
Harga Ducati Scrambler Icon 2021 di Indonesia dimulai dari Rp 359 Juta. Tersedia dalam 2 pilihan warna dan 1 varian di Indonesia. Scrambler Icon digerakkan oleh mesin 803 cc dengan transmisi 6-Kecepatan. Ducati Scrambler Icon memiliki tinggi jok 778 mm dengan bobot 189 kg. Rem depan menggunakan Disc, sedangkan di belakang Disc. Pesaing terdekat Ducati Scrambler Icon adalah V7 II Stone, Street Twin, Scrambler Sixty2 dan Z900RS.
Kapasitas | 803 cc |
Tenaga Maksimal | 73.00 hp |
Opsi start | Electric |
Panel Instrumen | Digital |
Indikator Bbm | Digital |
Jenis Transmisi | Manual |
Harga Ducati Scrambler Icon 2021 mulai dari Rp 361,9 Juta. Simak daftar harga Scrambler Icon 2021 di bawah untuk melihat harga OTR dan promo yang tersedia.
Varian | Harga | Spesifikasi | |
---|---|---|---|
Ducati Scrambler Icon Standard |
Rp 361,9 Juta*
Harga OTR
|
803 cc, 73.00 hp, Electric, Bensin | Lihat Promo |
Scrambler Icon tersedia dalam 2 warna yang berbeda - Yellow and Orange
Langganan dan aktifkan notifikasi untuk menerima penawaran terbaik dan berita terbaru.
BerlanggananSetiap basis motor Ducati selalu dijadikan banyak varian. Sepertinya mereka tidak ingin menyia-nyiakan apa yang sudah dibangun. Tak tanggung, pada Scrambler ini, punya sekitar sembilan varian. Dari yang bermesin kecil sampai besar. Belum lagi sub-varian dari masing-masing pilihan mesin itu. Kami pun kesulitan mengingatnya di luar kepala.
Untuk Icon, berada di kelas menengah. Basisnya masih sama dengan Sixty2 yang jadi entry level Scrambler. Hanya saja dilakukan beberapa upgrade. Dari mulai mesin, kaki-kaki dan beberapa fitur lain. Tentu saja sektor pengereman mengalami ubahan. Wajar, kapasitas mesin lebih besar berbuah tenaga buas. Namun karakter mengendara sama persis. Pencapaian torsi sama-sama bisa diraih pada putaran rendah. Juga posisi duduk tegak yang nyaman dikendarai jauh. Lebih mahal? Pastinya. Selisih harga mencapai Rp 100jutaan.
Sebuah indikator digital bulat merangkum seluruh informasi, mirip kepunyaan varian Scrambler lain. Dengan penempatan yang khas di sudut kanan. Isinya lumayan lengkap. Generasi 2019 ini sudah dilengkapi fuel gauge yang tadinya absen. Nah, kami suka ini. Walaupun bergaya klasik, rasanya fitur ini dibutuhkan. Cukup repot mengira-ngira sisa bensin dalam tangki. Posisi gigi juga kini ditampilkan pada layar LCDnya. Selain itu standar saja, speedometer, takometer, tripmeter, odometer, jam dan sensor penting lain. Saklarnya juga mengalami penyegaran bentuk. Tapi tidak menambah fitur apapun di bagian ini. Sedangkan tuas kopling, kini menggunakan sistem hidrolis tanpa kabel konvensional lagi. panjang tarikannya juga bisa diatur dengan beberapa setelan.
Secara tampilan, Scrambler punya garis desain yang mirip-mirip. Bergaya klasik dengan sentuhan modern. Tidak banyak ornamen yang menempel, sangat minimalis. Berbeda dengan generasi sebelumnya, headlampnya kini semakin cantik atas pemasangan LED DRL. Alurnya mengitari lampu memberikan efek dramatis. Stoplamp juga terlihat lebih modern dengan barisan lampu LED. Selain itu, joknya baru berbahan kulit dengan detail jahitan rapi. Beranjak ke bagian bodi, kedua sisi tangkinya dipasangkan panel alumunium. Terlihat sekali lekukan dan finishingnya dibuat dengan baik. Hanya sentuhan sederhana tapi membuat motor tampak mahal.
Dimensi total (PxLxT) 2165x855x1150. Sedangkan jarak sumbu roda 1445mm. Ya, standar moge. Malah agak sedikit kompak untuk ukuran mesin 800cc. Jarak kursi ke tanah masih ramah untuk postur orang Indonesia, di angka 798mm. Namun, jika masih terlalu tinggi Ducati menyediakan opsi lower seat yang hanya 778mm. Bobotnya? 189Kg. Cukup mengagetkan, karena hanya terpaut 6kg dengan Sixty2 yang bermesin kecil.
Ditopang rangka tubular model teralis khas Ducati. Rangka seperti ini sudah terkenal kokoh dan enak diajak bermanuver. Suspensinya tidak lagi bermerek Showa, melainkan Kayaba. Di depan menggunakan model upside-down 41mm. Diameternya sama dengan teleskopik milik Sixty2. Tapi, karena modelnya inverted seakan motor terlihat lebih padat. Kualitas peredaman juga semakin baik dengan ini. Sedangkan monoshock tertanam di belakang dengan berbagai setelan damping. Selain itu, posisi duduk tegak berkat stang lebar dan tinggi. Ditambah jok empuk dengan busa tebal. Pengendalian mestinya tidak memiliki masalah berkat peranti yang ditanamkan ini.
Konfigurasi mesin L-Twin ala Ducati jadi sumber tenaganya. Dengan kapasitas bersih 803cc membuatnya mampu memberikan tenaga maksimal 74PS di 8250rpm. Untuk torsinya, 67Nm di 5.750rpm. Tenaga ini disalurkan ke roda belakang melalui gearbox 6-speed dengan tuas kopling hidrolis. Output mesin sebesar itu sangat cukup untuk mendorong bobot motor. Spinning atau wheelie di jalan mudah saja dilakukan. Yang juga menarik, konsumsi BBM masih tergolong irit, 20kpl (kombinasi). Selain itu, emisi gas buang sudah lulus uji Euro 4.
Cakram besar terlihat menutupi pelek di sisi kiri. Walaupun belum dual disc, masih cukup untuk menahan laju motor. Di depan, cakramnya sebesar 330mm dijepit kaliper Brembo 4 piston. Sedangkan di belakang, 245mm dengan kaliper sama, tapi dengan 1 piston. Untuk sensor ABS difasilitasi oleh Bosch. Bukan ABS biasa, melainkan cornering ABS.
Begini. Jika ABS biasa, bekerja hanya saat keadaan motor berdiri. Tapi saat menikung dan mengerem keras, kinerjanya tidak optimal. Nah, cornering ABS ini juga membaca sudut kemiringan motor untuk mengirimkan sensor lebih banyak ke ECU. Lalu mengoptimalkan kinerjanya dalam sudut kemiringan yang ekstrem sekalipun. Ini cukup penting. Karena tak jarang, pengereman keras terjadi saat bermanuver di tikungan.
Jl. Kemang Utara No. 28 Bangka - Mampang Prapatan, , Jakarta Selatan, 12730
Kontak DealerDucati terus meningkatkan eksistensinya di masa pandemi. Selain menelurkan produk berbasis mesin bakar, pabrikan Bologna juga merilis transportasi ramah lingkungan...
PT Cakra Motor Sports, Agen Pemegang Merek (APM) Ducati yang baru, menginisasi penjualan dengan merilis tiga model terbaru Scrambler. Ducati...