TVS Indonesia konsisten menjual Dazz di bawah harga skutik Jepang. Diharapkan skutik entry level ini, dilirik masyarakat. Meski kenyataannya 'kue' yang didapat tidaklah banyak. Padahal secara produk, Dazz menjadi pionir di segmen skuter murah.

Beberapa tahun silam, TVS Dazz diluncurkan demi meramaikan kelas skutik murah. Sempat mengejutkan karena banderolnya cuma Rp 9 jutaan. Jelas ditujukan untuk memenuhi kebutuhan, calon konsumen dengan dana terbatas. Mengingat saat itu, brand Jepang mematok jualannya di atas Rp 10 juta. Menariknya pembeli Dazz sudah mendapatkan power outlet. Perangkat yang belum ditemui pada skutik Jepang kala itu.

Fitur ini menjadi salah satu fitur unggulan TVS Dazz. Dengan begitu, pengguna dapat mengisi ulang daya gawai. Kemudahan juga diberikan karena ada konsol di bawah. Berfungsi untuk menyimpan smartphone selama dicharger. Setelah itu, APM motor Jepang 'latah' menerapkannya. Padahal, item ini sudah jamak ditemui pada jajaran produk kompetitor TVS itu.

Merek India juga tidak pelit. Bayangkan dengan harga terjangkau tadi, TVS memperkaya Dazz dengan fitur lain seperti tuas pengunci rem. Belum lagi soal mesin. Pengembangan teknologi dituangkan melalui terapan over square engine yang diklaim low friction. Bekal jantung mekanis 110 cc-nya mampu mengeluarkan tenaga 8,4 Hp di 7.500 rpm. Torsi maksimalnya 8,3 Nm pada putaran mesin 5.500 rpm.

Akselerasinya juga cukup lincah. Dimensinya 1875 x 675 x 1050 mm (P x L x T), wheelbase: 1.240 mm dan bobot hanya 92 kg. Ditopang pula desain yang ramping. Apalagi dia juga bisa diajak berjalan lumayan jauh. Dikarenakan tangki BBM-nya dapat menampung 5,3 liter bensin. Ia pun aman melewati berbagai kondisi jalan, karena dipasangi sepatu (ban) tubeless. Cukup mencengangkan, bodi plastiknya yang kuat. Konon bajunya itu tak akan pecah, meski mengalami tabrakan.

TVS Dazz DFI

Model anyar TVS Dazz DFI meluncur 2015. Keberadaannya ditujukan sebagai pelengkap lini TVS Indonesia. Maka itu pula TVS Dazz karburator masih tetap ada. Sementara TVS Dazz DFI atau injeksi, menjadi jawaban atas perkembangan zaman. Bajunya tak banyak berubah, begitu pula dengan opsi varian. Baik TVS Dazz maupun TVS Dazz DFI tetap menjajakan empat warna utama (passion red, flying blue, candy pink dan aggresive orange). Namun khusus Dazz injeksi ada pilihan baru, matte silver.

Lain karbu lain injeksi. TVS Dazz injeksi masih mengedepankan mesin 110 cc dengan tipikal overbore. Kendati begitu, keluaran tenaganya lebih besar, 8,8 Hp di 7.500 rpm. Torsinya pun demikian, 8,7 Nm di 5.500 rpm. Spesifikasi di atas kertas ini, tak jauh beda dengan skutik Jepang. Malah untuk beberapa kompetitor, Dazz unggul. Rupanya ada terapan teknologi baru di mesin. Mereka menyebutnya dengan istilah mesin Digitech-R. Kolaborasinya dengan sistem injeksi khas TVS itu, jadi faktor yang melejitkan performa TVS Dazz.

Untuk harga jual, saat itu TVS Dazz dilepas Rp 12,6 juta. Namun, saat kami mengecek harga barunya, unit ini sekarang dipasarkan Rp 13,4 juta. Sementara TVS Dazz versi karburator menjadi Rp 12,7 juta. Meski naik, harga skutik berbendera India tetap termurah di Indonesia. Coba saja bandingkan dengan Honda BeAT. PT Astra Honda Motor menjualnya mulai di kisaran Rp 16 jutaan. Suzuki Nex II Rp 15 jutaan. Sementara Yamaha Mio Series dipatok sekitar Rp 16 jutaan juga.

Mungkin sepak terjang Dazz kurang terasa. Kekhawatiran perihal layanan purnajual, sepertinya masih jadi keraguan. Padahal TVS Motor Company Indonesia selaku APM, sudah punya cukup banyak jaringan. Mulai dari diler 3S, diler khusus spare part dan bengkel rekanan. Penyebarannya juga cukup luas. Meliputi Jabodetabek, Jawa, Kalimantan, Lampung, Sulawesi hingga Papua. Untuk memudahkan konsumen mendapatkan suku cadang, pemegang merek juga menyediakan pesanan secara online. Bahkan, mereka menawarkan pula layanan servis kunjung untuk konsumen. Menarikkah penawaran TVS Dazz buat Anda? (Ano/Van)

Baca Juga: Begini Cara Robot Tingkatkan Daya Saing di Industri Otomotif