Audi A4 vs Mercedes-Benz C-Class & BMW 3-Series: Its All About Prestige
Maaf, pembahasan kami kali ini bukan tentang harga, bukan sekadar mana yang lebih keren, bukan pula menentukan mana yang paling canggih. Di segmen sedan premium, level apapun baik itu sedan kompak, medium, maupun big sedan sekalipun, prestisius adalah sisi yang paling ingin dikedepankan oleh para produsen.
Maklum saja, berbeda dengan di negara asalnya, Jerman, di mana Mercedes-Benz, Audi, BMW adalah mobil yang umum berseliweran. Di Tanah Air, sudah sejak puluhan tahun lalu, tiga merek ini bersaing menjadi yang paling dicari oleh kalangan atas.
Mercedes-Benz misalnya, meski merek ini sudah lazim digunakan sebagai kendaraan pengangkut pejabat negara, namun PT Mercedes-Benz Indonesia tak mau jumawa dan berhenti memasok seri entry level C-Class. Begitupun dengan BMW, pamornya di kalangan eksekutif muda membuat PT BMW Indonesia percaya diri untuk terus menghadirkan banyak varian dengan pembaruan yang terus tanpa henti.
Lain lagi dengan Audi. Di tangan PT Garuda Mataram Motor, seperti disebut oleh orang nomor satu di Audi Indonesia, Andrew Nasuri, konsumen mereka adalah para loyalis. Kebanyakan pembeli Audi bisa memiliki mobil berlambang empat lingkaran hingga lima atau enam buah di garasinya. Mereka sudah jatuh cinta dari pertama kali membeli, sehingga selalu membeli lagi dan lagi, dan tak sedikit yang mempertahankan semua mobilnya.
Kehadiran Audi generasi terbaru di segmen sedan kompak premium memang terbilang terlambat. BMW sudah lebih dulu menghadirkan generasi terbarunya, F30. Tak lama, Mercedes-Benz meluncurkan C-Class yang sudah dilokalisasi perakitannya di Wanaherang, Bogor.
Entah ada problema apa, Audi justru mengulur-ulur peluncuran sedan kompak premium andalannya, A4. Padahal di dunia, model Audi yang paling laku adalah A4. Bagaimana tidak, satu dari lima Audi yang dibeli konsumen di seluruh dunia, adalah A4.
Jadi, ketika peluncurannya dilakukan pada 1/6 2016 di Indonesia pun, kami langsung tertarik untuk mempertemukannya secara virtual dengan kompetitor di kelasnya, yakni Mercedes-Benz C-Class, dan BMW 3-Series. Ingat, kami bukan mencari mana yang terhebat, namun melihat mana yang paling prestisius.
Desain
Membandingkan parameter desain bagi kami adalah hal yang paling sulit saat mengomparasi mobil. Pasalnya seperti seni, penilaian ini sangatlah subjektif. Namun, inilah penilaian subjektif kami berdasarkan unsur-unsur objektifitas yang ada dengan merujuk pada benang merah yang sudah kami tentukan, prestige.
BMW menawarkan desain 3-Series yang menurut kami paling representatif untuk menggambarkan karakter mobil dari brand premium di level yang terjangkau. Sisi kemewahan tetap tersaji dengan porsi yang cukup lewat lekuk bodi yang tegas. Namun, sebagai sebuah sedan kompak dan menyasar segmen yang lebih muda, kesan sporty tetap ditampilkan lewat lensa lampu yang membulat dan tak terlalu ekstrem desainnya. Pun dengan bumper yang juga masih disertai aksen chrome yang melintang.
Mercedes-Benz menghadirkan desain sedan kompak premium dengan cara yang benar-benar berbeda dibanding para kompetitornya. Alih-alih mengembalikan trah sedan mewah yang melegenda, desain Mercedes-Benz C-Class sangat kontemporer. Seolah ingin mengembalikan desain mobil klasik dengan buntut pendek dan moncong yang panjang. Well, ini memang bukan selera semua orang, tapi kami rasa para insinyur desain Mercedes-Benz sudah memperhitungkan dengan matang dengan rona desain global mereka di generasi ini. Tak ada garis tegas yang membentuk bahu, berganti dengan lekuk lembut dari depan hingga buritan C-Class. Identitas C-Class sebagai Baby Benz pun kembali di generasi ini. Pasalnya desainnya sangat mirip dengan S-Class, berbeda skala dimensi tentunya.
Cara yang tak kalah unik, digunakan oleh Audi. Mereka berusaha mempertahankan tampilan A4 yang memang membuat pamor Audi naik. Namun, pembenahan cukup masif sebenarnya telah dilakukan. Tak hanya sekadar mengganti lampu yang lebih futuristik dan bumper yang lebih modern, namun restrukturisasi bodinya dilakukan. Buktinya, bobot 120 kg berhasil dipangkas. Tak hanya itu, bodinya pun membesar seluruhnya. Kesimpulannya, mobil ini lebih tepat disebut sebagai penyegaran besar-besaran, walaupun ia adalah murni generasi baru.
Performa
Ketiga sedan kompak asal Jerman ini menghadirkan performa untuk mobilnya dalam pendekatan yang berbeda namun dengan tujuan yang sama, efisiensi dan kedinamisan berkendara. Maklum, meski bahan bakar bukan menjadi pertimbangan utama bagi para pembeli mobil premium di Indonesia, tapi di Eropa sana, efisiensi dan emisi menjadi standar penting yang dirujuk oleh para insinyur.
Mercedes merilis C-Class dengan satu jenis mesin untuk digunakan di beberapa trimnya. Adalah unit 4-silinder bensin berkapasitas 2.0 liter dengan turbocharger. Ada dua tingkat produksi tenaga yang digunakan untuk trim yang berbeda. Bagi Mercedes-Benz C-Class yang menggendong aksara 250 (misal, C 250 AMG, C 250 Exclusive), maka produksi tenaganya mencapai 211 PS. Sedangkan untuk C-Class yang membawa nama 200 (C 200 Avantgarde), tenaganya hanya mampu melecut hingga 184 PS.
Klaim efisiensi yang dirilils PT Mercedes-Benz Indonesia, C-Class bisa melaju dengan kehematan bahan bakar 17-18 km/liter untuk rute kombinasi. Sedangkan akselerasinya mencapai 6,6 detik di mode 0-100 km/jam.
Strategi berbeda diterapkan oleh BMW yang menghadirkan tiga mesin untuk seri 3. Ada unit 4-silinder 2.0 liter bensin dan diesel dengan output tenaga yang sama, 184 PS. Perbedaannya tentu pada torsi dan efisiensinya. Mesin bensinnya bisa diajak berefisiensi di kisaran 14-18,8 km/liter. Sedangkan mesin dieselnya menawarkan efisiensi yang luar biasa di kisaran 12,6-26 km/liter (rute kombinasi).
Untuk mesin yang lebih 'powerful', 3-series masih memiliki unit 6-silinder 3.0 liter, mampu menelurkan tenaga hingga 326 PS. Mesin tersebut bisa membuatnya berlari 0-100 km/jam dalam tempo 5,1 detik saja.
Baik BMW ataupun Mercedes-Benz mempercayakan sistem penggerak roda belakang untuk menyalurkan tenaganya. Pendekatan yang berbeda, dilakukan oleh Audi. Hanya satu unit mesin yang diboyong ke Indonesia, langsung dari Ingolstadt, yakni unit 2.0 liter 4-silinder. Mesin tersebut digunakan untuk dua trim, dengan output tenaga dan skema penggerak yang berbeda. 190 PS untuk Audi 4 TFSI berpenggerak roda belakang dan 252 PS untuk A4 TFSI Quattro berpenggerak empat atau seluruh roda.
Namun dijelaskan oleh Krisna Aristian, Product Specialis Audi Indonesia pada CarBay Indonesia, kedua mesin tersebut bukan hanya berbeda di mapping ECU saja. “Konstruksinya berbeda, baik itu di besar turbo, material mesin, hingga settingan ECUnya, berbeda,” ujar Krisna. Efisiensi mesin A4 teririt bisa mencapai 21 km/liter, sedangkan berkat tenaga 252 PS dan penggerak 4 rodanya, ia bisa berakselerasi 0-100 km/jam dalam tempo 5,8 detik.
Bisa dilihat, Audi berhasil menawarkan tenaga yang pas, dengan skema penggerak tepat, untuk menghadirkan efisiensi dan akselerasi yang baik. Belum lagi, kendaraan dengan sistem penggerak empat roda, notabene lebih mewah dibanding sistem penggerak roda belakang. Namun, kembali lagi, BMW memang jarang menyajikan penggerak empat roda, namun para fanatik merek Bavarian itu justru malah menikmati kedinamisan berkendara khas BMW lewat sistem penggerak roda belakang. Sedangkan Mercedes-Benz memang tak menawarkan sistem penggerak empat roda untuk kelas ini, kecuali C Class dua digit dengan label AMG.
Fitur
Ada satu hal yang ingin kami fokuskan untuk dibahas mengenai fitur ketiga mobil ini. Yakni perangkat multimedia. BMW menghadirkan fitur yang mereka sebut BMW ConnectedDrive. Sistem ini mengintegrasikan konektivitas dengan beragam panduan serta informasi berkendara. lewat aplikasi yang sudah terinstal pada perangkat iOS, smartphone Anda akan menjadi otak yang melengkapi sistem multimedia di kabin BMW. Pengendaliannya dilakukan via controller putar, geser, tekan dan sentuh dan terlihat di layar.
Cara yang cukup mirip, namun tak memerlukan konektivitas smartphone untuk mengaksesnya, dimiliki oleh Mercedes-Benz. Yang unik dari perangkat milik Mercy C-Class adalah touchpad berbentuk unik, yang memungkinkan untuk mengatur perangkat multimedia dengan sentuhan. Perangkat ini memang ada di BMW dan Audi, namun perangkat touchpad milik Mercedes-Benz lebih mudah digunakan.
Audi menawarkan perangkat multimedia dengan pendekatan yang cukup berbeda. Perangkat MMI (Multi Media Interface) bisa ditampilkan di layar 8,3 inci yang berada di tengah dashboard. Tapi bukan itu saja, beragam informasi pentingpun disajikan lewat peranti yang hanya dimiliki Audi di kelasnya, yakni Audi Virtual Cockpit. Lewat layar di depan pengemudi ini, berbagai informasi ditampilkan secara sangat menarik, mudah dimengerti, dan paling utama, terlihat sangat canggih. Tentu saja, perangkat ini hanya tersedia bagi Anda yang siap menebus Rp 1,2 milliar (OTR Jakarta) untuk membayar tipe 2.0 TFSI Quattro.
Nah, meski kami sepakat untuk membahas hanya pada segi multimedia. Namun, kami menyematkan sedikit informasi mengenai fitur-fitur lain yang dibawa mobil. Misalnya saja, hanya Mercedes-Benz C-Class yang hadir di Indonesia dengan fitur parkir otomatis. Tak hanya itu, mobil-mobil yang sudah dirakit di Wanaherang itupun semuanya memiliki sunroof.
Di parameter ini, kami menilai keunggulan ada di pihak BMW. Alasannya cukup sederhana, varian yang mereka tawarkan begitu banyak. Bukan hanya trim, tapi tipe mesinnya pun sudah mencerminkan betapa cermatnya BMW menjangkau pasar. Dari laman resmi BMW per Mei 2016, BMW 3-Series ditawarkan dengan 5 varian, 320i Sport, 320d Sport, 320i M Sport, 330i M Sport, 340i M Sport Individual. Dengan harga mulai Rp 699 juta – 1,199 milliar (off the road).
Strategi sama juga digunakan Mercedes-Benz dengan menghadirkan 5 varian dengan harga mulai Rp 739 juta hingga 1,099 milliar. Namun, yang agak unik dari informasi yang disebut di laman resmi Mercedes-Benz, ada tiga jenis bodi untuk 5 varian tersebut. Sedan, Coupe, dan Estate. Versi sedan dan estate merupakan generasi W205 atau S205 yang memang generasi terbaru C-Class, sedangkan versi Coupe merupakan C-Class generasi sebelumnya (W204).
Cara yang berbeda, dilakukan oleh Audi untuk memasarkan A4. Hanya ada satu jenis bodi, dengan satu tipe mesin. Yakni sedan dengan mesin 2.0 liter 4-silinder. Bedanya ada pada sistem penggerak dan perangkat-perangkat penunjangnya. A4 TFSI Quattro bertenaga 252 PS, ditawarkan dengan harga RP 1,2 milliar (OTR Jakarta). Sedangkan A4 TFSI berpenggerak roda depan bertenaga 190 PS dilego dengan harga Rp 990 juta (OTR Jakarta).
Sebenarnya, untuk pasar global, semua pabrikan ini memiliki varian high performance dari sedan kompak premium ini. Namun, hanya BMW yang menjualnya juga untuk Indonesia lewat BMW M3 yang harganya RP 1,859 milliar (off the road).
Kesimpulan
Kami kembalikan lagi semuanya ke ranah prestisius, kemewahan, gengsi, martabat. Sedan kompak premium mana, yang paling bermartabat. Audi menawarkan penyegaran pada desain baru yang futuristik, dengan berbagai keunggulan yang tak dimiliki sama sekali oleh kompetitor di kelasnya sebagai parameter kemewahannya, sayang, ia tak hadir dengan banyak varian, dan harga yang tak kompetitif.
Sedangkan di lain pihak, BMW masih bermain aman, untuk menjaga rasa fanatisme para penggemarnya, namun strategi pemasaran mereka di Indonesia, lebih bermartabat dengan memikirkan banyak kalangan. Sedangkan Mercedes-Benz bergerak keluar dari zona nyaman dengan menawarkan desain yang berbeda, dengan berbagai pendekatan yang berbeda pula untuk mengembalikan prestige C-Class.
Jadi, pilihannya di Tangan Anda. Mengendarai sedan mewah dengan minim pilihan, tapi fitur dijamin tak ada yang miliki seperti Audi, atau fleksibel memilih varian BMW 3-Series, atau bahkan berani menebus C-Class dengan desain yang kontemporer. Tapi bagi kami, saat melihat paras BMW 3-Series itu sulit untuk tidak mengatakan 'keren'.
Baca Juga: 5 hatchback Terlaris 2016
Jual mobil anda dengan harga terbaik
IIMS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice
Bandingkan
You can add 3 variants maximum*- Merek
- Model
- Varian