Veloz Hybrid EV Lintas Nusa Etape Dua: Merangkai Keseimbangan dari Budaya Osing hingga Tanah Tengger
Roadtrip tanpa cemas, menikmati 'Sunrise of Java' dengan mobil hybrid yang hening dan bertenaga
Perjalanan dimulai dari ujung timur Jawa, Banyuwangi. Kota yang dikenal sebagai The Sunrise of Java menyambut kami dengan udara lembut dan cahaya pagi yang menenangkan. Wilayah ini menjadi gerbang bagi banyak kisah. Dari sinilah ekspedisi Veloz Hybrid EV Lintas Nusa etape kedua dimulai.
Banyuwangi bukan sekadar titik awal perjalanan. Kawasan ini menyimpan sejarah panjang dan identitas yang kuat. Kami memulai langkah dengan niat untuk belajar—memahami adat, suku, dan budaya di setiap daerah yang disinggahi. Bersama Toyota Veloz Hybrid EV, kami menemukan arah baru. Mesin bergerak senyap, setiap kilometer terasa penuh harapan yang hangat. Kami memilih melaju perlahan, namun sarat makna.
Pendahuluan dan Proses Memahami
Ekspedisi bersama Veloz Hybrid EV diawali menuju Desa Adat Osing Kemiren. Kawasan yang tenang dengan udara sejuk khas Banyuwangi. Suasananya selaras dengan nuansa kabin—hening dan nyaman. Tata letak interior lapang memberi ruang untuk menikmati pemandangan rumah-rumah tradisional Osing yang berdiri rapi, seolah menyatu dengan filosofi keteraturan dan warisan budaya yang dijaga turun-temurun.
Kenyamanan posisi duduk terasa optimal berkat pengaturan jok yang lengkap serta setir dengan fitur tilt dan telescopic. Visibilitas luas dari balik kemudi memudahkan kami menyusuri jalan desa yang sempit tanpa rasa canggung. Pilar A yang ramping meminimalkan blind spot, membuat perjalanan menuju jantung budaya Osing terasa lebih percaya diri dan santai.
Dari Kemiren, kami melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Jagir. Jalanan berkelok dengan kontur aspal yang tak selalu mulus dilibas dengan stabil. Suspensi MacPherson Strut di depan dan Torsion Beam di belakang, dengan setelan yang cenderung firm, bekerja efektif meredam getaran dan menjaga kabin tetap tenang. Ruang kaki dan kepala yang lega, termasuk di baris kedua, membuat seluruh penumpang tetap rileks hingga tiba di tengah rimbunnya pepohonan dan gemericik air yang menenangkan.
Harmoni Teknologi dalam Dekapan Alam
Di balik kemudi Veloz Hybrid EV, teknologi bukan sekadar rangkaian sirkuit dingin, melainkan sebuah harmoni yang menjaga jiwa di setiap putaran roda. Fitur Vehicle Stability Control (VSC) hadir layaknya intuisi yang tajam; ia tidak hanya bekerja secara mekanis, namun seolah mampu membaca bisikan medan jalan dengan penuh kewaspadaan, memastikan setiap tantangan dilalui dengan rasa aman.
Ketenangan yang kami rasakan juga kian sempurna berkat kehadiran Autohold dan Electronic Parking Brake yang bekerja dengan presisi yang tulus. Keduanya memberikan jeda di tengah dinamika perjalanan, sebuah kepastian yang membebaskan raga dari penat, seolah memberikan ruang bagi hati untuk tetap santai meski di tengah kemiringan jalan.
Saat jalur menuju keindahan mulai menyempit atau ketika harus bermanuver di ruang yang terbatas, kamera 360 hadir sebagai 'mata digital'. Ia menembus batas pandang, menghapus keraguan di titik buta, dan memberikan perspektif menyeluruh yang membuat navigasi di celah sempit terasa begitu tenang, seolah mobil ini memiliki kesadaran penuh atas ruang di sekelilingnya.
Keselarasan ini semakin lengkap dengan konektivitas tanpa batas dari Apple CarPlay serta Android Auto. Tanpa jeratan kabel yang merumitkan pandangan, teknologi ini terhubung secara intuitif melalui udara, menyatukan dunia digital ke dalam kabin dengan pengoperasian yang mudah dan cepat. Fitur-fitur ini bekerja dalam keheningan yang fungsional, memastikan bahwa setiap detik di balik kemudi adalah sebuah simfoni antara kenyamanan modern dan kebebasan yang hakiki.
Destinasi berikutnya adalah Taman Gandrung Terakota. Nuansa artistik kawasan ini seakan melanjutkan kesan estetis eksterior dan interior Veloz Hybrid EV yang modern sekaligus fungsional. Sebagaimana ribuan patung terakota berdiri hening namun penuh cerita di bawah langit Banyuwangi, mobil ini hadir sebagai manifestasi seni kontemporer yang bergerak. Guratan desain eksteriornya yang tegas namun dinamis seolah menangkap ritme penari Gandrung—ada kekuatan di setiap sudut, dan kelembutan dalam lekuk aerodinamisnya.
Setiap jahitan pada panel interior menjadi wujud ketelitian, layaknya jemari seniman yang membentuk tanah liat menjadi jiwa. Berkendara dengan Veloz Hybrid EV bukan sekadar berpindah tempat, melainkan perjalanan emosional yang menghargai warisan budaya sekaligus menjaga kelestarian bumi. Di balik kemudi, terasa bahwa teknologi setinggi apa pun tetap memiliki “hati” ketika mampu menyatukan identitas dan kenyamanan secara tulus.
Di bagian belakang, menghadirkan ruang bagasi yang dirancang dengan logika perjalanan jarak jauh. Bukaan pintu yang lebar memudahkan proses memuat dan menurunkan barang. Ketika kebutuhan meningkat, konfigurasi kursi baris ketiga dapat dilipat dengan mudah, menciptakan ruang tambahan untuk perlengkapan perjalanan. Beberapa koper ukuran sedang hingga besar dapat tersusun rapi tanpa mengorbankan visibilitas ke belakang. Ruang ini bukan sekadar luas, tetapi terasa fungsional.
Tak lengkap rasanya petualangan ini tanpa mencicipi kuliner khas Banyuwangi. Kami singgah menikmati ayam kesrut—sebuah dekapan hangat dari Bumi Blambangan. Hidangan ini merangkum pahit, asam, manis, dan pedas kehidupan masyarakat Osing. Ia adalah kisah tentang kesuburan tanah, tentang rempah-rempah yang tumbuh subur dan diolah menjadi sajian otentik yang diwariskan lintas generasi. Ayam kesrut kerap hadir dalam acara adat dan perayaan, menjadi denyut nadi kuliner Banyuwangi yang tak pernah berhenti berdegup.
Keseimbangan yang Ditemukan di Setiap Kilometer
Kami kembali melaju dari sunyinya De Djawatan Forest. Di bawah kanopi pepohonan raksasa yang membentuk lengkung alami, Toyota Veloz Hybrid EV bergerak perlahan, seolah memahami bahwa tempat ini bukan untuk ditaklukkan, melainkan dihormati. Mode EV aktif, suara nyaris lenyap. Hanya desir angin dan gesekan dedaunan yang terdengar. Di titik ini, teknologi tidak tampil sebagai simbol kemajuan semata, melainkan sebagai alat penjaga harmoni antara manusia dan alam.
Keluar dari De Djawatan, rute selatan Jawa membawa kami melintasi Jember menuju Lumajang. Jalan antar kota yang panjang menjadi panggung karakter Veloz Hybrid EV. Di jalur datar, mobil terasa ringan dan cekatan. Transisi antara mesin dan motor listrik berlangsung halus tanpa hentakan. Kombinasi keduanya menghadirkan rasa berkendara yang mengalir—tanpa menguras emosi dan tanpa menuntut adaptasi berlebih. Performa terasa matang, seperti napas panjang dalam perjalanan jauh.
Kabin menjadi ruang kontemplasi yang tenang. Aspek NVH (Noise, Vibration, Harshness) yang tereduksi signifikan membuat suara mesin menjauh dari kesadaran. Saat pedal gas diinjak lebih dalam, raungan tetap terjaga dan tidak memecah konsentrasi. Material peredam di titik-titik krusial bekerja senyap, menjadikan perjalanan panjang terasa lebih intim. Di sinilah teknologi berbicara dengan cara yang halus—tidak pamer, namun terasa.
Lumajang menyambut dengan lanskap pegunungan yang megah. Jalanan lengang dan udara bersih mengiringi langkah kami menuju Pura Mandhara Giri Semeru Agung. Di lereng Semeru yang agung, suasana terasa sakral. Doa seakan mengalir bersama angin, menyentuh hati yang lelah oleh rutinitas. Di tempat ini, kami belajar tentang keikhlasan—tentang menerima dan berjalan selaras. Veloz Hybrid EV yang terparkir diam menjadi saksi bisu bahwa ketenangan pun dapat hadir dalam wujud teknologi.
Menempuh jarak total sekitar 357 kilometer sejak Banyuwangi, efisiensi bukan sekadar angka. Torehan konsumsi bahan bakar di atas 20 km/liter merupakan sebuah janji yang ditepati. Ia membuktikan bahwa kecanggihan bisa berjalan selembut napas alam. Sinergi motor listrik dan mesin bensin bekerja penuh perhitungan, menghadirkan kebebasan berkendara tanpa mengkhianati kelestarian.
Memasuki Probolinggo, kontur jalan berubah signifikan. Tanjakan panjang menuju Bromo menjadi ujian nyata. Drive mode dialihkan ke Power Mode, bukan demi agresivitas, melainkan menjaga kesinambungan tenaga. Mesin 2NR-VEX 1.496 cc berpadu dengan motor listrik memberikan dorongan konsisten—tenaga hadir tepat saat dibutuhkan, tanpa ledakan berlebihan. Momentum terjaga, kepercayaan diri tetap utuh.
Efisiensi dan performa pada Veloz Hybrid EV menyatu melalui output mesin 91 PS dengan torsi 121 Nm, yang disokong oleh motor listrik bertenaga hingga 80 PS dan torsi instan 141 Nm. Karakter performanya terasa dewasa; tidak terlalu agresif namun sangat mumpuni. Sistem parallel hybrid yang dikendalikan oleh Toyota Hybrid System (THS)—serupa dengan teknologi pada Yaris Cross HEV—menghasilkan penyaluran daya yang instan sekaligus halus, memastikan transisi energi terasa sangat mulus.
Di jalur perbukitan yang menyiksa, sistem hybridnya bekerja tanpa cela. Meski kendaraan terisi penumpang dan barang, handling Veloz Hybrid EV tetap stabil dan terkendali. Keseimbangan sasis dan distribusi tenaga yang presisi mencerminkan kematangan engineering Toyota, membuat pengemudi tetap rileks menghadapi medan menantang. Pengalaman ini membuktikan bahwa kehadiran teknologi hybrid pada Veloz bukan sekadar soal efisiensi bahan bakar, melainkan tentang peningkatan kualitas berkendara yang lebih superior.
Mendekati Bromo, suhu menurun. Angin pegunungan membawa aroma tanah basah, kabut tipis menari di bawah cahaya bulan. Di saat seperti ini, perjalanan terasa personal. Tidak ada keinginan untuk tergesa—hanya hasrat menikmati setiap detik. Veloz Hybrid EV melaju stabil, seolah memahami bahwa tujuan utama bukan sekadar tiba, melainkan meresapi prosesnya.
Gunung Bromo menjadi puncak kisah ini—secara geografis sekaligus emosional. Pertemuan dengan pemangku adat Suku Tengger, meski singkat, sarat makna tentang alam, tradisi, dan keseimbangan hidup. Di tengah budaya yang menjunjung harmoni, kami menyadari bahwa keseimbangan yang kami rasakan sepanjang perjalanan juga tercermin dalam karakter mobil ini.
Veloz Hybrid EV bukan sekadar kendaraan elektrifikasi. Ia adalah medium yang menjembatani performa dan kesadaran, kekuatan dan ketenangan. Dari heningnya De Djawatan, megahnya Lumajang, hingga dinginnya Bromo, mobil ini menunjukkan bahwa keseimbangan sejati bukan tentang siapa yang paling cepat atau paling kuat, melainkan tentang memahami kapan harus melaju, dan kapan harus menyatu dengan perjalanan. (BGX/ODI)
Baca Juga:
Bukan Cuma Irit BBM, 5 Alasan Ini Bikin Toyota Veloz Hybrid Jadi Opsi Menarik buat Road Trip
Auto2000 Banyuwangi Jadi Start Veloz Lintas Nusa Etape Kedua
Ekspedisi Toyota Veloz Hybrid EV Lintas Nusa Memasuki Etape Kedua
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Pembeli asli yang terverifikasi
-
Jelajahi Toyota Veloz Hybrid EV
Cerita Terkait Toyota Veloz Hybrid EV
- Berita
- Artikel feature
Model Mobil Toyota
Jangan lewatkan
GIIAS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Unggulan Toyota
- Terbaru
- Populer
Video Mobil Toyota Veloz Hybrid EV Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
|
Jenis Bahan Bakar
Bensin
|
Bensin
|
Bensin
|
Bensin
|
Bensin
|
|
Mesin
1496
|
1499
|
1462
|
1329
|
1499
|
|
Tenaga
109
|
104
|
103
|
97
|
103
|
|
Torsi
121 Nm
|
141 Nm
|
138 Nm
|
122 Nm
|
141 Nm
|
|
Ground Clearance
205 mm
|
225 mm
|
180 mm
|
195 mm
|
205 mm
|
|
Tempat Duduk
7
|
7
|
7
|
7
|
7
|
|
Jenis Transmisi
eCVT
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Otomatis
|
|
|
Tren MPV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Toyota Veloz Hybrid EV dari Carvaganza
Artikel Mobil Toyota Veloz Hybrid EV dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature