Board Tracker British Tampil Memukau dengan Akulturasi Budaya
Norton Commando 850 racikan Gege's Garage, bersolek di luar kebiasaan. Sosok roadster yang menjadi identitasnya sejak lahir, tak lagi ditemui. Tampilan motor asal Inggris itu, kini malah tampil ala tunggangan negeri Paman Sam. Menganut konsep board tracker, yang sejatinya populer di Amerika Serikat. Kendati begitu, Commando 850 garapan mereka juga menampilkan akulturasi budaya Indonesia.
Kreativitas tak mengenal batas. Sekalipun harus melawan pakem yang sudah menjadi kodratnya. Hal itu pula yang coba dituangkan para builder asal Pekanbaru ini. Motor lansiran 1973 itu dirombak sedemikian rupa, demi menyesuaikan sajian yang diinginkan. Toh, menurut mereka, konsep ini mengikuti tren custom dunia. Sekaligus menjadi tantangan lantaran jadi terapan baru buat para punggawanya.
"Kami pilih konsep Board Tracker karena ingin ada nuansa baru di garasi. Itu karena sebelumnya kami hanya bermain di gaya Bobber dan Cafe Racer," buka Ronny Lesmana Sinaga, selaku pentolan rumah modifikasi.
Dipaparkannya, eksplorasi ide-ide baru sudah terjadi sejak tahun lalu. Dimulai mencari referensi, hingga akhirnya diputuskan konsep Board Tracker. Sementara soal pemilihan tunggangan, Ronny mengaku lebih ke soal selera saja. "Custom kami lebih mengarah ke mesin-mesin Eropa. Selain itu, populasi Norton di Indonesia juga tidak banyak," sahut Ronny saat dihubungi Oto.com, hari ini (25/10).
Tema besar sudah didapat. Sekarang tinggal bagaimana para kru Gege's menerjemahkannya, menjadi tunggangan ciamik. Apalagi, saat itu motor bernama Si Pahut ini digadang tampil meramaikan Kustomfest 2019. Jelas bukan pekerjaan mudah. Pertama soal pemilihan konsep. Kedua mereka kudu siap tempur dengan builder kenamaan dari daerah lain. Termasuk asal tanah Jawa, yang sudah cukup dikenal piawai membangun motor.
Ubahan menjadi Board Tracker saja tentu tidaklah cukup. Mengingat Pahut bersaing di kelas FFA (free for all). Terbayang, segila apa kreasi pesertanya di helatan itu. Material berbahan kuningan pun diaplikasi untuk memperkaya kreasi anak-anak Pekanbaru ini. "Sentuhan metal memang sedang jadi tren. Tapi juga menjadi pengingat, bangsa kita pada zaman dahulu perajin metal, khususnya kuningan yang andal," papar Ronny lagi.
Bukan hal mudah. Ronny justru menyebut ini jadi sektor paling sulit dalam pekerjaan mereka. "Iya, paling sulit karena agak susah dibentuk dan tidak boleh ada kesalahan dalam pembuatan pola," ujarnya. Namun, kepuasannya tak ternilai usai si Pahut rampung digarap. Sosok Board Tracker nan klasiknya terlihat berkelas. Utamanya kala memandang paduan tubuh lapis krom dan kuningan. Bahkan kerja keras dan jerih payah selama 7 bulan, terbayar lebih dari ekspektasi para punggawa Gege's. Pada ajang custom kenamaan itu, Pahut berhasil menjadi juara kelas FFA. Mengalahkan pesaing yang mungkin punya ide lebih liar dari mereka.
Selain itu, rakitan asal Pekanbaru juga berkesempatan mejeng di ajang internasional. Pahut terpilih bakal berangkat ke Yokohama HotRod Custom Show 2019. Ia menjadi salah satu dari tujuh perwakilan Indonesia yang unjuk gigi di pameran custom Jepang itu, Desember mendatang.
"Kemenangan ini memberikan harapan kepada seluruh pelaku custom di luar pulau Jawa khususnya Sumatra. Mengubah stigma selama ini bahwa dunia custom Indonesia dikuasai oleh teman-teman pelaku custom di daerah Jawa saja. Puji Tuhan pula karya kami dari Pekanbaru berkesempatan tampil di ajang International. Hadirnya kami di sana juga ingin membuktikan, Indonesia bisa menampilkan sebuah ide baru dengan motor yang menggunakan material baru, yaitu kuningan," tutup Ronny. (Ano/Van)
Baca Juga: Chopper Ini Menang di Suryanation Motorland 2019 Surabaya
IIMS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
Bandingkan
You can add 3 variants maximum*- Merek
- Model
- Varian