Bicara motor matik, maka merek pertama kali yang terpikirkan adalah brand asal Jepang. Padahal, segmen ini dihuni oleh merek non Jepang dan menawarkan kelebihan tersendiri. Sebagai contoh adalah TVS Motor Company Indonesia yang masih meniagakan Dazz dengan harga lebih miring ketimbang rival-rivalnya.

Beberapa tahun lalu, TVS Dazz sempat dijual dengan banderol yang mencengangkan hanya Rp9 jutaan. Tentu saja posisi harga itu jadi jurus mengail perhatian konsumen dengan dana yang terbatas. Pembeli Dazz sudah mendapatkan power outlet, fitur yang belum ditemui pada skutik Jepang kala itu.

Sekarang mahar TVS Dazz terkatrol, namun tetap menjadikannya skutik termurah di Indonesia. Yang tak kalah menarik ada 2 opsi pengabut yang bisa konsumen pilih, mau karburator ada atau injeksi juga bisa. Per Oktober ini masing-masing dijual Rp14.450.000 dan Rp14.830.000 OTR Jakarta.

Nggak percaya kalau motor ini termurah? Coba saja bandingkan dengan Honda BeAT, PT Astra Honda Motor (AHM) kini menjualnya mulai Rp17-18 jutaan. Suzuki Nex II Rp18 jutaan. Sementara Yamaha Mio Series ditawarkan mulai Rp17 jutaan juga.

Namun pertanyaan, apakah dengan harga murah TVS Dazz layak dipinang? Mari kita bedah. Soal desain ini selera, namun jika tujuannya hanya untuk kendaraan komuter sehari-hari, Dazz sudah lebih dari cukup.

Bicara mesin TVS Dazz yang disokong dengan pengabut karburator, pengembangan teknologinya melalui terapan over square engine yang diklaim low friction. Bekal jantung mekanis berkubikasi 110 cc diklaim mampu meletupkan tenaga 8,5 daya kuda di 7.500 rpm dan torsi maksimalnya 8,3 Nm pada putaran mesin 5.500 rpm.

Baca Juga: Lebih Dekat dengan TVS XL 100, Motor Bebek Bertransmisi Matik yang Unik di Indonesia

 

Dimensi tubuhnya 1875 x 675 x 1050 mm (P x L x T), wheelbase: 1.240 mm, dan bobot hanya 92 kg. Punya bodi ramping rasanya lincah untuk urusan stop and go di tengah kemacetan.

Apalagi dia juga bisa diajak berjalan lumayan jauh. Sebab tangki BBM skutik ini mampu menenggak 5,3 liter bensin. TVS Dazz pun nyaman melewati berbagai kondisi jalan, sudah pakai pelek racing dan dibalut ban tubeless.

Sementara model Dazz dengan pengabut injeksi meluncur pertama kali pada 2015. Kehadirannya tentu sebagai pelengkap portfolio TVS di Tanah Air. Varian ini hadir sebagai jawaban atas perkembangan zaman, tak ada yang berbeda dari tampilan selain rancang pengabutnya.

Kubikasi mesin sama dan output juga serupa versi karburator. Klaim spesifikasi dari pabrikan ini tak jauh berbeda dengan skutik merek Jepang, malah menarik karena pabrikan menyuntiknya dengan teknologi yang diberi Digitech-R. Konon lebih responsif dan irit BBM.

Namun untuk sistem penerangan masih mengandalkan model konvensional, baik di depan, belakang, dan penanda sein. Kami rasa untuk kendaraan mobilitas cari uang sistem penerangan LED tak terlalu dibutuhkan.

Faktanya memang performa jualan dari TVS Dazz kurang terasa, buktinya jarang sekali melihat motor ini seliweran di jalan raya. Mungkin kekhawatiran soal layanan purna jual masih jadi keraguan konsumen. Tapi perlu diketahui, pihak APM sudah punya cukup banyak jaringan. Mulai dari diler 3S, diler khusus spare part ,dan bengkel rekanan.

Lokasinya tersebar mulai Jabodetabek, Jawa, Kalimantan, Lampung, Bali, Sulawesi, Papua, Yogyakarta, sampai ke Maluku. Guna mempermudah konsumen, TVS Indonesia juga menyediakan layanan daring pemesanan spare parts yang bisa diakses lewat laman resminya.

Berakhir di pertanyaan 'menarikkah TVS Dazz buat dimiliki? Pilihannya ada di tangan Anda, namun dengan gelar skutik termurah saat ini rasanya cocok saja untuk dijadikan kendaraan 'tempur' cari cuan sehari-hari. (KIT/ODI)

 

Baca Juga: Motor Matik Paling Murah di Indonesia, 4 Model Ini Cocok Jadi Alternatif