Toyota Alphard menjadi salah satu produk populer di segmen premium. MPV boxy ini menjadi flagship Toyota bagi konsumen yang menginginkan sentuhan mewah untuk kendaraan harian mereka.

Namun keberadaan Alphard sejak beberapa bulan lalu terbilang sukar dipesan. Terutama jika melihat catatan distribusi MPV ini sejak awal tahun yang memperlihatkan nol unit untuk jumlah terkirim ke diler. Jumlah ini seturut dengan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) yang memperlihatkan pada kuartal empat tahun lalu Toyota hanya mengimpor Alphard sebanyak 296 unit pada Oktober, 78 unit pada November dan 0 unit pada Desember. Ini cukup berbeda jika melihat data pada Juli sampai September 2021 yang memperlihatkan capaian 1.733 unit.

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandy mengungkapkan data tersebut bukan sesuatu hal yang perlu dikhawatirkan. Anton beralasan pada akhir tahun dan awal tahun ini, terdapat gangguan kegiatan manufaktur di Jepang, tempat Alphard diproduksi.

"Hanya sedikit gangguan produksi di Jepang. Diakui beberapa kali kami mengalami isu produksi, pengurangan produksi yang berlangsung mulai akhir tahun lalu sampai mungkin awal 2022," ucap Anton saat konferensi pers peluncuran All New Voxy beberapa waktu lalu.

Kemungkinan gangguan yang dimaksud adalah imbas dari pasokan komponen chip semikonduktor. Masalah ini sudah menjadi rahasia umum karena melanda industri otomotif global. Salah satu yang terkena dampaknya adalah Toyota yang beberapa waktu lalu mengumumkan pengurangan produksi pada beberapa pabrik mereka di Jepang. Merek lain bahkan sampai penutupan pabrik.

Anton juga mengungkapkan, catatan nol unit pada model Alphard di Indonesia karena ada masa tunggu impor yang berpengaruh pada kode Vehicle Identity Number (VIN) baru. Ini akan merugikan konsumen jika proses impor tersebut akan membuat mereka mendapatkan VIN tahun lalu padahal saat unit diterima sudah tahun baru.

"Kalau Januari memang biasa pasokan mencapai nol unit. Kalau CBU rata-rata kita tidak melakukan impor di Desember karena memang produksi VIN 2021. Biasanya konsumen mau VIN Code yang tahun baru. Jadi kebanyakan kendaraan VIN code baru diproduksi Januari sampai di Indonesia baru Februari atau Maret," ucap Anton.

Anton juga mengatakan kondisi serupa diberikan pada model baru All New Voxy. MPV boxy ini juga diimpor langsung dari Jepang. Soal pangsa pasar, Anton mengungkapkan target market antara Voxy dan Alphard sangat berbeda dan ini tidak membuat Toyota khawatir dengan dua model ini akan saling menyerang satu sama lain.

"Keduanya berbeda ya. Alphard harganya sudah menyentuh Rp 1 miliar. Profil konsumennya jelas punya income yang lebih besar dibanding Voxy. Ini segmen berbeda dan saya jarang melihat ada kanibal antara Alphard dengan Voxy," ucap Anton.

Alphard saat ini ditawarkan dalam tiga varian yakni 2.5 X AT dengan banderol harga Rp 1.133.150.000 dan bersatatus spot order, varian 3.5 Q AT dengan harga Rp 1.561.750.000 yang juga berstatus spot order dan varian terlaris yakni 2.5G AT dengan harga Rp 1.288.450.000. Seperti model terbaru Toyota lainnya, Alphard juga sudah mendapatkan fitur keselamatan Toyota Safety Sense yang terdiri dari pre collision system, adaptive cruise control, lane departure alert with lane control, automatic high beam, rear cross traffic alert, blind spot monitoring, dan tujuh airbag. (Sta/Raju)

Baca juga: Harga Naik Rp47 Jutaan dari Model Lawas, Simak Detail Spek Toyota All New Voxy