First Ride Ducati Panigale V2: Pembuktian Nyata di Sirkuit Jerez

  • 2020/08/First-Ride-Ducati-Panigale-V2-Jerez-Zigwheels-6.jpg
  • 2020/08/First-Ride-Ducati-Panigale-V2-Jerez-Zigwheels-2.jpg
  • 2020/08/First-Ride-Ducati-Panigale-V2-Jerez-Zigwheels-3.jpg
  • 2020/08/First-Ride-Ducati-Panigale-V2-Jerez-Zigwheels-7.jpg
  • 2020/08/First-Ride-Ducati-Panigale-V2-Jerez-Zigwheels-4.jpg
  • 2020/08/First-Ride-Ducati-Panigale-V2-Jerez-Zigwheels-8.jpg
  • 2020/08/First-Ride-Ducati-Panigale-V2-Jerez-Zigwheels-1.jpg

Motor yang sulit dikendalikan memiliki tantangan tersendiri. Bahkan kalangan tertentu justru menikmatinya. Masih segar di ingatan saat menjajal Triumph Street Triple untuk pertama kali di sirkuit – dan rasanya saya tak sepemikiran dengan impresi menyenangkan dari salah satu media Inggris ternama.

Siddarth Trivellore – pengajar sekolah balap terkenal di India – turut mengatakan hal sama. Bagaimana bisa sesuatu yang tidak responsif dan liar malah disuka. Ia pun hanya mengatakan, “Motor ini tak biasa. Perlu skill khusus, barulah terasa benar-benar responsif.” Lantas, apa korelasinya dengan Ducati Panigale V2? Biar saya jelaskan.

Ducati Panigale V2

Berkali-kali saya mencoba Panigale 959. Termasuk menguras tenaganya di Sirkuit Internasional Chang, Thailand. Dan tiap turun dari motor itu, rasanya benar-benar menyiksa. Mengendalikannya menguras tenaga ekstra. Makin mengagetkan lagi waktu selesai menguji Panigale V4. Ternyata performanya jauh lebih gila. Jika dibandingkan 959 hampir tak ada apa-apanya. Ia masih terbilang lembut. Tak berlebihan menyebut V4 begitu buas. Namun memasuki 2020, Ducati menambah varian mesin V-Twin dengan jenama V2.

Sebelum membahas hal terukur, mari bicara soal konteks dan posisi V2. Motor kelas tengah Ducati sebetulnya telah ada sejak 25 tahun silam. Dibuka dengan 748, sport fairing yang dirasa lebih relevan bagi para rider ketimbang 916. Dilanjut 749, 848, 899, serta 959 menyuarakan nada sama. Sebab saat itu, 916 (Flagship) benar-benar sulit dikendalikan. Rangka dan tenaga lebih difokuskan untuk trek balap. Agak repot menjinakkan laju di jalan raya.

Baca juga: MotoGP: Dovizioso Mundur dari Ducati, Potong Gaji Karena COVID-19 Penyebabnya?

Tapi bukan berarti V2 sepantar motor middleweight terkait. Sebelum ia lahir, 959 berada tepat di bawah V4. Mewakili sport bike yang lebih mudah diakses orang kebanyakan. Sementara V2 seperti ada di antara, sekaligus menjadi top of the line varian V-Twin. Hal yang kemungkinan besar bakal diterjemahkan pula pada Multistrada V4 tahun depan.

Mesin Panigale V2

Perombakan dapur pacu cukup lugas. Salah satunya merupakan misi mereka dalam mereduksi emisi gas buang, memenuhi syarat regulasi Euro 5. Mesin V-Twin 90 derajat 955 cc berpendingin cairan tetap jadi sumber tenaga. Namun mereka berhasil mengekstraksi daya lebih besar, naik 4,9 Hp dan mengeskalasi torsi sebesar 2 Nm. Hal ini tentu tak lepas dari tambahan dua injektor di tiap silindernya. Plus, kini hadir perangkat quickshifter (dua arah).

Komponen penunjang pengendalian turut diubah. Monoshock belakang buatan Sachs lebih panjang 2 mm, fully adjustable. Sementara upside down Showa diposisikan agak tinggi, memangkas sedikit travel serta satu persen lebih berat di roda depan. Boleh dibilang, V2 makin ergonomis ketimbang 959.

Seluruh rangkaian itu dibungkus tubuh cantik dari V4. Ya, tak mentah-mentah identik. Area fairing berbeda sama sekali, tapi jika dilihat fasadnya begitu mirip. Wajahnya proporsional, betapa indah dilihat. Ducati turut menawarkan opsi single seat serta lengan tunggal layaknya V4.

Suspensi

Bagian menariknya lagi, saya memacu V2 di sirkuit Jerez (Spanyol), trek dengan banyak tikungan lebar. Mode Super Corsa langsung dipilih. Memang mengurangi traksi dan agak licin, tapi roda bakal bertahan lebih lama. Tim juga memasang ban Pirelli Diablo Rain – dengan spesifikasi persis ajang Superbike di permukaan basah.

Pada sesi pertama – dalam keadaan kering – V2 terasa begitu menyenangkan. Dalam kecepatan moderat, rasanya benar-benar natural dan mudah dikendalikan. Meskipun terasa agak kasar saat keluar tikungan. Sembari jalan, kontrol traksi saya pindahkan ke level empat supaya tetap aman. Dan agaknya tak perlu dipindahkan lagi, lantaran tak mengurangi sensasi berkendara sebelumnya.

Masuk sesi ke-dua, mulai disiksa. Tikungan demi tikungan dilewati dengan lutut menempel aspal dan ternyata begitu mengesankan. Manuver di belokan tajam pun motor tetap menurut. Semakin percaya diri bahwa saya dapat mengendalikan penuh Panigale V2.

First ride Ducati Panigale V2

Perubahan kecil pada konstruksi dan komponen pengendalian menjadikannya responsif. Mengubah arah motor dapat dituntaskan dengan cepat dan tangkas. Cengkeraman roda benar-benar solid, patuh diapakan saja. Bahkan dalam tikungan tajam sekalipun. Menyenangkan!

Begitu membuka gas, torsi seketika keluar. Insting mesin 955 cc lama seperti tak terpengaruh dari upaya pengurangan emisi. Masih tetap mengalun buas. Pengoperasian quick shifter juga terasa mulus, tanpa drama. Walaupun, agak terlalu sensitif menurut saya. Tapi bukan masalah besar, toh kinerjanya tetap optimal.

Agak mengganjal saat menguji kinerja rem. Ya, tak benar-benar mengecewakan. Brembo M4.32 sebetulnya bagus. Tapi khusus di track, rasa tuasnya terlalu panjang. Tipe M50 sepertinya lebih cocok berpadu dengan mesin buas.

First Ride Ducati Panigale V2

Makin mengejutkan saat tiba-tiba hujan turun. Tingkat percaya diri seketika turun – ditambah belum tahu betul seperti apa karakter ban di permukaan basah. Mode berkendara langsung saya pindahkan ke Sport, sekaligus menambah level kontrol traksi.

Hampir saya berpikir, hari ini bakal berakhir kurang bahagia. Seiring berjalan waktu, nyatanya V2 dapat membuktikan kemampuannya. Beda sama sekali dengan 959 yang tak terkendali. Justru penambahan tenaga, serta racikan suspensi baru Ducati membuatnya lebih mudah dikontrol. Rasanya ini menjadi sport fairing kelas tengah paling spesial yang pernah ada.

Begitu pun V4. Ia terlalu brutal dan sulit dijinakkan. Sementara V2, memiliki performa sama seriusnya dengan V4, secara bersamaan penyalurannya tenang. Tak menurunkan nyali. Dalam standar saya, V2 merupakan sosok paling proporsional dari segi banyak hal. Harganya juga tak terlampau mahal, sepantaran 959. Tak perlu skill khusus seperti yang mereka bilang – baru terasa menyenangkan. Ia bakal jadi “teman baik” Anda. (Hlm/Tom)

Alih Bahasa: Helmi Alfriandi

Sumber: Zigwheels

Baca juga: First Ride Suzuki Gixxer SF250: Masih Menggodakah Ia di Antara Rival?

Model Motor Ducati

  • Ducati Panigale V4
    Ducati Panigale V4
  • Ducati MultiStrada
    Ducati MultiStrada
  • Ducati Monster
    Ducati Monster
  • Ducati Hypermotard 950
    Ducati Hypermotard 950
  • Ducati Panigale
    Ducati Panigale
  • Ducati Diavel
    Ducati Diavel
  • Ducati XDiavel
    Ducati XDiavel
  • Ducati Multistrada 1260
    Ducati Multistrada 1260
Harga Motor Ducati

IIMS 2024

Video Motor Ducati Panigale Terbaru di Oto

Oto
  • The sound of the RED BEAST! DUCATI Superbike 999
    The sound of the RED BEAST! DUCATI Superbike 999
    06 Oct, 2015 . 914K kali dilihat
  • DUCATI Superbikes with Termignoni Exhausts - Sound of Open & Close Dry Clutch
    DUCATI Superbikes with Termignoni Exhausts - Sound of Open & Close Dry Clutch
    06 Oct, 2015 . 98K kali dilihat
  • Ducati Superbike 848 vs Porsche Carrera GTS
    Ducati Superbike 848 vs Porsche Carrera GTS
    06 Oct, 2015 . 87K kali dilihat
  • DUCATI 1198 SUPERBIKE Walk Around - In 1080P HD 5.1 Surround Sound
    DUCATI 1198 SUPERBIKE Walk Around - In 1080P HD 5.1 Surround Sound
    06 Oct, 2015 . 500K kali dilihat
  • Aruba.it Racing - Ducati Superbike Team: video finale, moto unveiled
    Aruba.it Racing - Ducati Superbike Team: video finale, moto unveiled
    06 Oct, 2015 . 9K kali dilihat
  • Termignoni exhaust system on DUCATI Superbike (5.1 Surround HD sound)
    Termignoni exhaust system on DUCATI Superbike (5.1 Surround HD sound)
    06 Oct, 2015 . 371K kali dilihat
  • DUCATI Superbike Test Ride! Termignoni Exhaust - GoPro HERO 3 Black Series
    DUCATI Superbike Test Ride! Termignoni Exhaust - GoPro HERO 3 Black Series
    06 Oct, 2015 . 18K kali dilihat
Tonton Video Motor Ducati Panigale

Bandingkan & Rekomendasi

Ducati Diavel
Ducati Diavel
Rp 535 - 610 Juta
Tulis Review Harga Diavel
Ducati Monster
Ducati Monster
Rp 359 - 440 Juta
Tulis Review Harga Monster
MV Agusta F4
MV Agusta F4
Rp 589,73 - 998 Juta
Tulis Review Harga MV Agusta F4
MV Agusta F3
MV Agusta F3
Rp 230,17 - 615 Juta
Tulis Review Harga MV Agusta F3
MV Agusta Brutale 800
MV Agusta Brutale 800
Rp 220,66 - 530 Juta
Tulis Review Harga Brutale 800
Tenaga Maksimal 157
109
212
133
140
Jenis Kopling Slipper And Wet Multiplate Clutch
Wet Multiplate Slipper Clutch
Wet, Multi-Plate
Wet, Multi-Plate
Wet, Multi-Plate
Torsi Maksimal 129 Nm
86 Nm
115 Nm
71 Nm
87 Nm
ABS Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Mode Berkendara Road
Rain,Sport,Race
Normal, Sport, Rain
Normal, Sport, Rain
Normal, Sport, Rain
Rem Depan Cakram Ganda
Cakram Ganda
Cakram Ganda
Cakram Ganda
Cakram Ganda
Rem Belakang Disc
Disc
Disc
Disc
Disc

Tren Sport

  • Yang Akan Datang
Motor Sport Yang Akan Datang

Artikel Motor Ducati Panigale dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature
  • Nostalgia Grand Prix 1980-an, Yamaha Rilis XSR900 GP
    Nostalgia Grand Prix 1980-an, Yamaha Rilis XSR900 GP
    Anjar Leksana, Hari ini
  • Honda Giorno+ 2024 Edisi Spesial Donald Duck Dijual Rp29 Jutaan
    Honda Giorno+ 2024 Edisi Spesial Donald Duck Dijual Rp29 Jutaan
    Anjar Leksana, 24 Apr, 2024
  • Deret Skutik dengan Bagasi Luas, Cocok buat Harian Maupun Touring
    Deret Skutik dengan Bagasi Luas, Cocok buat Harian Maupun Touring
    Zenuar Istanto, 19 Apr, 2024
  • Kredit Honda Vario 125 Model 2024 Bisa Dicicil Mulai Ratusan Ribu Rupiah
    Kredit Honda Vario 125 Model 2024 Bisa Dicicil Mulai Ratusan Ribu Rupiah
    Anjar Leksana, 16 Apr, 2024
  • ExxonMobil Kembali Gelar Program Mudik Gratis Untuk Mekanik
    ExxonMobil Kembali Gelar Program Mudik Gratis Untuk Mekanik
    Zenuar Istanto, 09 Apr, 2024
  • Mau Beli Motor Seken, Begini Cara Mengecek Kondisinya
    Mau Beli Motor Seken, Begini Cara Mengecek Kondisinya
    Anjar Leksana, 06 Jun, 2023
  • 8 Komponen Motor yang Wajib Diperiksa setelah Dipakai Mudik
    8 Komponen Motor yang Wajib Diperiksa setelah Dipakai Mudik
    Bangkit Jaya Putra, 03 Mei, 2023
  • Penting Diketahui saat Pilih Jas Hujan, Jangan Sampai Membahayakan!
    Penting Diketahui saat Pilih Jas Hujan, Jangan Sampai Membahayakan!
    Zenuar Istanto, 26 Okt, 2022
  • Cara Merawat Bagian Motor Berwarna Doff Supaya Selalu Terlihat Resik
    Cara Merawat Bagian Motor Berwarna Doff Supaya Selalu Terlihat Resik
    Zenuar Istanto, 03 Okt, 2022
  • Jangan Lupakan Beberapa Hal Ini saat Touring Motor Berkelompok
    Jangan Lupakan Beberapa Hal Ini saat Touring Motor Berkelompok
    Zenuar Istanto, 16 Sep, 2022
  • Aprilia SR-GT 200 Replica: Tetap Mengambil Pendekatan Tualang, Tapi Ada yang Beda
    Aprilia SR-GT 200 Replica: Tetap Mengambil Pendekatan Tualang, Tapi Ada yang Beda
    Bangkit Jaya Putra, Hari ini
  • First Ride Honda Stylo 160: Sekadar Vario 160 Berganti Kulit?
    First Ride Honda Stylo 160: Sekadar Vario 160 Berganti Kulit?
    Setyo Adi, 07 Mar, 2024
  • First Ride Yamaha LEXi LX 155: Pantas Naik Kelas?
    First Ride Yamaha LEXi LX 155: Pantas Naik Kelas?
    Bangkit Jaya Putra, 27 Feb, 2024
  • First Ride Suzuki Burgman Street 125EX: Tawarkan Keseimbangan Berkendara
    First Ride Suzuki Burgman Street 125EX: Tawarkan Keseimbangan Berkendara
    Anjar Leksana, 30 Jan, 2024
  • Vespa LX125 i-get Batik: Layak Dikoleksi
    Vespa LX125 i-get Batik: Layak Dikoleksi
    Bangkit Jaya Putra, 27 Mar, 2023
  • 11 Istilah yang Akrab di Kalangan Bikers Sejati
    11 Istilah yang Akrab di Kalangan Bikers Sejati
    Bangkit Jaya Putra, 28 Jun, 2022
  • Perjalanan Yamaha R15, Transformasi Revolusioner hingga Menjadi Motor Sport Mutakhir
    Perjalanan Yamaha R15, Transformasi Revolusioner hingga Menjadi Motor Sport Mutakhir
    Zenuar Istanto, 22 Mar, 2022
  • Sejarah Perkembangan Honda Vario, dari 110 cc hingga 160 cc
    Sejarah Perkembangan Honda Vario, dari 110 cc hingga 160 cc
    Zenuar Istanto, 08 Mar, 2022
  • Kawasaki Ninja 250SL vs Suzuki Gixxer SF 250, Adu Sporty Fairing Silinder Tunggal
    Kawasaki Ninja 250SL vs Suzuki Gixxer SF 250, Adu Sporty Fairing Silinder Tunggal
    Bangkit Jaya Putra, 15 Nov, 2021
  • Suzuki Nex II Elegant vs Yamaha Gear 125 S Version, Mana yang Pantas Jadi Incaran?
    Suzuki Nex II Elegant vs Yamaha Gear 125 S Version, Mana yang Pantas Jadi Incaran?
    Zenuar Istanto, 26 Agu, 2021

Bandingkan

You can add 3 variants maximum*