Test Ride Maka Cavalry: Jadi Standar Skutik Listrik Lokal yang Ideal
Membuktikan Diri sebagai Solusi Motor Listrik Urban

Maka Motors, merek motor listrik lokal yang pertama kali didirikan pada 2021 oleh mantan petinggi Gojek, Raditya Wibowo dan Arief Fadillah ini akhirnya unjuk gigi lewat produk pertamanya Cavalry. Dikenalkan resmi ke publik domestik pada 15 Januari 2025 lalu sebagai solusi motor listrik urban dengan klaim kemampuan yang advanced.
KEY TAKEAWAYS
Bagaimana performa yang ditawarkan oleh Maka Cavalry?
Maka Cavalry didukung oleh baterai 4 kWh dan motor listrik dengan tenaga 12 hp serta torsi puncak 252 Nm. Fitur riding mode Hi-Regen dan Hi-Torque memberikan opsi penghematan daya dan akselerasi yang halus, membuat pengalaman berkendara lebih menyenangkan.Apa saja fitur unggulan dari Maka Cavalry?
Maka Cavalry dilengkapi dengan fitur penerangan full LED, pengereman cakram roda depan-belakang, regenerative braking, bagasi utama 20 liter, reverse mode, panel meter LCD display, USB Port tipe A-C, dan dua riding mode.Buat mengenalkan merek dan produknya, Maka Motors juga ikut melantai di pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) beberapa waktu yang lalu. Bukan cuma bawa produk, perusahaan startup ini juga memamerkan ekosistem dan teknologi, salah satunya pengisian fast charging 5.500 watt.
Buat membuktikan seluruh klaim produknya ini, Maka Motors mengundang beberapa media nasional, termasuk OTO.com buat menjajal Maka Cavalry. Pengetesan ini diagendakan dalam touring PP (pulang-pergi) Jakarta-Bogor-Jakarta sejauh 122 km.
Lewat artikel ini kami akan menjabarkan hasil test ride dengan Maka Cavalry. Tentu menganalisis dan menjabarkan kelebihan serta kekurangannya buat digunakan sebagai kendaraan tempur harian atau armada transportasi jarak jauh. Selengkapnya seperti di bawah ini.
Desain

Oke, dimulai dari penawaran desain Maka Cavalry. Sejatinya pembahasan ini bersifat subjektif, tapi kita bahas secara umum buat memberi gambaran untuk Anda. Apalagi desain juga jadi faktor terpenting dalam merancang sebuah kendaraan.
Hal ini bertujuan untuk menyentuh indera penglihatan manusia. Otak akan mencerna, lalu terjadi proses kimiawi dan impuls listrik yang memberikan reaksi ke hati. Bukan hati secara harfiah, melainkan manifestasi dari pikiran, memori, imajinasi, perasaan, selera dan kepribadian. Atau sebutan sederhananya, jatuh cinta.
Nah Maka Cavalry hadir dengan desain yang bisa dibilang sesuai dengan kesukaan konsumen Indonesia. Tampilannya secara umum menawarkan visual skutik Maxi dengan gaya yang sporty dan dinamis.
Hal ini bisa dilihat dari bentuk fascia yang meruncing, sisi samping yang dibuat sedikit melebar, dan bagian belakangnya yang menonjolkan kesan modern. Bila dilihat-lihat, desain Cavalry menawarkan 2 konsep sekaligus, antara desain urban maxi sporty tapi ada pendekatan desain tualang-nya, mirip dengan Honda ADV 160.
Handling dan Suspensi

Pembahasan ini kami jabarkan dari sisi kelebihan dan kekurangan. Oke pertama dari sisi plus lebih dulu, handling dari motor ini serasa mirip dengan motor bermesin bensin internal bakar. Dia menawarkan handling yang stabil, lincah, dan tidak kosong.
Jadi buat manuver di jalan raya, stop and-go, ataupun ketika diajak berselancar ke Bogor dengan medan jalan yang bervariasi, Maka Cavalry punya handling yang mengasyikan. Ini berkat penggunaan sasis tubular-nya dan penempatan komponen baterai yang pas sehingga menciptakan center of gravity yang bagus buat sebuah motor listrik.
Urusan suspensi, di bagian belakang pakai model ganda yang bisa diatur kekerasannya. Namun saat pengetesan, kami sengaja tak merubahan setelan alias default bawaan pabrik. Hasilnya masih cukup baik, menawarkan redaman yang smooth di jalan rusak tapi terasa stiff ketika diajak akselerasi.
Nah suspensi depannya kami rasa perlu dilakukan penyesuaian, jadi ketika melibas jalan rusak ada sedikit gejala mentok namun bukan bottoming. Mungkin bisa di-adjust, entah setingan per suling, menambahkan volume oli, atau merubah kekentalan oli saja.
Tapi secara garis besar, handling dan suspensi dari Maka Cavalry menawarkan pengalaman yang mengasyikkan. Buat ukuran suspensi bawaan pabrik, redaman yang dihasilkan perlu diapresiasi.
Performa

Menyoal ini jadi selling point utama dari Maka Cavalry, kami sudah membuktikannya sendiri. Jadi performa dari motor listrik ini ditunjang dengan baterai berkapasitas 4 kWh dan motor listrik yang ditempatkan pada hub roda belakang yang mampu suplai tenaga 12 hp dan torsi puncak 252 Nm.
Keasyikkan berkendaranya ditunjang oleh fitur riding mode dengan 2 pilihan. Pertama adalah Hi-Regen yang fokusnya untuk menghemat daya baterai serta memberi efek regeneratif yang lebih kuat untuk merubah energi kinetik menjadi listrik. Saat memilih mode ini, kecepatan dari motor hanya bisa dipacu sekitar 60-an km.jam. Tuas akselerator dibuat sedikit agak berat dan secara umum top performa dari motor ini dibatasi. Kembali lagi, tujuannya buat menghemat daya baterai.
Modus berkendara ini lebih cocok untuk digunakan di jalanan perkotaan yang stop and go atau ketika jalanan menurun. Efek dari deselerasi dan pengereman akan membuat fungsi regeneratif jadi lebih besar, bahkan saat penggunaan di jalanan menurun Bogor, baterai dari unit yang kami coba bisa bertambah 2 persen.
Sementara riding mode yang paling kami suka adalah Hi-Torque, sebab output keseluruhan dari motor listrik ini dibuka sepenuhnya. Yang kami suka adalah penyaluran tenaga dan torsinya halus, baru terasa di putaran tengah dan atas sehingga tidak mengagetkan pengendara.
Saat menggunakan riding mode ini, motor terasa lebih ringan dan untuk mencapai kecepatan 100 km/jam begitu mudah. Maka Motors sendiri mengklaim bila Cavalry bisa dipacu hingga kecepatan puncak 105 km/jam. Menariknya, saat pengetesan, ada peserta lain yang mampu tembus hingga 110 km/jam.
Buat melewati jalanan menanjak di Bogor paling mendukung dengan riding mode Hi-Torque. Sebenarnya bisa saja dengan Hi-Regen tapi lajunya sedikit lambat dan berat. Oh iya, saat kami melewati jalanan menanjak, pada panel meter muncul logo kura-kura dan tanda peringatan, ini adalah kinerja sistem ketika Motor Control Unit (MCU) membaca adanya suhu berlebih pada rangkaian inti, terutama komponen motor.

Secara otomatis performa akan dibatasi agar komponen dinamo bisa mendinginkan untuk mencapai suhu normal kembali. Durasinya tidak lama, tak perlu mematikan motor cukup berjalan normal dan logo kura-kura dan tanda peringatan menghilang, lalu output dari motor bisa kembali tersalurkan secara normal. Menurut kami ini penting, ketimbang tidak ada peringatan berbahaya apabila suhu panas tak terdeteksi.
Lalu bagaimana performa baterainya? Maka Motors mengklaim dalam keadaan baterai penuh bisa diajak berkendara hingga 160 km. Tapi, ini angka yang didapat oleh mereka saat menggunakan modus berkendara Hi-Regen secara penuh.
Nah saat pengetesan, memulai perjalanan dari diler Maka Motors Radio Dalam, Jakarta Selatan dalam keadaan baterai penuh menuju Restoran Edensor di Sentul, Bogor, Jawa Barat menyisakan 25 persen baterai. Saat perjalanan lebih dominan pakai mode Hi-Torque, mengarungi kemacetan, tanjakan dan turunan yang cukup ekstrem dengan total jarak hampir 60 km.
Lalu setiba di restoran, panitia kembali mengisi baterai hingga sekitar 80-an persen. Nah singkatnya kembali pulang ke titik poin pertama diler Maka Motors Radio Dalam dengan gaya berkendara yang tak berubah, unit yang kami coba menyisakan baterai 21 persen dengan sisa jarak tempuh 23 km.
Hasil ini tentunya tidak mengikat, tergantung dari cara berkendara, riding mode yang pilih, bobot, dan situasi lalu lintas yang dilewati. Sebab, peserta touring lain juga ada yang menyisakan baterai di atas 25 persen.
Fitur

Maka Cavalry disuntik beberapa fitur kekinian, dari penerangan full LED, pengereman cakram roda depan-belakang, regenerative braking, bagasi utama di bawah jok bervolume 20 liter, reverse mode, panel meter LCD display, USB Port tipe A-C, dan tentunya 2 riding mode.
Seluruh fitur yang ada sudah cukup mengakomodasi kebutuhan buat penggunaan dalam kota ataupun luar kota. Memang kurang fitur keselamatan, salah satunya Anti-lock Braking System ataupun Traction Control. Ya, tapi bila nantinya ada fitur tersebut, harga dari motor listrik ini bisa lebih mahal. Maka Cavalry saat ini dijual seharga Rp35,85 juta OTR Jabetabek.
Kesimpulan

Berakhir di kesimpulan, pertanyaannya apakah Maka Cavalry layak buat dipinang? Jawabanya adalah iya, Cavalry bisa jadi standar skutik listrik merek lokal yang menawarkan fitur dan performa serius.
Memang ada sisi kekurangan, tapi tertutup dengan kelebihan yang dimiliki. Misalnya seperti contoh suspensi depan, kami rasa bisa disetel atau diadjust sesuai dengan keinginan.
Lalu pertimbangan pengisian daya baterai juga tergolong praktis, dalam paket pembelian akan diberi adapter bawaan yang durasi casnya butuh 8 jam dari 0 hingga 100 persen. Ingin cepat bisa beli adapter terpisah 1.500 watt, dan jika ingin lebih cepat bisa datang ke showroom Maka Motors memanfaatkan Stasiun Pengisian 5.500 watt yang tidak dipungut biaya alias gratis. (KIT/ODI)
Baca Juga:
First Ride Honda CUV e: Senyap dan Bertenaga
Dijual Nyaris Rp200 Juta, Begini Rasa Berkendara Vespa Listrik Elettrica
-
Jelajahi Maka Cavalry
Model Motor Maka
Jangan lewatkan
IIMS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Video Motor Maka Cavalry Terbaru di Oto

Bandingkan & Rekomendasi
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Tenaga Maksimal
12
|
18.23
|
13.8
|
15.8
|
13.27
|
Torsi Maksimal
252 Nm
|
13.8 Nm
|
11.7 Nm
|
14.7 Nm
|
10.2 Nm
|
Jenis Mesin
Battery Powered Engine
|
4-Stroke, Liquid Cooled, DOHC
|
4 Stroke, 4 Valve, SOHC, FI
|
Single Cylinder, 4 Valves, 4-Stroke, Liquid Cooled Engine
|
Single Cylinder, 4-Stroke, 4-Valve, Air Cooled SOHC Engine
|
Kapasitas
-
|
147.3
|
149
|
156.9
|
149.8
|
|
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Maka Cavalry dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature