Menjelajah Keindahan Australia Barat bersama Mazda CX-60 Diesel
Mazda CX-60 kami ajak menjelajah wilayah Western Australia dari Perth sampai Margareth River

Minggu lalu kami mendapat undangan PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku APM Mazda di Indonesia untuk menjelajah wilayah Western Australia alias Australia Bagian Barat. Dari mulai Perth sampai ke Pullman Bunker Bay Resort di Margareth River.
Pada hari pertama kehadiran kami di Aussie, OTO.com terlebih dulu kebagian Mazda CX-60 GT diesel turbo. APM menyediakan total tiga model SUV untuk dikendarai, yaitu 1 unit Mazda CX-60 GT Diesel inline 6 turbo, 1 unit Mazda CX-70 dan dua Mazda CX-80 dengan varian yang berbeda.
KEY TAKEAWAYS
Apa yang menjadi sorotan utama Mazda CX-60 Diesel?
Mesinnya yang bertenaga, yakni 3.3L inline 6 turbocharged yang menghasilkan torsi sebesar 550 NmBagaimana perbandingan Mazda CX-60 Diesel dengan versi bensinnya?
CX-60 Diesel menawarkan torsi yang lebih tinggi (550 Nm) dibandingkan versi bensin (450 Nm), menjadikannya lebih bertenaga. Namun, versi bensinnya memiliki tenaga kuda yang sedikit lebih tinggi (280 hp vs. 251 hp untuk diesel).Perjalanan kami mulai dari dealer Mazda Bayswater yang beralamat di 374 Guilford Road, Bayswater pada 15 Januari pukul 8.00 pagi. Rute hari pertama diperkirakan mencapai 250 km dengan destinasi terakhir ke hotel tempat kami menginap, Pullman Bunker Bay Resort di daerah Margareth River.
Dari tiga model yang ditawarkan itu, hanya Mazda CX-60 yang familiar dengan pasar Indonesia. SUV premium lima penumpang ini sudah diluncurkan di pasar domestik pertengahan 2023. Sekaligus menjadi Mazda termahal di negeri Garuda ini.

Kedatangan kami di dealer Mazda Bayswater disambut oleh COO Darren Padley. Dealer masih satu atap dengan PT Eurokars Motors Indonesia (EMI) selaku APM, yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha ternama Karsono Kwee. Beliau adalah salah satu konglomerat dealer mobil di Indonesia.
Line up Model baru yang dijual di Mazda Bayswater lengkap. Mulai dari yang jenis hatchback seperti Mazda2, Mazda3, SUV seperti Mazda CX-3, CX-30 sampai SUV yang paling premium CX-90. Tersedia juga dalam varian hybrid dan plug-in hybrid.
Rombongan media dari Indonesia yang terdiri dari 6 jurnalis dibawa berkeliling melihat beragam fasilitas yang ada di dealer. Mulai showroom, workshop, ruang penjualan, dealing room sampai dengan parkiran used car (mobil seken).
Setelah puas melihat-lihat, kami baru dibawa ke keempat mobil yang terparkir di depan dealer untuk kami kendarai. Yaitu Mazda CX-80 dengan varian bensin GT inline 6 berwarna biru tua atau Deep Crystal Blue Mica dan varian Azami PHEV berpulas Artisan Red Metallic. Selanjutnya disediakan pula Mazda CX-60 varian diesel 3.3 liter berwarna merah alias Soul Red Crystal Metallic dan Mazda CX-70 Rhodium White Metallic alias putih.
Kultur Mengemudi Orang Australia Barat

Pada kesempatan pertama, OTO Group mendapatkan Mazda CX-60 diesel 3.3L turbo. Mobil versi ini tidak dipasarkan di Indonesia. Yang dipasarkan hanya versi bensin 3.3 liter yang terdiri dari dua tipe Elite dan Kuro. Untuk versi Indonesia, kami sudah mencobanya beberapa kali baik dalam road test maupun media drive.
Pada waktu masuk ke dalam kabin dan melajukannya, saya tak perlu menyesuaikan diri dengan cara berkendara di Australia, karena formatnya setir kanan. Sama dengan di Indonesia. Yang perlu mengalami penyesuaian adalah perilaku berkendara saja. Misalnya, menyesuaikan diri dengan speeding limit – aturan batas kecepatan maksimal – yang terpampang di semua ruas jalan. Serta menyesuaikan diri dengan kultur mengemudi orang sana.
Tempat yang kami tuju selepas jalan dari Bayswater Mazda adalah Serpentine Dam. Sebuah bendungan besar yang menjadi tempat cadangan air bersih untuk penduduk kota Perth. Dam ini sudah dibangun sejak tahun 1920-an. Di sini kami melakukan pemotretan dan video shoot karena viewnya emang top.
Dalam perjalanan menuju Serpentine Dam dan Pullman, kami melewati banyak persimpangan jalan yang ditandai dengan bundaran atau round about. Di sini kelihatan bagaimana tertibnya warga lokal dalam mematuhi aturan lalu lintas.
Setiap mobil yang akan memasuki round about akan berhenti dengan sendirinya di belakang garis, menunggu mobil yang lebih dulu masuk dari bagian kanan pengendara untuk lewat. Setelah kosong, baru mobil yang mengantri di bundaran berjalan masuk. Begitu seterusnya. Jadi di setiap persimpangan tidak perlu banyak lampu merah.
Saya pun menjumpai banyak aturan rambu speeding limit. Alias batas kecepatan maksimal sebuah kendaraan melewati jalanan. Yang bikin nyaman adalah setiap kita memasuki daerah speeding limit tertentu, angka speeding limit akan langsung terkoneksi dengan sistem komputer mobil dan muncul di layar MID. Jadi kalau pengendara tidak lihat rambu batas kecepatan atau lupa, tinggal lihat layar MID berapa kecepatan yang diperkenanankan di jalan mereka lewati.
Berlimpah Torsi

Torsi Mazda CX-60 GT diesel 3.3 liter inline 6 turbocharge terasa berdaging dibandingkan versi bensinnya. Meskipun pada kesempatan itu tidak ada CX-60 bensin sebagai pembanding, tapi saya sudah merasakannya di Indonesia. Versi diesel punya torsi yang lebih berlimpah, yaitu 550 Nm yang bisa diraih pada putaran mesin 1.500 – 2.400 rpm.
Sedangkan versi bensinnya, memiliki torsi 450 Nm pada 2.000 – 3.500 rpm. Atau lebih rendah 100 rpm. Untuk tenaga, versi diesel lebih rendah 31 hp dibandingkan bensin yakni 280 hp berbanding dengan 251 hp. Baik bensin maupun diesel memakai layout inline 6 turbocharged dan teknologi M Hybrid Boost alias mild hybrid yang oleh Mazda disebut M Hybrid.
Fungsi mild hybrid berfokus pada efisiensi bahan bakar, power assist untuk akselerasi di awal, dan fungsi idling stop system. Bukan hybrid murni yang dipadukan dengan mesin konvensional.
Manfaatkan Adaptive Cruise Control

Perpindahan transmisi Skyactiv-Drive 8 percepatan terasa halus. Saking halusnya, perpindahan antar gigi tidak terasa. Apalagi saya kebanyakan menempatkan tuas pada posisi D. Saking nyamannya, selama perjalanan saya pun lebih banyak memakai adaptif cruise control. Kaki kanan tidak terlalu banyak bekerja di throttle. Tidak juga perlu banyak mengerem karena mobil akan memperlambat laju jika jarak dengan mobil di depannya terlalu dekat.
Jarak perlambatan laju kendaraan pun bisa direncanakan by system dengan hanya menekan tombol pengaturan di setir. Fitur lane departure warning system dan lane keeping assist membantu kendaraan selalu berada di jalurnya. Jika kita keluar dari lajur, sensor akan mengeluarkan bunyi dan setir akan menahan agar mobil tidak berpindah lajur. Sistem peringatan ini pun bekerja dengan cara yang elegan. Tidak kasar.
Kalau ingin berpindah lajur tanpa mengeluarkan bunyi peringatan dari fitur, tinggal nyalakan lampu sein yang mengeluarkan bunyi enak didengar. Tidak seperti mobil premium di kelasnya, bunyi lampu sein kedengarannya seperti simfoni halus dari kertas A4 yang dijentik-jentik dengan tangan.

Selama saya mengemudikan kendaraan di Australia Barat, manuver menyalip bisa dihitung jari. Pasalnya, semua mobil akan berjalan tertib beriringan sesuai dengan speed limit. Tak ada aksi saling menyalip. Jadinya terlihat seperti gerbong kereta yang berjalan di atas rel.
Perjalanan memang terasa mengasyikkan. Apalagi wilayah Australia Barat yang kami lewati memiliki kontur datar. Tak menawarkan tikungan tajam, turunan curam atau tanjakan terjal. Bahkan tikungan-tikungan yang dibuat pun umumnya medium. Kayaknya, pada waktu orang Australia membuat jalan, sudut tikungan betul-betul sudah dikalkulasi matang agar tidak terlalu membahayakan.
Bagi saya yang terbiasa dengan berkendara di Indonesia yang menawarkan kontur berbukit dengan ragam medan layout jalan, pengemudian menjadi agak membosankan. Tapi jalanan Australia Barat memberikan kepercayaan diri yang tinggi kepada pengemudi. Pasalnya, pengguna jalan berperilaku tertib sehingga hampir semua perilakunya terprediksi. Jadi kaki maupun mata tidak perlu melakukan effort yang berlebihan.
Semua kebosanan itu terbayar oleh pemandangan alam yang indah di sepanjang jalan. Terutama ketika melewati perkebunan anggur serta terobati oleh kehadiran panoramic roof yang menawarkan keadaan menjadi lebih sensasional. (EKA)
Baca Juga:
Ini Bedanya SUV Baru Mazda CX-80 dengan CX-70
Desain Mirip dan Platform Sama, Apa Bedanya Mazda CX-80 dengan CX-60?
Mengintip Spesifikasi SUV 7-Seater Mazda CX-80 yang Meluncur di Australia
Jual mobil anda dengan harga terbaik


-
Jelajahi Mazda CX-60
Model Mobil Mazda
Jangan lewatkan
Promo Mazda CX-60, DP & Cicilan
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Unggulan Mazda
- Terbaru
- Populer
Video Mobil Mazda CX-60 Terbaru di Oto

Bandingkan & Rekomendasi
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Tenaga
185
|
228
|
187
|
165
|
165
|
Torsi
250 Nm
|
420 Nm
|
252 Nm
|
240 Nm
|
240 Nm
|
Automatic Climate Control
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ventilasi AC Belakang
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Engine Start Stop Button
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Anti Lock Braking System
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
EBD (Electronic Brake Distribution)
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Airbag Penumpang Depan
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Sensor Parkir
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Lingkar kemudi Dengan Tombol Multi Fungsi
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
|
Tren SUV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Mazda CX-60 dari Carvaganza
Artikel Mobil Mazda CX-60 dari Zigwheels
- Motovaganza