Test Drive Chery Tiggo 8 CSH: Uji Efisiensi dan Plus Minus PHEV Termurah Saat Ini
Teknologi PHEV canggih Chery, tapi perlu edukasi lebih

Tiggo 8 Chery Super Hybrid (CSH) adalah model Chery terkini yang menarik minat banyak penggemar SUV. Bagaimana tidak, produk ini dinobatkan sebagai PHEV termurah saat pertama kali diperkenalkan, Rp499 juta. Ini jelas membuat Chery punya senjata kuat untuk bertarung di multisegmen, SUV serta kendaraan elektrifikasi yang tengah naik daun.
KEY TAKEAWAYS
Apakah Chery Tiggo 8 CSH cocok untuk perjalanan jarak jauh?
Ya, Chery Tiggo 8 CSH cocok untuk perjalanan jauh berkat kombinasi mesin bensin dan motor listriknya. Dengan mode hybrid dan baterai 18,3 kWh, SUV ini menawarkan kenyamanan dan efisiensi, meski perlu pemahaman soal mode pengisian daya.Berapa konsumsi bahan bakar Chery Tiggo 8 CSH saat test drive?
Dalam uji coba ke Bandung, Chery Tiggo 8 CSH mencatat konsumsi kombinasi sekitar 17,5 km/liter tanpa pengisian ulang daya listrik, bahkan ada peserta yang mencapai 28 km/liter dalam skenario efisiensi optimal.Oto.com sebelumnya sudah mencoba perdana dalam kesempatan singkat beberapa waktu lalu. Kini lewat kesempatan lain, Oto.com mencoba Tiggo 8 CSH menuju destinasi yang lebih jauh, Bandung. Sedikit mengecewakan, sebab Chery mengklaim SUV ini mampu menempuh jarak 1.300 km, setara Jakarta – Denpasar, yang artinya pengujian ini tidak bisa merasakan langsung klaim tersebut.
Melihat sisi positifnya, perjalanan ke Bandung mencoba mengulik impresi berkendara dan sistem canggih hybrid milik Chery. Perjalanan dimulai dari kawasan PIK 2 menuju Bandung tepatnya Setiabudi, Dago yang berjarak 177 kilometer. Chery juga mengadakan kompetisi konsumsi bahan bakar yang diperhitungkan pada penggunaan hari pertama menuju Bandung serta hari kedua untuk kembali ke Jakarta.
Lantas seperti apa pengalaman perdana bersama Chery Tiggo 8 CSH ke luar kota? Simak laporan berikut.

Impresi Eksterior dan Interior
Soal desain, rasanya tidak ada pembeda Tiggo 8 CSH ini dengan varian Tiggo lainnya. Saat ini Chery menawarkan Tiggo 8 standar, Tiggo 8, Tiggo 8 Pro, Tiggo 8 Pro Max, dan CSH untuk konsumen Tanah Air. Bentuknya serupa, hanya berbeda pada beberapa detail yang sejujurnya tidak terlalu penting bagi pengemar SUV Tiggo ini.
Panjang sama, 4.722 mm, membuat orang awam yang melihat produk ini sulit membedakan sekilas. Chery juga tidak menyertakan emblem yang menginformasikan bahwa spesies CSH ini berbeda dari saudara-saudaranya, lebih ramah lingkungan dan lebih bertenaga. Mungkin yang paling kentara adalah penyematan stop lamp pada spoiler serta bentuk lampu belakang yang terasa lebih modern. Sisanya serupa.
Masuk ke interior, kesan serupa juga dirasakan. Interior dominan hitam, dengan balutan bahan kulit yang terasa premium, benar-benar mengingatkan pada model Tiggo lainnya. Pembeda paling kentara adalah kehadiran layar head unit beresolusi tinggi 15,6 inci yang menjadi pusat kontrol fungsi kendaraan. Hadir juga layar 10,25 inci sebagai meter cluster, head up display dan 12 speaker, panoramic sunroof yang menambah kesan premium.
Duduk sebagai penumpang juga terbilang cukup nyaman. Area leg room, head room lapang, dengan beberapa tambahan kenyamanan seperti armrest, soket pengisian daya, lampu baca, dan tempat penyimpanan yang tersebar di area baris kedua dan ketiga. Penumpang depan mendapatkan tambahan leg rest, ventilated seat serta fitur pijat yang membuat perjalanan tidak melelahkan.

Impresi Berkendara
Serupa, itu kesan pertama saat ada di balik kemudi Tiggo 8 CSH. Bagi konsumen yang sudah merasakan berkendara dengan varian Tiggo 8 lainnya jelas ini mengingatkan pada varian yang sudah hadir lebih dulu. Namun bagi yang baru perdana masuk, jelas Tiggo 8 CSH memberikan kesan yang futuristik, sederhana, utamanya melihat area dasbor.
Perhatian utama jelas pada layar besar berukuran 15,6 inci di bagian tengah. Layar ini menampung semua pengaturan fungsi kendaraan. Pengemudi dan penumpang, rasanya memerlukan waktu lebih lama untuk menjelajahi menu-menu untuk pengaturan dasar. Layaknya sebuah handphone baru di tangan. Ciri khas produk Tiongkok yang tidak menyertakan tombol fisik untuk pengaturan tersebut.
Pada pengalaman perdana, fungsi pelipatan spion dan pengaturan arah kaca, harus dilakukan dengan mengakses menu dan sub-menu. Sungguh merepotkan ketika berhadapan dengan situasi jalan sempit atau ingin bermanuver di tengah kemacetan, sesuatu yang sangat dibutuhkan pengemudi di perkotaan dengan akses cepat. Penilaian minus namun tidak mengejutkan bagi pengguna produk-produk Tiongkok kekinian.

Berkendara dengan Tiggo 8 CSH memberikan kesan commanding, pengemudi leluasa melihat area depan, bahkan cenderung lebih tinggi dibandingkan keluarga Tiggo 8 lainnya. Efeknya, pengemudi dapat dengan mudah dan percaya diri bermanuver di beragam situasi. Posisi berkendara terbaik ini juga didukung fleksibilitas kolom kemudi yang sudah memiliki fungsi tilt teleskopik serta jok pengemudi dengan pengaturan motor elektrik.
Performa
Sistem hibrida Chery sebenarnya tidak berbeda jauh dengan sistem hibrida yang sudah ada lebih dulu. Chery memanfaatkan mesin pembakaran internal dengan motor listrik dan baterai berkapasitas besar (Dedicated Hybrid Engine, Dedicated Hybrid Transmision, Dedicated Hybrid Battery) untuk bekerja bersama menghadirkan efisiensi bahan bakar optimal.
Teknologi bateri yang superior ini juga yang membuat Chery percaya diri menghadirkan kendaraan dengan sistem plug-in hybrid EV (PHEV). Pengguna dapat memanfaatkan tawaran pengisian daya untuk baterai dan memilih penggerak utama motor listrik yang membuatnya bergerak layaknya sebuah EV murni.

Di atas kertas, Tiggo 8 CSH memanfaatkan mesin 1.5L turbo yang berpadu dengan motor listrik. Mesinnya menghasilkan tenaga 143 PS dan torsi 215 Nm sedangkan motor listriknya menghasilkan tenaga 204 PS dan torsi 310 Nm. Penilaian gabungan sistem mesin bakar dan listrik ini menghasilkan data tenaga 347 ps dan torsi 525 Nm yang impresif untuk ukuran produk dengan banderol Rp500 jutaan.
Baterainya menawarkan kapasitas 18,3 kWh yang diklaim mampu menawarkan jarak tempuh 90 km. Ini perhitungan dengan sistem EV murni bagi pengguna yang ingin lebih ramah lingkungan. Mesin dan motor listrik bekerja bergantian dengan bantuan transmisi DHT.
Kesan pertama menginjakkan pedal akselartor Tiggo 8 CSH adalah senyap. Ini karena sistem menggunakan motor listrik saat pertama kali berakselerasi, serta dalam kecepatan lambat. Ini membuat berkendara layaknya mobil listrik.

Torsi langsung terasa saat menginjak pedal gas lebih dalam. Saat pengalaman menuju Bandung, penggunaan baterai terasa setelah melewati tol MBZ, yang artinya klaim penggunaan baterai lebih panjang benar adanya.
Pergantian ke mesin konvensional juga tidak terlalu terasa. Pengemudi menyadari mesin menyala saat MID menunjukkan konsumsi rata-rata. Mesin menyala bersamaan dengan perhitungan rata-rata konsumsi daya motor listrik dan konsumsi gabungan.
Soal performa, seperti yang sudah diutarakan, menginjak pedal akselerator Tiggo 8 CSH terhitung menyenangkan. Tenaga didapat dengan cepat, tidak perlu upaya mesin berlebihan. Dipadu dengan transmisi hibrida yang terdedikasi, keberadaan tenada dirasakan cepat. Sayang memang, tidak ada mode transmisi manual seperti paddle shift di balik kemudi atau tuas pengatur naik dan turun transmisi, yang membuat kesan sportnya sedikit janggal.
Catatan lainnya terkait pengalaman berkendara Tiggo 8 CSH ini adalah pengendalian yang serupa dengan Tiggo 8. Seperti yang Oto.com pernah utarakan, kemudi Tiggo 8 cenderung ringan bahkan saat di kecepatan tinggi sekalipun. Ada rasa yang hilang saat mobil ini melaju cepat, namun terasa memudahkan memang saat bermanuver di kecepatan rendah. Di kemacetan atau hendak parkir kendaraan.

Meski demikian, sensasi sport terasa dari pengendalian yang presisi. Gejala limbung minim dirasa, kemungkinan karena perjalanan didominasi jalur tol. Penggunaan suspensi independen di depan dan belakang cukup mengesankan di kecepatan tinggi. Rasa berbeda didapat di perjalanan perkotaan, dimana suspensi ini terhitung keras dan rigid. Bahkan untuk ukuran penumpang di baris kedua, suspensi Tiggo 8 CSH cukup keras.
Chery menyematkan pengereman cakram depan belakang pada model PHEV ini. Pengereman ini juga dapat mengisi daya ke baterai sepanjang perjalanan alias memiliki fitur regeneratif. Kesan mengenai rem ini bervariasi. Pada kondisi perkotaan terhitung sigap untuk memperlambat laju kendaraan. Pada kecepatan yang lebih tinggi, pengereman terasa kurang sigap dengan gaya berkendara agresif yang membuat pengemudi meningkatkan kewaspadaan lebih tinggi terhadap objek di depannya.
Terkait performa, sepanjang penggunaan Tiggo 8 CSH, Oto.com memilih mode Eco. Selain untuk turut serta meramaikan kompetisi efisiensi, penggunaan Eco ini juga ingin melihat bagaimana sistem bekerja maksimal dalam meraih efisiensi. Menariknya, meski mode berstatus Eco, asupan tenaga membludak saat hendak berkendara agresif. Rasanya tidak banyak berbeda dengan tawaran mode Normal dan Sport yang menjadi pilihan untuk pengemudi. Menyenangkan bahkan pada mode paling sopan sekalipun.
Efisiensi
Bicara efisiensi, Tiggo 8 CSH sebenarnya memberikan beberapa skenario mode yang bisa dimaksimalkan penggunanya. Dan ini, menurut Oto.com, harus dilakukan dengan percobaan berulang kali.

Selain mode berkendara yang menawarkan mode Eco, Normal dan Sport, terdapat Power Mode yang menawarkan pilihan berkendara HEV, EV, dan EV+. Penjelasan soal mode berkendara, komputer akan menyesuaikan kinerja mesin dan motor listrik seturut dengan kebutuhan. Misal saat Sport, mesin dan motor listrik bekerja bersamaan untuk memberikan asupan tenaga yang cepat.
Penjelasan soal Power Mode, sesuai dengan namanya, kendaraan bekerja dengan sistem pendistribusian tenaga yang berbeda. HEV, mesin konvensional dan motor bekerja bergantian atau bersamaan, mode EV kendaraan memprioritaskan penggunaan baterai hingga 25 persen. Pada mode EV+, komputer memaksa kinerja mobil menggunakan motor listrik hingga baterai sisa 16 persen.
Ada menu Energy Recovery Intensity yang terdiri dari Low, Medium, dan High. Ini adalah pengaturan rem regeneratif seperti pada kendaraan listrik. Saat pedal gas dilepas atau mengalami perlambatan, level tersebut membuat kendaraan melambat dengan ringan hingga berat. Disarankan memilih level medium karena perlambatan pada level low kurang terasa dan tidak banyak mengisi baterai.
Masih ada menu Power Saving Mode yang terdiri dari Initial, Smart, dan Forced. Mode ini sesuai namanya, memang bekerja untuk mesin konvensional bekerja seturut dengan keinginan penggunanya. Forced misalnya, memaksa mesin bekerja mengisi daya hingga kondisi 80 persen untuk kemudian beralih ke gaya berkendara EV.
Mode Smart, mesin bekerja bersamaan dengan motor listrik, dengan menyuplai daya saat baterai menyentuh angka 20 persen. Mesin akan bekerja mengisi daya hingga ke 28 persen untuk kemudian kembali ke mode berkendara EV. Kembali lagi saat baterai sisa 20 persen, daya listrik akan disuplai ke baterai oleh mesin.
Mode Initial yang cukup menarik perhatian. Kendaraan akan bergerak dengan mengutamakan motor listrik hingga baterai menyisakan daya 10 persen. Begitu baterai habis, maka kendaraan akan mati total setelah memberikan peringatan.
Ya benar, peristiwa ini terjadi pada salah satu peserta media test drive. Mobilnya kehilangan tenaga dan berhenti saat perjalanan ke Bandung. Penjelasan pihak Chery, peserta memilih mode Initial yang menyebabkan kendaraan tidak mengisi daya lewat mesin konvensionalnya.

Alasan yang kurang meyakinkan melihat teknologi yang dibenamkan pada SUV ini memaksa pengemudinya harus awas dan paham cara kerja penyimpanan daya yang ditawarkan. Selain itu, kinerja produk ini tidak bisa dibilang pintar, dengan sistem tidak mengubah otomatis untuk menjaga kendaraan tetap bisa bergerak, utamanya ke tempat yang lebih aman untuk sekadar memeriksa kesalahan yang terjadi.
Solusi yang diberikan pihak Chery adalah, pengemudi harus mematikan kendaraannya hingga mengunci pintu kendaraan. Ini akan membuat komputer me-reset ke mode paling standar yakni pilihan mode berkendara Normal, Power Mode HEV, Energy Recovery Medium dan Power Saving Mode di posisi Smart.
Nah, kini kita bicara hasil konsumsi bahan bakar. Perjalanan dari PIK 2 menuju kota Bandung di hari pertama menghasilkan jarak 177 km. Rutenya dibebaskan oleh panitia, namun terdapat titik tuju pertama yakni rest area KM 72 Cipularang untuk beristirahat, lalu lanjut ke hotel Grand Mercure di kawasan Dago. Hari kedua rute berbeda. Start dari hotel, peserta menuju mesjid Al-Jabbar untuk berfoto sebelum melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.
Sepanjang perjalanan lalu lintas cenderung ramai lancar. Sedikit tersendat pada saat berkendara pulang, utamanya di Tol Cipularang yang tengah mengalami perbaikan. Total perjalanan pulang pergi sejauh 394 kilometer. Gaya berkendara dibuat senormal mungkin, dengan mode Eco, kadang berkendara lambat dan menekan pedal gas dengan agresif untuk mendahului kendaraan lainnya.

Perhitungan konsumsi menggunakan MID pada kendaraan. Didapat angka konsumsi 17,9 km per liter untuk mesin bensin, konsumsi baterai 3 Wh per kilometer dan kombinasi 17,5 km per liter. Terhitung impresif karena tim tidak melakukan pengisian daya listrik, atau menambah bahan bakar. Saat terakhir berkendara, baterai menunjukkan status 25 persen. Terisi sepanjang perjalanan pulang yang didominasi turunan.
Namun angka ini kalah jauh dengan pemenang lomba efisiensi. Didapat angka 59,17 km per liter untuk rute Jakarta – Bandung dengan jarak 174,8 km. Perhitungan total perjalanan sejauh 425,8 kilometer dan didapat angka konsumsi 28,1 km per liter. Tentu ini kasuistik, dimana ada upaya-upaya tambahan yang dilakukan untuk mendapatkan angka tersebut.
Simpulan
Keberadaan Tiggo 8 CSH sebenarnya bisa dibilang anomali tahun ini. Sebuah SUV dengan teknologi PHEV, yang dibanderol kurang dari Rp500 juta saat perkenalan perdananya, jelas membuka kesempatan masyarakat lebih luas untuk merasakan teknologi yang sebelumnya baru bisa didapat dengan model Rp1 miliar.
Mendemokratisasi teknologi ini jelas ada dua sisi mata uang. Pertama, masyarakat menjadi lebih mudah menjangkau teknologi efisiensi bahan bakar termasuk teknologi hibrida terkini yang memang diakui unggul dibandingkan hibrida standar. Konsumen bisa memilih terus menerus mengisi daya listrik untuk memaksimalkan pengisian bahan bakar. Rasanya sah-sah saja melihat PHEV ikut mengantre mengisi daya di SPKLU, sesuatu yang akan jamak dilihat dalam masa mendatang.
Namun di sisi lain, pengenalan terhadap teknologi yang canggih ini harus disertai upaya lebih masif agar tidak gagap. Kasus berhenti mobil saat pengujian di atas, jadi salah satu kemungkinan yang akan dialami konsumen bila tidak memahami teknologi yang ditawarkan. Tapi, akankah tetap menyalahkan pengguna saat terjadi kecelakaan di kemudian hari?
Selain itu, penggunaan baterai yang terus menerus, dengan pengisian daya cepat, ada kemungkinan dapat memperpendek umur baterai. Ini sebenarnya isu yang sudah jamak ditemui pada pengguna BEV, yang kemudian menambah daya listrik di rumah untuk melakukan pengisian dengan wall charging dengan arus AC yang lebih lambat. Ini yang tidak diwajibkan oleh pengguna PHEV karena masih memiliki bahan bakar untuk mobil bergerak.
Beruntung Chery menawarkan garansi menyeluruh. Ada garansi baterai 10 tahun atau 200.000 km, garansi mesin 10 tahun atau 1.000.000 km, masih ada garansi enam tahun atau 150.000 km dan free maintenance 4 tahun atau 60.000 km. Chery juga meyakinkan, teknologi mereka siap dengan skenario penggunaan apa pun, termasuk apabila konsumen terus menerus ingin menggunakan mode EV dalam berkendara.
Dibalik kekurangan pada detail-detailnya, kehadiran teknologi PHEV Tiggo 8 CSH jelas jadi keunggulan pada segmennya. Konsumen yang dapat dan mampu membeli kendaraan ini, tentu dapat memaksimalkan sistem hibrida canggih tersebut untuk berkendara harian yang lebih minim emisi. (STA/TOM)
Baca juga:
Test Drive Jaecoo J8 AWD: Gabungan Gaya Eropa dan Tangguhnya Off-road, Bukan Sekadar Gimik
Jual mobil anda dengan harga terbaik


-
Jelajahi CHERY Tiggo 8 CSH
Model Mobil CHERY
Jangan lewatkan
Promo CHERY Tiggo 8 CSH, DP & Cicilan
GIIAS 2025
IIMS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Mobil Unggulan CHERY
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil CHERY Tiggo 8 CSH Terbaru di Oto

Bandingkan & Rekomendasi
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Tenaga
243
|
148
|
101
|
169
|
153
|
Torsi
215 Nm
|
400 Nm
|
130 Nm
|
233 Nm
|
200 Nm
|
Power Steering
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
AC
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Anti Lock Braking System
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
EBD (Electronic Brake Distribution)
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Kantong Udara Pengemudi
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Airbag Penumpang Depan
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Adjustable Seats
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Headrest Kursi Belakang
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
|
Tren SUV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil CHERY Tiggo 8 CSH dari Carvaganza
Artikel Mobil CHERY Tiggo 8 CSH dari Zigwheels
- Motovaganza
- Artikel Feature