang Beda
    Aprilia SR-GT 200 Replica: Tetap Mengambil Pendekatan Tualang, Tapi Ada yang Beda
    Bangkit Jaya Putra, 25 Apr, 2024
  • First Ride Honda Stylo 160: Sekadar Vario 160 Berganti Kulit?
    First Ride Honda Stylo 160: Sekadar Vario 160 Berganti Kulit?
    Setyo Adi, 07 Mar, 2024
  • First Ride Yamaha LEXi LX 155: Pantas Naik Kelas?
    First Ride Yamaha LEXi LX 155: Pantas Naik Kelas?
    Bangkit Jaya Putra, 27 Feb, 2024
  • First Ride Suzuki Burgman Street 125EX: Tawarkan Keseimbangan Berkendara
    First Ride Suzuki Burgman Street 125EX: Tawarkan Keseimbangan Berkendara
    Anjar Leksana, 30 Jan, 2024
  • Vespa LX125 i-get Batik: Layak Dikoleksi
    Vespa LX125 i-get Batik: Layak Dikoleksi
    Bangkit Jaya Putra, 27 Mar, 2023
  • 11 Istilah yang Akrab di Kalangan Bikers Sejati
    11 Istilah yang Akrab di Kalangan Bikers Sejati
    Bangkit Jaya Putra, 28 Jun, 2022
  • Perjalanan Yamaha R15, Transformasi Revolusioner hingga Menjadi Motor Sport Mutakhir
    Perjalanan Yamaha R15, Transformasi Revolusioner hingga Menjadi Motor Sport Mutakhir
    Zenuar Istanto, 22 Mar, 2022
  • Sejarah Perkembangan Honda Vario, dari 110 cc hingga 160 cc
    Sejarah Perkembangan Honda Vario, dari 110 cc hingga 160 cc
    Zenuar Istanto, 08 Mar, 2022
  • Kawasaki Ninja 250SL vs Suzuki Gixxer SF 250, Adu Sporty Fairing Silinder Tunggal
    Kawasaki Ninja 250SL vs Suzuki Gixxer SF 250, Adu Sporty Fairing Silinder Tunggal
    Bangkit Jaya Putra, 15 Nov, 2021
  • Suzuki Nex II Elegant vs Yamaha Gear 125 S Version, Mana yang Pantas Jadi Incaran?
    Suzuki Nex II Elegant vs Yamaha Gear 125 S Version, Mana yang Pantas Jadi Incaran?
    Zenuar Istanto, 26 Agu, 2021

Bandingkan

You can add 3 variants maximum*