Honda Genio

Fitur yang ditawarkan menunjang, namun tak bisa dibilang spesial. Pertama dari panel meter. Desain bagian ini sebetulnya keren. Dengan memadukan bentuk lingkaran yang dikelilingi cover ring besi. Sayangnya, tidak seluruhnya berupa layar. Screen digital hanyalah berbentuk persegi panjang kecil, dengan tampilan monokrom. Menyajikan informasi seputar speedometer, fuel gauge dan odometer. Sementara di luar itu menyala sensor ECO, Idling Start/Stop dan beberapa indikator penting.

Lanjut ke bagian stang. Terdapat sakelar pengoperasian lampu hingga starter. Tentu saja, tipe CBS-ISS dapat tambahan tombol sistem Idling Start/Stop engine. Ini bersinergi dengan sistem ACG (Alternating Current Generator) yang membuat proses menyalakan mesin lebih senyap (Seluruh tipe).

Ruang simpan yang disediakan cukup besar. Dua laci di balik tameng tergolong dalam. Cukup jika ingin menyimpan sarung tangan, air mineral botol, atau gawai. Tapi hati-hati, tidak ada penutupnya. Dek bawah juga rata lantai. Di kala membawa barang agak besar, tidak terhalang tunnel yang biasa ada di maxi scooter.

Ada juga pengait yang menempel di tengah laci tadi. Nah, di balik jok Genio, memiliki kapasitas bagasi lumayan besar, 14 liter. Tapi jangan harap helm half face apalagi full face dapat masuk. Ini cukup berguna untuk menaruh jaket, tas atau barang yang lumrah dibawa sehari-hari. Hadir pula soket 12V untuk mengisi daya smartphone. Menurut klaim Honda, biarpun posisinya ada di dekat tangki, tidak akan berbahaya saat melakukan pengisian baterai.

Urusan sektor pencahayaan tidak seluruhnya canggih. LED baru tersemat pada headlightnya saja. Sein dan stoplamp masih menggunakan bohlam biasa. Bicara keamanan, tersedia secure key shutter, brake lock dan side stand switch.

Transformasi dari versi konsep (Project G) ke versi produksi hampir sama. Bagian depan ke belakang ditranslasikan secara utuh. Bahkan hingga pemilihan roda dan pelek. Seperti yang sudah diperkirakan, Genio memiliki tampilan sporty, elegan, sekaligus modern. Honda menekankan, tujuan pasarnya untuk generasi muda. Khususnya generasi Z yang biasa disebut millenial.

Memang betul, skutik baru ini sangatlah kasual dan trendi. Cocok untuk generasi muda yang memiliki karakter dinamis. Didukung adanya sebelas pilihan warna. Mulai dari Trendy Black, Trendy Black Red, Trendy White, Trendy White Blue, Trendy White Red, dan Fabulous Matte Black untuk tipe CBS-ISS. Sementara di varian CBS, disediakan kelir Smart Black, Smart Black Red, Smart Red, Smart Sliver, dan terakhir Smart White Blue.

Kalau soal desain, menurut kami Honda tidak menggambarnya di “kanvas kosong”. Melainkan mewarnai di atas sketsa. Sungguh tersimak warisan corak Scoopy di tubuhnya. Yang membedakan, banyak pahatan menyudut baik di depan maupun belakang.

Hal ini bisa dilihat mulai dari shield. Bagian sisi tidak diakhiri dengan gembung, tapi diberikan patahan hingga ke bagian bawah. Headlight yang digunakan juga modern. Berbentuk trapesium dengan separator di tengah khas motor masa kini. Beranjak ke samping, tepong juga diberi lekukan tegas. Pun di buritan, mengadopsi bahasa desain yang sama. Otomatis, stoplamp juga terlihat lebih agresif walaupun masih memiliki aura yang sama dengan kakaknya.

Selain anak muda, Honda juga menyasar Genio ke konsumen pemula. Dalam artian, siapapun dapat mengendarainya dengan mudah. Makanya bobotnya cukup ringan. Hanya 89 kg untuk tipe CBS dan 90 kg buat CBS-ISS. Dimensinya juga kompak. Total panjangnya 1.860 mm, lebar 692 mm, dan tinggi 1.061 mm. Sebab itu, jarak kursi ke tanah hanya 740 mm. Anda yang tak punya postur tinggi, dijamin bisa menapak tanah dengan baik. Ditambah jarak sumbu roda 1.256 mm mempermudah manuver di jalanan padat.

Beralih ke bagian bawah. Tertanam konfigurasi roda yang berbeda sama sekali dengan Scoopy. Kalau sang kakak pakai ban 12 inci, Genio menggunakan ban 80/90 14 inci di depan dan 90/90 14 inci di belakang. Peleknya juga menggunakan model palang yang sporty, mirip kepunyaan Vario 125 lawas.

Komponen inilah yang teranyar. Rangka racikan baru Honda tertanam di balik bodi. Mereka menamakannya eSAF (enhanced Smart Architecture Frame). Melalui tahap khusus, seperti proses pressing dan laser welding, membuatnya lebih baik ketimbang rangka skutik 110 cc yang ada.

Menurut klaim, konstruksi ini lebih ringan delapan persen. Walau begitu, tak mengorbankan kekuatan dari rangkaiannya. Alhasil, motor lebih mudah dikendalikan saat bermanuver. Baik sendirian maupun berboncengan, juga diklaim lebih nyaman. Kami akui, saat dikendarai motor cukup enteng. Kenyamanannya juga sudah cukup, namun tak terasa signifikan dibanding saudara-saudaranya.

Peredaman suspensi juga baik. Empuk, khas Honda. Di depan menggunakan garpu teleskopik konvensional. Sedangkan di belakang suspensi tunggal menopang di sebelah kiri. Hasil pengujian kami di arena test ride, keduanya bekerja dengan baik meredam polisi tidur besar. Pun pada pengendaliannya.

Jantung pacu mengadopsi sistem eSP (enhanced Smart Power) terbaru. Basisnya masih mirip mesin 110 cc SOHC milik model lain. Namun beberapa komponen lebih ringan dan memiliki ukuran serta output sedikit berbeda. Kombinasi (diameter x langkah) 47 x 63,1 mm menghasilkan tenaga maksimal 8,97 PS pada 7.500 rpm dan torsi puncak 9,3 Nm di 5.500 rpm. Sedikit lebih kecil dari Scoopy, tetapi meningkat ketimbang Beat. Akselerasi 0-200 meter sanggup diselesaikan dalam 12,4 detik. Sementara catatan kecepatan maksimal di angka 94 km/jam.

Teknologi baru ini berpengaruh juga pada efisiensi bahan bakar. Dalam catatan mereka, satu liter bensin bisa membawa motor dalam jarak 59,1 km. Dengan keadaan fitur ISS menyala. Artinya, dalam keadaan tangki penuh (4,2L) Genio bisa melaju hingga 248 km. Ditambah lagi, emisi gas buangnya sudah memenuhi standar Euro3.

Tidak satupun varian yang dibekali sensor ABS (Anti-Lock Braking System). Tapi, semuanya sudah dilengkapi mekanisme rem CBS (Combi-Brake System), yang bekerja saat tuas kiri ditarik. Otomatis kedua rem bekerja secara bersamaan guna memaksimalkan penahan laju. Semua itu disokong oleh rem cakram di depan dan teromol pada bagian belakang.