Mencoba Nissan ProPilot 2.0 di Jepang: Rasa Berkendara Masa Depan
Berkendara di jalan tol tanpa pegang kemudi, mendekati mobil otonom

Sistem keselamatan pada kendaraan modern meningkatkan kualitas berkendara bagi penggunanya. Lewat perpaduan teknologi sensor, radar, dan kamera canggih, sistem ini mampu memantau lingkungan sekitar kendaraan secara komprehensif, memberikan penilaian dan peringatan terhadap potensi bahaya, lantas mengambil tindakan pencegahan jika diperlukan.
KEY TAKEAWAYS
Apa keunggulan utama dari Nissan ProPilot 2.0 dibandingkan ProPilot 1.0?
ProPilot 2.0 memungkinkan pengemudi melepas tangan dari setir saat berkendara di jalan tol dengan jalur tunggal, berkat integrasi sensor, kamera, radar, dan navigasi. Sistem ini mendekati teknologi mengemudi semi-otonom yang lebih pintar dan responsif.Apakah teknologi ProPilot 2.0 bisa diterapkan di Indonesia?
Secara teknis memungkinkan, namun penerapannya butuh penyesuaian infrastruktur jalan tol, regulasi kendaraan otonom, serta edukasi pengguna. Dengan perkembangan teknologi dan kebijakan yang tepat, ProPilot 2.0 punya potensi besar untuk meningkatkan keselamatan berkendara di Indonesia.Nissan membuktikan diri sebagai salah satu perusahaan otomotif yang terus mengembangkan fitur keselamatan miliknya. Oto.com yang mendapatkan kesempatan hadir di Jepang, dapat merasakan langsung teknologi keselamatan milik perusahaan yang berlokasi di Yokohama tersebut.
Nissan ProPilot 2.0 merupakan generasi paling baru dari sistem keselamatan Nissan atau yang biasa disebut advanced driver assistance system. Teknologi ini sebenarnya sudah hadir sejak 2019 silam, namun belum hadir di Indonesia sehingga dapat merasakan teknologi ini membuka wawasan baru terkait sistem keselamatan dalam industri otomotif.

Menikmati ProPilot 2.0 Langsung di Jepang
Pengalaman merasakan ProPilot 2.0 ini dimulai dari Nissan Global Headquarter Gallery di Yokohama, bersama dengan driver profesional dari Nissan. Model yang mengadopsi sistem ini adalah Nissan Serena e-Power dan Nissan Ariya.
Jika telah merasakan sistem ProPilot 1.0 yang hadir pada produk Nissan di Tanah Air, sistem ProPilot 2.0 digambarkan mendekati sistem otonom yang lebih canggih. Tangan pengemudi tidak perlu lagi menyentuh lingkar kemudi ketika sistem bekerja. Ini berkat penggunaan beragam alat pendeteksi termasuk sensor dan kamera serta navigasi yang terintegrasi. Namun ada beberapa syarat untuk sistem ini terasa efektif.
Nissan menjelaskan sistem ini memang dibuat untuk aktif pada kondisi jalan tol atau dengan kecepatan minimal sekitar 80 km per jam. Fitur navigated driving pada Nissan Pro Pilot 2.0 secara otomatis aktif saat memasuki jalan tol dan rute yang telah ditentukan di navigasi. Pengemudi mengaktifkannya dengan menekan sebuah tombol. Sistem ini membantu menjaga mobil tetap di tengah jalur, menjaga jarak aman dari kendaraan di depan sesuai kecepatan yang diatur pengemudi.

Berkendara tanpa menyentuh setir dimungkinkan di jalur tunggal selama pengemudi tetap fokus dan siap mengambil alih kemudi jika diperlukan. Saat ingin menyalip kendaraan yang lebih lambat, sistem akan memberi tahu pengemudi melalui audio dan visual. Pengemudi dapat menyetujui dengan memegang setir dan menekan tombol, lalu mobil akan menyalip secara otomatis. Setelah menyalip dan aman untuk kembali ke jalur semula, sistem akan meminta konfirmasi pengemudi.
Untuk pindah jalur, pengemudi harus memegang setir dan menyalakan lampu sein. Mobil akan berpindah jalur jika sistem menilai aman. Saat mendekati pintu keluar tol sesuai rute, pengemudi akan diberi tahu melalui audio dan visual bahwa navigated driving akan berakhir dan pengemudi harus mengambil alih kendali sepenuhnya saat mencapai ramp keluar.
Berdasarkan pengamatan Oto.com, sistem ini memang bekerja dengan memanfaatkan data peta yang kompleks. Ini termasuk perhitungan sudut tikungan, kontur jalan, rambu-rambu, batas kecepatan, GPS Satelit serta petunjuk di jalan lainnya. Nissan menjelaskan, dinding pembatas tol juga memberikan informasi pada sistem untuk bekerja dengan akurat.

Guna mengoperasikan sistem ini juga cukup mudah. Pengemudi cukup menekan tombol di lingkar kemudi sebelah kanan. Ketika syarat kecepatan terpenuhi, dan lokasi mendeteksi pengemudi ada di jalan bebas hambatan, sistem akan memberi tanda peringatan berwarna biru pada meter cluster. Di sini, pengemudi dapat melepas tangannya dari lingkar kemudi, namun harus tetap memfokuskan mata ke arah jalan. Jika tidak, sistem driver attention akan memberikan peringatan bahwa pengemudi tengah terdistraksi.
Penggunaan pada Ariya dan Serena juga tidak berbeda. Kedua model, memiliki tujuan tersendiri mengapa disematkan sistem keselamatan terkini itu. Serena yang lekat dengan mobil keluarga dan kerap digunakan dalam perjalanan jauh, jelas dirasakan dapat memaksimalkan penggunaan teknologi ini. Ariya yang merupakan model BEV terbaru Nissan, hadir dengan standar keselamatan tinggi untuk sistem ADAS miliknya.
Sejarah dan Generasi Selanjutnya
Bicara pengembangan ProPilot 2.0, dimulai jauh pada 1999 silam. Saat itu Nissan memperkenalkan teknologi Intelligent Cruise Control miliknya. Sepanjang awal dekade 2000-an, Nissan mengembangkan fungsi-fungsi yang kini diketal dalam paket ADAS seperti lane keeping assist, lane departure warning, intelligent brake assist, around view monitor, lane departure prevention, forward collision warning, blind spot warning, blind spot intervention, movincg object detection, emergency assist for pedal misaplication dan fungsi-fungsi lainnya.

Baru pada 2016, Nissan memperkenalkan penamaan ProPilot untuk pertama kali. Banyak disebut sebagai ProPilot 1.0, Nissan kemudian memfokuskan pada pengembangan sistem keselamatan ini. Baru pada 2019, ProPilot 2.0 lahir.
Model perdana yang disematkan sistem ini adalah sedan Skyline. Saat itu nissan menggunakan lima kamera, termasuk satu trifocal kamera, lima radar, dan 12 sonar untuk pendeteksi 360 derajat. Nissan kemudian menyematkan fitur keselamatan canggih ini pada model-model lainnya seperti yang ditawarkan saat ini. Teknologi ini juga bisa dirasakan konsumen global seperti Amerika Serikat, China, hingga Eropa. Teknologi ini terbukti bekerja dengan baik, membantu pengemudi merasakan peace of mind dan mengurangi kelelahan sepanjang perjalanan.
Masa depan teknologi ProPilot juga terus berlanjut. Nissan pada April lalu mengumumkan menargetkan sistem ProPilot generasi berikutnya akan hadir pada 2027 mendatang. Sistem ini akan menggunakan teknologi Nissan Ground Truth Perception yang menggabungkan Lidar generasi berikutnya dan perangkat lunak Wayve AI Driver, menetapkan standar baru untuk mengemudi otonom dengan kemampuan pencegahan tabrakan yang lebih canggih.
Perangkat lunak Wayve AI Driver, yang dibangun di atas model fondasi AI Wayve, dirancang untuk menangani kondisi mengemudi dunia nyata yang kompleks dengan cara yang mirip manusia. Kemampuan teknologi ini untuk belajar secara efisien dan cepat dari sejumlah besar data akan memberikan keunggulan berkelanjutan bagi kendaraan Nissan di masa depan. Wayve sendiri adalah perusahaan AI global yang mengembangkan AI untuk mengemudi, dengan model fondasi AI yang dilatih dari data dunia nyata untuk memungkinkan mengemudi dari titik ke titik di berbagai lingkungan dengan keamanan dan keandalan yang lebih tinggi, serta kemampuan beradaptasi dengan skenario dan platform baru.
Potensi Implementasi di Indonesia
Cerita pengalaman merasakan teknologi keselamatan Nissan ditutup dengan pengandaian. Menghadirkan teknologi Nissan Pro Pilot 2.0 ke Indonesia pastinya menjanjikan peningkatan keselamatan dan kenyamanan berkendara di jalan tol yang semakin padat. Pengalaman di Yokohama menunjukkan potensi sistem ini dalam mengurangi kelelahan pengemudi dan meningkatkan kewaspadaan.
Namun, adopsi teknologi canggih ini di Indonesia akan memerlukan penyesuaian yang signifikan. Kualitas infrastruktur jalan tol, yang mungkin berbeda dengan standar di Jepang, akan menjadi faktor penting dalam memastikan kinerja optimal Pro Pilot 2.0.

Selain itu, regulasi terkait kendaraan dengan fitur otonom tingkat lanjut perlu disiapkan untuk mengakomodasi teknologi ini, termasuk kejelasan mengenai tanggung jawab pengemudi dan sistem dalam berbagai situasi.
Penerimaan masyarakat dan edukasi mengenai cara kerja serta batasan sistem juga akan krusial untuk memastikan penggunaan yang aman dan efektif. Meski demikian, potensi Pro Pilot 2.0 untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi berkendara di Indonesia tetap menarik untuk dieksplorasi lebih lanjut seiring dengan perkembangan infrastruktur dan regulasi di masa depan. (STA/TOM)
Baca juga:
Menjelajahi Warisan Motorsport Nissan di Nismo Showroom
Ultra-Fast Charging, Kemajuan Teknologi dan Dampak terhadap Daya Tahan Baterai
Jual mobil anda dengan harga terbaik


IIMS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto

Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature