Test Drive Wuling Darion PHEV: MPV Keluarga Irit, Bisa Tempuh 1.200 Km Tanpa Isi Ulang!
Perjalanan Jakarta–Bali tanpa pengisian bensin maupun baterai, membuktikan efisiensi real MPV PHEV terbaru Wuling.
Setelah demam EV, pabrikan asal Cina lanjut mengarah ke plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Sejumlah model PHEV dari merek Tiongkok sudah menginvasi dalam beberapa bulan terakhir. Wuling Motors pun, yang sudah punya akar kuat di Indonesia tak mau tertinggal. Menariknya, di saat pabrikan lain bermain dengan SUV PHEV, Wuling meluncurkan MPV PHEV pertama di Indonesia: Cortez Darion PHEV!
KEY TAKEAWAYS
Berapa jarak tempuh Wuling Darion PHEV?
Diklaim lebih dari 1.000 km, dan di pengujian nyata di atas 1.200 km dengan satu tangki tanpa isi ulang.Apakah Wuling Darion PHEV cocok untuk keluarga?
Sangat cocok berkat kabin lega, kenyamanan suspensi, fitur lengkap, dan biaya operasional yang murah.Meluncur di awal November 2025 dengan model EV dan PHEV, Cortez Darion langsung menyita banyak perhatian. Tak butuh waktu lama, Wuling Motors langsung mengajak media untuk membuktikan kemampuan Darion PHEV. Lewat tantangan satu tangki dari Jakarta Selatan menuju Bali. Ya, selama perjalanan tak mengisi bensin maupun daya baterai.
Sebagai informasi, mereka mengklaim kalau mobil ini bisa melaju hingga 1.000 km plus. Jadi tidak ada angka pastinya. Sedikit berbeda dari pabrikan lain dengan produk PHEV yang menyetel angka di 1.200 km.
Rute dan Kondisi Perjalanan
Wuling membuat tema perjalanan “How Far Can You Go” untuk test drive media kali ini. Jelas, tujuannya melihat seberapa jauh Darion PHEV dapat melaju, dengan tantangan tidak mengisi ulang bahan bakar dan baterai.
Berangkat dari Cilandak Town Square di Jakarta Selatan menuju Solo sebagai titik pertama. Dilanjutkan keesokan hari menuju Ketapang, Banyuwangi dan bermalam kembali. Sebelum menyeberang ke Bali dan menuju Denpasar sebagai titik finis. Total estimasi jaraknya lebih dari 1.200 km.
Tiap mobil diisi empat orang, beserta barang bawaan masing-masing. Peserta pun dianjurkan untuk berkendara normal layaknya ke luar kota. Meski begitu, ada sedikit kekhawatiran. Seperti disebut di awal, pihak Wuling menginformasikan mobil bisa menempuh 1.000 km plus. Tidak ada bayangan seberapa lebih dari 1.000 km mobil bisa terus melaju.
Ditambah, ada peringatan dari penyelenggara, kemungkinan beberapa mobil bakal habis bahan bakarnya saat tiba di daerah Banyuwangi (kurang lebih 1.000 km perjalanan). Membuat peserta harus mengatur strategi, seperti memainkan mode berkendara yang tepat, tanpa harus mengurangi esensi perjalanan.
Pada kenyataannya, sisa bahan bakar di tangki masih ada meskipun tidak tampil lagi di MID. Sisa bensin kemudian bakal diatur dengan baik oleh sistem untuk mengisi daya baterai. Jadi fokus bergerak dengan mode EV.
Sistem Hybrid Darion PHEV
Kita ulas dulu soal sistem hybrid yang diusung Darion PHEV. Wuling menyebutnya dengan Ling Power Hybrid System. Merupakan kombinasi mesin bensin 1,5 liter dengan Atkinson Cycle, baterai LFP (lithium iron phosphate) 20,5 kWh dan motor elektrik.
Mesin bensinnya menghasilkan daya 105 hp dan torsi 130 Nm, sedangkan dari motor elektrik penggerak 195 hp dan torsi 230 Nm. Sebagai penyalur daya adalah Dedicated Hybrid Transmission (DHT) dengan kopling elektromagnetik.
Memanfaatkan baterai dan motor, Darion PHEV diklaim bisa melaju dengan mode full EV sejauh 125 km (CLTC). Baterai juga bisa dicas sendiri dengan colokan CCS2 dan sudah mendukung fast charging.
Mesin bisa bekerja bersama dalam performa (parallel hybrid) maupun bertugas mengisi baterai (series hybrid). Sebagian besar, sistem bakal menentukan soal penggunaan baterai dan mesin. Meski begitu, kita bisa memilih pengaturan yang condong pada elektrifikasi lewat pengaturan Energy Modes. Terdiri dari:
- EV Max: Fokus pada EV hingga baterai menyentuh 12 persen
- EV First: Fokus pada EV hingga baterai menyentuh 35 persen
- Hybrid: Sistem menentukan berdasarkan kondisi berkendara
- Fuel Priority: Fokus pada mesin bensin, kebanyakan untuk mengisi baterai
Selain itu, ada sub-setting Forced Power Retention yang mempertahankan kisaran baterai tetap di angka 35-70 persen. Pengguna juga bisa menyetel batas bawah baterai agar lebih nyaman. Sebagai catatan, bensin berpotensi lebih terkuras ketika fitur ini aktif.
Melengkapi mode energi, ada mode berkendara yang terdiri dari Custom, Eco, Standard dan Sport. Kemudian ada juga setelan untuk Energy Recovery, mengisi baterai dari deselerasi. Bisa dipilih setelannya antara Smart, Comfort, Standard dan Strong. Pemilihan mode ini juga memengaruhi rasa berkendara, khususnya dari sisi deselerasi otomatis yang bisa dimanfaatkan baik oleh pengemudi untuk mengisi daya baterai.
Rasa Berkendara Enak dan Nyaman Buat Jarak Jauh
Sebelum berkendara, ada sejumlah pengaturan yang perlu dipelajari. Seperti kebanyakan mobil listrik sekarang, pusat komando berada di layar tengah. Jadi, tak cuma untuk infotainment, layar 12,8 inci juga jadi tempat sejumlah pengaturan penting. Beralih dari tombol fisik. Hal ini tentu butuh pembiasaan.
Tak cuma itu, ada beberapa hal lain yang perlu dibiasakan dalam penggunaannya. Seperti menyalakan dan mematikan kendaraan. Mobil ini juga mengadopsi teknologi dari EV kebanyakan. Jadi untuk menyalakan cukup menginjak pedal rem. Sedang untuk mematikan, cukup ditinggal dan dikunci kendaraannya.
Pengemudi juga harus beradaptasi dengan tuas pengaturan di balik kemudi. Sisi kiri adalah tuas transmisi DHT. Dari situ, bisa mengaktifkan cruise control dengan menekan tuas ke bawah dua kali. Sisi kanan, untuk pengaturan lampu sein, wiper depan belakang, hingga lampu utama.
Sangat mudah untuk berkenalan dengan karakter berkendara Darion PHEV. Visibilitas sangat baik, posisi berkendara bisa diatur elektrik, dan kemudi dengan pengaturan tilt & telescopic.
Desain jok ergonomis serta dengan bantalan yang tebal dan empuk, menunjang kenyamanan saat digunakan dalam jarak jauh. Ruang kaki keseluruhan kabin juga lega, apalagi di baris kedua dengan captain seat.
Bobot putar kemudi dalam kondisi normal sudah sangat enak dan presisi, bahkan saat mobil melaju dalam kecepatan tinggi, terasa mantap. Masih bisa disetel jika terasa kurang sesuai dengan preferensi. Mengendalikan Darion PHEV yang tergolong bongsor bodinya (dimensi panjang hampir 5 meter) tidak canggung dan malah penuh percaya diri.
Handling enak juga didukung bantingan suspensi yang layak dikasih dua jempol. Racikan suspensi McPherson dan multi-link independent mampu meredam guncangan dengan baik. Bahkan untuk baris belakang juga bisa menikmati. Ditambah, body roll terasa minim saat mobil bergerak penuh dinamika. Setelannya terasa pas untuk mobil keluarga yang bakal diisi oleh banyak penumpang.
Soal respons performa, selayaknya mobil listrik. Torsi kuat berlimpah dan penyaluran tenaga merata. Jalan menanjak dan menyalip kendaraan di depan terasa mudah. Enak untuk jalan santai maupun yang butuh kecepatan tinggi. Peralihan dari EV ke hybrid, jika memilih mode hybrid, terasa mulus. Kadang, tidak begitu sadar kalau mesin sedang menyala. Bisa dilihat dari indikator sistem energi di layar instrumen cluster.
Tapi jika memilih mode EV Max atau pengguna memaksa untuk terus memakai EV, bakal kaget saat mesin menyala. Pasalnya, dengan sisa baterai yang sedikit, mesin bakal bekerja keras untuk mencoba mengisi baterai. Raungan mesin dengan RPM tinggi bakal terdengar sampai ke dalam kabin. Jujur, beberapa kali mengalami ini tetap timbul rasa khawatir.
Padahal, kabin Darion PHEV termasuk yang baik meredam suara bising dari luar. Poin ini juga jadi nilai plus sebagai MPV keluarga. Kedapnya kabin tentu meningkatkan kenyamanan saat digunakan.
Konsumsi Bahan Bakar & Efisiensi Energi Tinggi
Selama perjalanan, dengan tujuan mencapai finis 1.200 km, berbagai kombinasi mode energi dan berkendara dicoba oleh peserta. Ada yang dengan sengaja memacu mobilnya lebih cepat, dengan harapan melihat seberapa jauh jarak yang bisa ditempuh sampai bensin dan baterai habis. Masih dengan target 1.000 km di Banyuwangi sebagai titik amannya.
Hasilnya, berbeda dari ekspektasi semua peserta. Meski estimasi jarak tempuh dari indikator BBM sudah tidak keluar, dan hanya mengandalkan estimasi dari energi baterai yang fluktuatif di 30 persenan. Nyatanya, masih bisa menempuh hingga 100 km, dan rata-rata baterai masih menampilkan kisaran 20-30 persen. Salah satu peserta malah punya sisa baterai 50 persen, dengan catatan selama perjalanan, mereka pintar memilih mode berkendara dan menabung daya baterai tetap di batas aman atas.
Menurut pengalaman kami, mode terbaik adalah membiarkan sistem yang bekerja dan pengemudi berkendara tidak agresif. Artinya, biarkan sistem hybrid pintar menentukan penggunaan baterai dan mesin. Begitu juga dengan energy recovery atau rem regeneratifnya. Bisa memilih mode yang Smart. Sehingga dari sisi pengemudi pun lebih nyaman.
Jadi, apakah klaim Wuling untuk jarak Darion PHEV di angka 1.000 km itu realistis? Kami bisa bilang, iya. Beberapa mobil PHEV lain yang dicoba sebelumnya, juga memberi pengalaman serupa soal jarak. Sehingga, jika benar-benar ingin pergi ke Bali dari Jakarta dengan satu tangki penuh, seharusnya tidak masalah. Namun, disarankan biar lebih aman, bisa mengisi bensin atau baterai sesekali. Sejumlah SPKLU tersedia di beberapa rest area sepanjang perjalanan menuju Timur.
Kalau mau berhitung kasar, biaya untuk energi dan bahan bakar Darion PHEV untuk perjalanan ini dapat dilihat dari kapasitas tangki yang mencapai 52 liter dan baterai 20,5 kWh. Biaya bensinnya mencapai Rp634.400, dengan pertimbangan harga bensin oktan 92 yang direkomendasikan sebesar Rp12.200. Sedang biaya pengisian daya di SPKLU sebesar Rp2.466 per kWh menghasilkan total Rp50.553. Kalau dijumlah, biaya perjalanan dengan Darion PHEV dari Jakarta ke Bali adalah Rp684.953. Murah!
Informasi tambahan, dari MID di akhir perjalanan, mobil yang kami gunakan menampilkan konsumsi bahan bakar rata-rata 5,1 liter/100 km atau kalau dikonversi menjadi 19,61 km/liter.
Simpulan: MPV PHEV yang Realistis untuk Perjalanan Keluarga
Uji jalan Jakarta–Bali sepanjang lebih dari 1.200 km menjadi bukti nyata kemampuan Wuling Darion PHEV sebagai MPV keluarga yang efisien. Manajemen energi yang cerdas membuat konsumsi bahan bakarnya sangat hemat tanpa mengorbankan performa.
Nyaman dikendarai, kabin lapang, suspensi matang, serta fitur keselamatan dan kenyamanan yang mendukung perjalanan panjang menjadikannya salah satu PHEV paling lengkap di kelasnya. Klaim jarak 1.000 km lebih dari satu tangki pun terbukti realistis di kondisi nyata.
Dengan catatan harga yang tetap kompetitif, Darion PHEV berpotensi menjadi opsi menarik bagi keluarga yang menginginkan mobil irit, senyap, dan modern—tanpa kekhawatiran soal jarak tempuh seperti pada mobil listrik murni. Sebuah paket lengkap untuk kebutuhan mobilitas masa kini. (TOM)
Baca juga:
Test Drive Aletra L8 EV: Tuntaskan 538 Km Jakarta-Magelang Hanya Dua Kali Charge
Test Drive Chery Tiggo 8 CSH: Uji Efisiensi dan Plus Minus PHEV Termurah Saat Ini
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Pembeli asli yang terverifikasi
-
Jelajahi Wuling Cortez Darion PHEV
Cerita Terkait Wuling Cortez Darion PHEV
- Berita
- Artikel feature
Model Mobil Wuling
Jangan lewatkan
GIIAS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Mobil Unggulan Wuling
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Wuling Cortez Darion PHEV Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
|
Jenis Bahan Bakar
Bensin
|
Diesel
|
Bensin
|
Bensin
|
Bensin
|
|
Mesin
1498
|
2393
|
1497
|
1499
|
1987
|
|
Tenaga
105
|
147
|
113
|
104
|
172
|
|
Torsi
130 Nm
|
342 Nm
|
144 Nm
|
141 Nm
|
205 Nm
|
|
Tempat Duduk
7
|
7
|
7
|
7
|
7
|
|
Jenis Transmisi
Dedicated Hybrid Transmission
|
Manual
|
iVT
|
Manual
|
CVT
|
|
|
Tren MPV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Wuling Cortez Darion PHEV dari Carvaganza
Artikel Mobil Wuling Cortez Darion PHEV dari Zigwheels
- Motovaganza