Nissan Beli Saham Mitsubishi Dan Jadi Pemegang Saham Terbesar

Nissan Motor Co. (NMC) disebut sedang merencanakan akan menggelontorkan dana sekitar 200 milliar yen atau sekitar Rp 24,472 trilliun untuk membeli 34 persen saham Mitsubishi Motors Co. (MMC) dalam upayanya membantu Mitsubishi pasca skandal efisiensi bahan bakar beberapa waktu lalu. Jumlah saham ini akan menjadikan Nissan pemegang saham terbesar di MMC.

Hal ini disebutkan Nikkei pada Rabu (11/5). Menurut Nikkei, kedua perusahaan otomotif besar asal Jepang itu saat ini tengah dalam proses negosiasi akhir. Hari ini, (12/5) dewan direksi kedua perusahaan itu dijadwalkan akan memutuskan perjanjiannya. Menurut Nikkei, kemungkinan besar MMC akan menerbitkan saham baru untuk NMC dengan metode private placement (di luar mekanisme pasar). Jika perjanjian ini dilaksanakan, maka Nissan akan menjadi pemegang saham terbesar, bahkan di atas Mitsubishi Heavy Industries dalam jajaran pemegang saham MMC, yang sahamnya senilai 20 persen.

Pemicu langkah NMC ini adalah terpuruknya proyek kerjasama joint venture kedua pabrikan ini NMKV, yang merupakan pusat pengembangan sekaligus pabrik pembuat Kei Car (minicar) hasil kolaborasi mereka. Lewat pabrik itu, MMC memproduksi mobil nama Mitsubishi eK Wagon, eK Space, Nissan Dayz dan Nissan Dayz Rooz.

Di tengah proyek penjualan, Nissan menemukan adanya ketidakcocokan pada data efisiensi yang diberikan Mitsubishi dan hasil pengujian Nissan. Penyelidikan internal awal pun menemukan telah terjadinya proses manipulasi secara sengaja dalam perhitungan data efisiensi bahan bakar untuk mendapatkan figur efisiensi yang lebih baik. Dalam pengakuan MMC beberapa waktu lalu juga sempat disebutkan bahwa NMC tidak terlibat sama sekali dalam skandal ini. MMC pun segera menghentikan produksi dan distribusi keempat model tersebut.

Kerjasama Nissan dan Mitsubishi untuk proyek minicar didasari perkembangan pasar minicar yang sangat signifikan. Model ini berkontribusi 30% untuk penjualan Nissan, sedangkan untuk Mitsubishi, mobil kompak ini memiliki kontribusi bahkan 60% dari seluruh penjualan merek berlambang tiga berlian tersebut.

Insentif pajak dari pemerintah Jepang, dan konsumsi bahan bakar yang efisien menjadi alasan banyak masyarakat Jepang menggemari mobil yang khusus diedarkan untuk pasar domestik jepang ini (Japan Domestic Market – JDM). Sebelum skandal terungkap Mitsubishi sedang berada dalam kondisi finansial yang bagus. Disebutkan Nikkei, pada akhir Maret 2016 rasio ekuitas MMC adalah 48% dan kas 450 milliar yen atau sekitar Rp 54 trilliun. padahal hingga tahun 2015 pun kondisi Mitsubishi masih belum sebaik sebelum skandal keselamatan di tahun 2000-an yang menyebabkan MMC harus menarik banyak mobil mereka.

Meski demikian, kepercayaan masyarakat pada Mitsubishi di negara lain tak terpengaruh. Di Jepang dan Indonesia misalnya, Mitsubishi masih menjadi merek yang dipercaya. Di Tanah Air, model teranyar Mitsubishi adalah All New Pajero Sport. Model ini bahkan sudah dipesan lebih dari 1.000 pemesan bahkan sebelum mereka melihat langsung mobilnya di dealer.

Komitmen Mitsubishi di Indonesia juga masih sangat tinggi. Di berbagai kesempatan, Presiden Direktur PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), Agen Pemegang Merek Mitsubishi di Indonesia terus menegaskan bahwa di Indonesia, mereka memiliki harapan yang sangat tinggi. “Indonesia bagi kami adalah negara yang sangat penting, kami tak akan mengecewakan masyarakat, dan selalu berusaha dengan jujur sebagai pelaku bisnis dan siap membuka segala informasi,” ujar Ishimaki pada CarBay Indonesia beberapa waktu lalu.

Ishimaki pun berjanji bahwa proyek-proyek Mitsubishi di Indonesia tak akan terpengaruh oleh banyak hal yang terjadi di MMC. Saat ini Mitsubishi tengah merencanakan untuk meluncurkan Mirage terbaru dan mengoperasikan pabrik untuk memproduksi Low MPV di Deltamas, Bekasi.

Baca Juga: Mitsubishi Jepang mengakui ada kecurangan dalam pengujian

Sumber: Nikkei, BBC