First Drive New Honda HR-V 1.5L Special Edition: Kompromi Tepat?

Terlepas bukan Honda HR-V RS yang diluncurkan Honda Prospect Motor di GIIAS 2018 lalu, varian baru ini bisa menjadi opsi menarik di segmen crossover. New Honda HR-V 1.5L E Special Edition dihadirkan sebagai jalan tengah bagi konsumen yang ingin fitur mewah HR-V 1.8L, tanpa butuh mesin besar. Posisinya juga mengisi celah harga kosong antara HR-V 1.5L E dan 1.8L Prestige. Pilihan bertambah banyak, untuk memenuhi kebutuhan konsumen HR-V yang masih tergolong besar di Indonesia.

Meski performa mesin dan pengendalian tidak berbeda, pembaruan dan tambahan fitur diklaim Honda menambah nilai dari HR-V. Melalui kesempatan kencan singkat yang diberikan HPM, kami diajak merefresh kembali keistimewaannya dan seberapa spesial varian baru ini.

Desain

Sejak diluncurkan pertama kali, desain Honda HR-V paling menggoda selera. Pendekatan desain ala coupe, mirip pola dipilih Nissan Juke. Namun tidak seeksentrik crossover Nissan itu dengan elemen-elemen nyeleneh dan cenderung aneh. Honda tetap mengandalkan garis-garis tajam dan streamline yang mudah dicerna serta disukai.

Penyegaran pada New Honda HR-V sudah semestinya dilakukan, mengingat usia hampir 4 tahun. Tak banyak berubah, hanya memoles sedikit bagian wajah dan interior. Paling mendasar di eksterior, ada pada desain grille, bemper, pelek dan penambahan garnish di belakang. Sedangkan di dalam, kursi belakang mendapat tambahan headrest dan sabuk pengaman tiga titik.

Untuk HR-V tipe E biasa tidak begitu kentara perubahannya. Facelift lebih terlihat pada HR-V 1.5L E Special Edition dan 1.8L Prestige. Karena lampu depan sudah mengadopsi teknologi Full LED ditambah Daytime Running Light (DRL). Selain itu, fog lamp LED garis pipih membedakan HR-V ini sebagai varian Special Edition atau Prestige. Di antara crossover lain tentu bertambah kadar kemewahannya. Ubahan lain, termasuk desain pelek two-tone baru dan garnish krom di plat nomor belakang. Selebihnya tetap seperti HR-V sebelumnya.

Kabinnya menyiratkan aura high-tech melalui tombol layar sentuh di center stack. Konsol tengah tinggi, sehingga letak tuas transmisi tinggi menyiratkan posisi mengemudi yang sporty seperti sedan. Mencari posisi sempurna mudah didapat, sebab selain pengaturan tinggi dan rendah kursi, setir punya pengaturan tilt dan telescopic. Tidak ada tuas rem tangan melainkan tombol Electronic Parking Brake. Satu yang masih membingungkan, letak ventilasi AC yang persis di depan dada penumpang depan. Alhasil, penumpang depan harus menerima banyak terpaan angin AC jika ventilasi dibuka semua. Warna dominan hitam yang menambah kesan sporty. Khusus Special Edition, jok, lingkar kemudi sampai tuas transmisi dibalut kulit. Pemakaian bahan yang lembut dan tidak keras dengan finishing akhir bagus, mengaburkan beberapa bagian terkesan murah.

Fitur

HR-V tergolong crossover dengan fitur berlimpah. Kelengkapannya bertambah lagi di Special Edition ini, meski harganya jadi Rp 17 juta lebih mahal dari tipe E biasa. HR-V merupakan SUV kompak satu-satunya yang dilengkapi fitur cruise control dan electronic parking brake. Selain itu, ada fitur Brake Hold yang mampu menahan mobil di tanjakan dan fitur keselamatan aktif kontrol stabilitas selain fitur keselamatan pasif yang sudah lengkap. Hanya 6 airbag dan panoramic roof yang tidak diturutsertakan dari HR-V 1.8.

Fitur hiburannya bertambah besar dari segi dimensi. Headunit monitor kini berukuran 8-inci dengan model mengambang. Metode sama sudah lebih dulu dilakukan di Honda City, Jazz dan BR-V. Walau terkesan memaksa agar ukuran layar menjadi besar, fitur terkandung headunit ini cukup banyak. Berbagai format bisa diputar dan mampu terkoneksi dengan smartphone via Bluetooth atau kabel.

Akomodasi

Walau berpostur kompak, HR-V merupakan salah satu crossover yang menawarkan akomodasi penumpang terbaik. Sudah menjadi karakter Honda sejak dulu, yang mampu meminimalisir engine bay untuk dapat memaksimalkan kabin untuk pengemudi maupun penumpang. Tidak ada kata sempit yang terlontar saat memasuki kabin mobil ini. Legroom dan headroom tergolong lapang, meski dengan gaya coupe yang streamline di area belakang. Ruang bagasi juga cukup luas dan mudah diperluas kapasitas dengan melipat kursi baris kedua hingga rata lantai. Ditambah lagi fitur andalan ultraseat turut hadir untuk memudahkan membawa barang yang tinggi. Kurang lebih sama seperti Honda Jazz. Maklum, saling berbagi platform.

Performa

Tidak ada yang baru dari sektor mekanis. Honda tetap percaya dengan mesin lawas L15Z 1.500 cc yang turut menjadi andalan City dan Jazz. Tenaga 120 PS dan torsi 145 Nm, sudah lebih dari cukup untuk pemakaian dalam kota sehari-hari. Torsi puncak tergolong tinggi dan cukup lama tercapai, sehingga butuh terus keberanian untuk terus menahan injakan gas lebih dalam. Perpaduan dengan transmisi CVT cukup efektif dan efisien menyalurkan seluruh daya ke roda depan. Namun akselerasinya tidak terlalu istimewa, apalagi jika Anda sudah mencoba varian mesin 1.8L. Balik lagi ke esensi varian Special Edition, diperuntukkan konsumen yang tidak butuh tenaga terlalu besar, tapi ingin fitur yang lebih menarik.

Tipikal berkendara layaknya karakter Honda masa kini, yang lebih nikmat diajak ngebut ketimbang merayapi jalanan perkotaan. Platform yang sama dengan Jazz menawarkan rasa berkendara mirip dengan hatchback tersebut. Hanya saja, tidak selincah Jazz karena ground clearance lebih tinggi, walau kestabilan di kecepatan tinggi hampir seimbang. Bantingan suspensi keras cenderung kasar terutama sangat terasa bila melintasi jalanan rusak maupun bumpy. Kompensasinya, handling menawan tanpa banyak limbung, asalkan dilakukan dalam kecepatan tinggi. Mobil ini memang nikmat bila dikebut.

Kesimpulan

SUV kompak ini punya akomodasi menawan untuk keluarga dengan pengendalian menyenangkan dan berderet fitur canggih yang banyak tak dimiliki kompetitornya. Dengan banderol Rp 329,5 juta untuk Special Edition, harganya makin menjauhi lawan terdekat seperti Chevrolet Trax dan Suzuki SX4 S-Cross. Tapi, setidaknya menjadi pilihan baru bagi Anda yang butuh fitur lengkap, bila varian 1.8 dianggap terlalu mahal. (Odi)