Ducati terus meningkatkan eksistensinya di masa pandemi. Selain menelurkan produk berbasis mesin bakar, pabrikan Bologna juga merilis transportasi ramah lingkungan terbarunya. Sepeda listrik yang juga ada dalam katalog jualan, kedapatan lini anyar bernama e-Scrambler. Ya, sepeda elektrik Scrambler, bukan motor listrik berbasis Scrambler.

Memang bukan hal baru, mengingat penawaran serupa juga sudah ditawarkan Ducati beberapa tahun terakhir. Sebut saja MIG-RR atau MIG-S lewat perawakan Mountain Bike (MTB). Namun, kehadiran e-Scrambler menjadi pembeda dari jajaran sepeda listrik Ducati yang ada sekarang. Itu lantaran ia mengusung konsep sepeda untuk mobilitas perkotaan. Bahkan sudah dilengkapi pula dengan dudukan untuk penumpang atau tempat menaruh barang bawaan seperti tas.

Sementara tubuhnya sendiri dilabur oleh kelir kuning, serupa dengan warna pada Ducati Scrambler Icon nan ikonis itu. Lantaran berstatus kendaraan elektrik, e-Scrambler juga menggendong sistem kelistrikan milik Shimano. Brand yang sudah pasti akrab di telinga penggowes (pengguna sepeda). Motor listrik E7000 berbobot 2,8 kg yang bersarang di tubuhnya itu menghasilkan daya 250 watt atau setara 0,3 Hp, dengan torsi mencapai 60 Nm. Sepatutnya pula dia punya akselerasi responsif, identik dengan kendaraan listrik yang punya catatan momen puntir besar – baik di sepeda motor maupun mobil.

Baca juga: Triumph Motorcycle Menyasar Tren E-Bike Lewat Trekker GT

Sementara itu, penyaluran output berasal dari baterai Shimano berdaya 504 Wh. Sayang tidak ada penjelasan mengenai jarak tempuh resmi dari pihak Ducati, ketika mode listrik aktif. Menurut Electrek, sistem kepunyaan Shimano ini bisa digunakan hingga jarak tempuh hampir 2 km dalam kondisi baterai penuh. Keberadaannya hanya sebatas membantu - tidak benar-benar menghilangkan estetika dari sebuah sepeda.

Lagi pula e-Scrambler diklaim menyenangkan untuk penggunaan sehari-hari. Ducati menyebut sepeda ini mudah dikendalikan karena punya frame dengan perancangan center of gravity dan geometry rendah. Ditambah lagi setang berukuran 760 mm dengan tingkat penyetelan ketinggian hingga 20 mm.

Sepeda listrik e-Scrambler memiliki bobot 22,5 kg (tanpa pedal). Meski begitu, pengendara dimudahkan karena setiap perpindahan gigi sepeda menggunakan kepunyaan Sram NX 11 speed (11-42), dipadu lever dropper seatpost ala eTEN (100-125 mm). Dengan pola demikian, rasanya tak menjadi kendala baginya saat menemui berbagai kondisi jalan. Termasuk aspal cukup kasar, berkat pemasangan ban Pirelli Cycle-e yang melingkari pelek dari Thok e-Plus.

Baca juga: Menuju IMX 2020, Kemenperin Gelar Kompetisi Modifikasi Motor Listrik Roda Tiga Gelis

Pengendaliannya didukung pula oleh fork depan Suntour XCR 34 coil, boost LOR - 100mm. Kemudian pihak Thox selaku produsen memadukan pengeremannya dengan spesifikasi empat kaliper dari Sram berpelengkap piringan cakram berdiameter 230 mm. Pendukung keselamatan paling utama dari pesepeda, yaitu penerangan juga sudah menjadi kelengkapan standar e-Scrambler. Pada bagian depan misalnya, terpasang lampu utama berspesifikasi 80 Lux, teraplikasi di area setang. Sementara untuk lampu belakang, 11 Lumen dengan pengaplikasian di fender atau sepatbor. Peminat sepeda listrik Ducati ini dapat membelinya dengan harga 3,699 Euro atau setara Rp 63 jutaan. Berminat?

Sayang, hingga saat ini langkah (elektrifikasi) itu belum mengarah kepada motor-motor bermesin bakar Ducati. Dari sekian banyak penawaran lini, belum ada satu pun yang mendapatkan pasokan baterai berikut motor listrik. Padahal menarik untuk dilakoni. Bayangkan saja jika titel kendaraan elektrik itu disandang oleh Scrambler. Punya perawakan nyentrik sekaligus tanpa polusi. Selain bersahabat dengan lingkungan, kehadirannya jelas bakal menyaingi brand seperti Harley-Davidson lewat lini LiveWire. Atau pabrikan lain yang kini tampak berbondong menggarap kendaraan listrik, serta menerjemahkan kendaraan niremisi sesuai persepsi masing-masing. (Ano/Tom)

Sumber: Ducati, Electrek

Baca juga: Melesat Tanpa Suara, Inilah Lima Motor Elektrik Tercepat di Pasaran