First Drive Wuling Confero S ACT: Keunikan Kopling Ajaib
Bagaimana tidak ajaib, transmisi manual tapi tanpa pedal kopling. Di mata orang awam, sulit dicerna, apa mungkin jenis seperti ini ada. Lalu, mekanismenya seperti apa? Pastinya sulit dibayangkan. Satu hal yang pasti, dan ditegaskan pula oleh Wuling Motors, bagi Anda yang penasaran dengan Confero ACT, wajib mencobanya dulu.
Automatic Clutch Transmission (ACT) di Confero sebenarnya bukan teknologi baru. Masuk dalam kategori transmisi semi-otomatis, sistem dikembangkan sudah sejak 1930an. Saat itu diciptakan untuk pertimbangan kenyamanan kaki saat kondisi jalanan stop and go. Hampir semua merek ternama pernah membuatnya. Namun seiring perkembangan transmisi otomatis, transmisi ini pun tidak mendapat perhatian. Bisa dibilang, sebuah peralihan menuju transmisi otomatis sepenuhnya. Kalau merujuk itu, berarti teknologi ACT ini seolah kembali ke masa lampau, meski pengoperasiannya menjadi sangat halus.
Nah, banyak pertanyaan terlontar seputar cara ACT beroperasi. Apakah seperti Automated Manual Transmission (AMT) di Cortez dan Auto Gear Shift (AGS) milik Suzuki, yang perpindahan giginya mengusik raya nyaman berkendara. Jawabannya, tidak. Impresi singkat saat diundang Wuling Motors menjajal Confero S ACT di sirkuit Sentul, meyakinkan transmisi ini benar-benar ajaib.
Sensasi yang dirasakan sangat mirip seperti mobil manual biasa. Jika Anda duduk di bangku penumpang dan orang lain yang mengemudikan, Anda bisa merasakan hal yang persis sama seperti mobil transmisi manual. Rasa pedal gas dilepas, pedal kopling ditekan dan shifter berpindah. Tapi khusus ACT, rasanya seperti pengemudi yang sangat halus menekan dan melepas pedal kopling. Dari sisi pengemudi, lebih unik lagi pengalaman didapat. Pengaturan gigi tetap manual seperti biasanya, namun kaki hanya mengatur pedal gas dan rem.
Pasti Anda masih ingat produk aftermarket Eazy Clutch beberapa tahun lalu. Metodenya sama dengan cara menonaktifkan fungsi pedal kopling dengan kopling otomatis. Tapi perpindahan dengan alat itu masih jauh dari kata halus, beda sekali dengan ACT ini. Mirip seperti motor bebek? Tidak juga. Motor bebek juga manual tanpa kopling. Hanya saja di ACT, tidak perlu melepas pedal gas saat naik atau turun gigi.
Teknisnya, ACT adalah transmisi manual yang dipasangkan modul untuk mengaktifkan kopling secara otomatis. Metodenya mirip dengan AMT, namun minus modul pemindah gigi otomatis. Jadi, bentuk tuas transmisi layaknya manual. Ada 6 tingkat percepatan, gigi mundur berada di sebelah gigi 1. Tipikal manual 6-speed, harus mengangkat cincin di bagian tengah tuas untuk menggeser ke posisi R. Desain tuasnya pun berbeda dengan varian Confero MT.
Saat menyalakan mesin, tidak ada sesuatu yang berbeda dengan mobil manual kebanyakan. Coba masukkan tuas ke semua gigi, tidak ditemui getaran atau putaran mesin turun. Ada indikator posisi gigi di panel instrumen, sekaligus tanda panah untuk petunjuk naik gigi atau turun gigi. Fitur safety diberikan cukup ketat. Jika salah satu pintu tidak tertutup rapat, ada nada bunyi peringatan saat gigi masuk dan mobil tidak bisa jalan.
Masuk gigi 1 tanpa perlu menginjak rem, lepas rem tangan, dan mobil siap melaju. Tidak ada tanda-tanda apapun, mobil berjalan seketika pedal gas diinjak. Berpindah ke gigi 2, semuanya serbahalus tanpa gelaja tersendat maupun menyentak. Pedal gas tetap ditekan, walau putaran mesin otomatis turun mengikuti rasio gigi. Naik terus ke gigi berikut, semua rasanya sama saja. Ketika diperlakukan agresif atau ingin ngebut, karakter kopling juga terasa seperti pengemudi yang menekan dan melepas pedal kopling secara cepat.
Sisi positifnya, kaki kiri terbebas dari pegal-pegal ketika dalam kondisi macet. Mesin pun tidak bakal stall atau mati seperti orang baru belajar mengemudi. Perlu diketahui, ada kebiasaan menyetir manual yang harus dihindari. Yaitu memegangi terus tuas transmisi. Seolah ada sensor yang membaca untuk melakukan perpindahan gigi. Bila tuas dipegang terus, mesin jadi tersendat seperti melepas kopling tanpa menginjak gas.
Sayang, tidak ada pengetesan di jalanan menanjak. Saat mulai berjalan menanjak mudah saja. Hanya perlu menggunakan rem tangan. Tapi saat sedang macet dan harus berjalan merayap, belum bisa dibayangkan. Karena tidak bisa bermain setengah kopling untuk menjaga posisi agar tidak turun. Metode ini juga tidak bisa diterapkan saat parkir paralel dalam kondisi jalan menanjak atau menurun. Kemungkinan bakal menyulitkan. Dan satu kelemahan paling fatal, minimnya engine brake. Bahkan hampir nihil, membuat peran rem teramat penting. Beruntung keempat rem sudah cakram semua. Sekali lagi, agar lebih meyakinkan, Anda perlu mencobanya dan membuktikan sendiri. (Odi/Van)
Baca Juga: First Drive Toyota C-HR Hybrid, Efisiensi dalam Keheningan
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Wuling Confero
Model Mobil Wuling
Promo Wuling Confero, DP & Cicilan
GIIAS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Wuling Confero Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Mesin
1485
|
1206
|
999
|
1197
|
998
|
Lebar
1691 mm
|
1691 mm
|
1739 mm
|
1655 mm
|
1655 mm
|
Tinggi
1715 mm
|
1715 mm
|
1643 mm
|
1600 mm
|
1600 mm
|
Tempat Duduk
8
|
2
|
7
|
7
|
7
|
Jenis Transmisi
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Mesin
1.5 L
|
1.2L Petrol Engine, In-line 4 Cylinder 16 Valve DOHC
|
1.0L Petrol Engine, 3 Cylinder 12 Valve
|
1.2L Petrol Engine, In-line 4 Cylinder 16 Valve DOHC
|
1.0L Petrol Engine, In-line 3 Cylinder 12 Valve DOHC
|
Panjang
-
|
4493 mm
|
3990 mm
|
4110 mm
|
4110 mm
|
|
Tren MPV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Wuling Confero dari Carvaganza
Artikel Mobil Wuling Confero dari Zigwheels
- Motovaganza