First Drive Mitsubishi Destinator: Pengendalian hingga Efisiensi, Paket Lengkap untuk SUV Keluarga

All New Destinator jadi asa terbaru Mitsubishi untuk menggarap pasar SUV di Indonesia. Produk medium SUV ini hadir dengan beberapa sorotan yakni kendaraan dengan kapastias angkut tujuh penumpang, mesin 1.5L Turbo, kemampuan adaptasi berbagai kondisi jalan dengan mode berkendara, serta kenyamanan untuk status kendaraan keluarga.

Oto.com mendapatkan kesempatan perdana mengemudikan Destinator di jalan raya pada ajang media test drive, Sabtu (19/7). Ini adalah upaya Mitsubishi untuk langsung memperkenalkan produk terbarunya itu dan menjawab rasa penasaran calon konsumen terkait berbagai hal, termasuk impresi berkendara dan efisiensi bahan bakar.

Rute yang disiapkan masih seputar kota Jakarta. Rombongan berangkat dari kantor pusat MMKSI di kawasan Pulo Mas, menuju ke Sarinah. Rute pertama ini melalui kawasan Cempaka Putih, Senen, Gambir, dan Monas. Perjalanan berlanjut ke kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) untuk beristirahan sejenak. Setelahnya, perjalanan menuju Sirkuit Sentul melewati jalan tol Kunciran hingga langsung ke Jagorawi. Total perjalanan pada odometer sejauh 113 kilometer, terhitung representatif untuk kondisi jalan perkotaan.

Impresi di Balik Kemudi

Berada di balik kemudi Destinator sedikit banyak mengingatkan pada desain Xforce. Bentuk dasbor serta lingkar kemudi mode tiga palang, berisi beragam tombol pada sisi kiri dan kanannya. Pengemudi rasanya perlu beberapa waktu untuk dapat memahami dan mengoperasikan berbagai fungsi pada tombol yang didesain padat tersebut. Ada pengaturan MID di kiri dan pengaturan fitur ADAS di kanan, termasuk terkait adaptive cruise control.

Area sudut pandang Destinator bisa dikatakan cukup luas. Pilar A Destinator berukuran kecil dan terasa lebih tegak dibandingkan Xforce yang landai. Ini berdampak pada rasa berkendara lebih percaya diri dengan sudut lapang yang memaksimalkan pantauan di kiri dan kanan kendaraan.

Unit yang digunakan adalah varian tertinggi Ultimate dengan sentuhan paket Premium. Paket ini menawarkan Dynamic Sound Yamaha Premium dengan delapan speaker pada kabin, pengaturan jok elektrik serta power back door. Berkaitan dengan impresi mengemudi, kehadiran jok elektrik ini membuat pengemudi dapat cepat berada di kondisi ternyaman sepanjang jalan. Kolom kemudi juga sudah tilt and telescopic yang membuat pengaturan lebih leluasa.

Selain karena pengaturan, posisi yang diciptakan pada area kemudi nampak commanding alias dengan sudut pandang yang tinggi. Ini membuat rasa percaya diri mengemudikan SUV medium kali pertama. Mitsubishi mengklaim, desain interior dibuat memaksimalkan center of gravity yang berdampak juga pada pengalaman mengemudi.

Sedikit menyinggung tawaran yang ada dalam jangkauan pandangan pengemudi. Destinator menawarkan layar digital 8 inci sebagai meter cluster. Layar ini tampil dengan desain atraktif, yang memaparkan informasi mengenai kendaraan dengan jelas. Terdapat beragam sub menu yang memang mesti dipelajari oleh pengemudi untuk memaksimalkan beragam informasi di dalamnya.

Meter cluster dan head unit terintegrasi lewat satu panel besar yang menggunakan warna hitam. Area meter cluster terbilang cukup besar dengan bentuk kotak yang sebenarnya bisa saja dibuat lebih kecil untuk menambah area pandang pengemudi. Tapi kesan janggal ini menghilang seiring berjalannya waktu menggunakan Destinator.

Head unit juga jadi perbincangan. Ukurannya sudah 12,3 inci dengan sambungan telepon Android Auto dan Apple Carplay. Terdapat beragam fungsi dengan tampilan multimeter yang mengingatkan pada triple-meter Pajero sebagai SUV tualang yang legendaris. Beberapa fitur antara lain kompas penunjuk arah, tekanan pada turbo, altitude, kemiringan kendaraan, traksi, Active yaw control, yang semuanya terlihat menarik sekaligus membingungkan bagi awam. Tentu ini membutuhkan edukasi tersendiri bagi konsumen untuk memanfaatkan beragam tampilan ini dengan maksimal. Kehadirannya patut disambut sebagai sentuhan menarik untuk pemilik Destinator.

Kenyamanan juga didapat dari jok ergonomis dengan balutan bahan kulit nyaman. Bentuk area bahunya lebih ramping, bertujuan untuk memudahkan tubuh berputar dan berkomunikasi dengan penumpang belakang.

Beberapa catatan kecil. Area konsol tengah terdapat beberapa tombol penting yakni start stop engine, drive mode, serta elektrik parking brake juga tuas transmisi. Area rem parkir ini ditempatkan di sisi terjauh pengemudi membuat beberapa kali area rem tangan ini tertutup tuas transmisi. Kemudahan mengganti mode berkendara terhitung cepat dengan tuas yang terdapat di dekat pengemudi. Sayangnya, menu mode berkendara dibuat berurutan Normal, Wet, Gravel, Tarmac dan Mud yang membuat pengemudi harus menekan tombol berulang saat ingin kembali ke mode sebelumnya.

Catatan lain, Mitsubishi menghilangkan petunjuk kunci pintu pada door trim dan tuas pembuka. Mitsubishi menggantinya dengan petunjuk lampu di bagian langit-langit ala pesawat terbang. Ini tentu membutuhkan sedikit penyesuaian.

Impresi Performa

Salah satu highlight dari Destinator adalah tawaran mesin 1.5L dengan teknologi turbo. Mesin 4B40 1.499 cc turbo DOHC 16 valve adalah generasi terbaru dimana sebelumnya mesin yang sama digunakan pada Eclipse Cross. Mesin ini menghasilkan tenaga 163 ps pada putaran 5.000 rpm dan torsi 250 Nm pada 2.500 – 4.000 rpm dengan transmisi CVT.

Soal performa ini erat kaitannya dengan tawaran fitur mode berkendara. Destinator menawarkan lima mode berkendara yang terdiri atas mode Normal, Wet, Gravel, Tarmac dan Mud. Cara kerja pemilihan mode berkendara ini juga terbilang canggih. Sistem ini disebut bekerja secara bersamaan dan super cepat termasuk beberapa fitur seperti Active Yaw Control (AYC) untuk mengatur distribusi tenaga ban depan, kontrol traksi, kontrol mesin hingga power steering.

Kesan pada penggunaan pertama dengan mode berkendara Normal. Tenaga disalurkan dengan kalem, tak tergesa-gesa. Kemudi terasa ringan, meski masih tetap berisi, cocok dengan situasi perkotaan. Saat ingin mendapatkan tenaga instan, ketika pengemudi menginjak pedal gas sedikit lebih dalam, ada sedikit jeda untuk menghadirkan tenaga yang memang baru terasa pada putaran tinggi.

Mitsubishi sebenarnya menawarkan tombol sport di tuas transmisi yang bisa dimanfaatkan untuk mensimulasikan transmisi CVT pada gigi rendah. Praktis tanpa harus menggerakkan tuas transmisi. Konsumen yang gemar dengan kehadiran paddle shift di balik kemudi, harus gigit jari karena fungsi tuas tersebut sudah dipenuhi oleh tombol sport pada tuas transmisi.

Kembali soal mode berkendara. Highlight mode berkendara pada Destinator adalah mode Tarmac. Disebutkan mode ini awalnya hadir pada mobil reli Lancer Evo yang legendaris. Mode ini bisa dikatakan sebagai mode Sport pada Destinator. Penjelasannya, sistem mengubah pembacaan mesin, kemudi, pedal gas, untuk menghadirkan rasa berkendara agresif.

Sepanjang pemakaian perdana Destinator, mode ini yang jadi favorit. Tenaga hadir instan, kemudi jadi lebih ajeg dan meyakinkan untuk bermanuver di kecepatan yang lebih tinggi. Impresi tenaga yang menarik untuk sebuah SUV yang ditujukan bagi keluarga dan membuat sentuhan turbo menjadi lebih terasa.

Membahas sedikit soal mesin 4B40. Mesin ini menggunakan water cooled intercooler dengan rasio ekspansi tinggi. Delapan injektor dengan konfigurasi simetrikal berdampak pada sisi performa juga efisiensi. Disebutkan, mesin ini bekerja layaknya mesin konvensional NA pada kecepatan rendah. Karakternya berubah pada putaran tinggi dimana asupan tenaga dibantu turbo yang menghadirkan sensasi sporty.

Mitsubishi juga memberikan kesempatan untuk menguji kemampuan Destinator di lintasan Sirkuit Sentul. Pada lintasan lurus, dengan mode Normal, kemampuan untuk mencapai 100 km per jam terhitung cepat. Selain itu, mencapai angka 135 km per jam dapat dilakukan dengan mudah.

Masih pada mode Normal, Destinator diajak berkelok melewati rute yang sudah disiapkan Mitsubishi. Terdapat tikungan dengan jalan basah, serta cone untuk menguji kestabilan SUV ini. Pengemudi tidak kesulitan bermanuver dengan kemudi yang terbilang cukup ringan. Kendaraan tetap mengikuti keinginan berubah arah dengan cepat meski harus menahan badan yang bergerak karena desain lumbar pada jok kurang mendukung untuk bermanuver ekstrem.

Kerja suspensi MacPherson Strut di depan dan Torsion Beam di belakang dapat penilaian apik. Suspensi ini mampu mengurangi gejala limbung pada skenario bermanuver meski pada jalan biasa, penilaian suspensi ini masih terhitung kaku namun tetap nyaman.

Mode Tarmac dipilih pada kesempatan berikutnya. Mode ini memang membuat penilaian kendaraan sporty lebih siap melahap berbagai tikungan Sentul. Pengendaliannya tajam dan lebih meyakinkan saat berbelok dengan kecepatan tinggi. Klaim yang terbukti tepat untuk teknologi yang berasal dari dunia motorsport.

Efisiensi

Pada kesempatan singkat dengan Destinator, Oto.com coba melihat bagaimana konsumsi mesin terbaru ini. Pengujian efisiensi ini tidak bisa dibilang ilmiah dengan metode ribet memang, namun setidaknya ada gambaran untuk penggunaan harian.

Mereset MID di Pulo Mas, rute pertama melintasi kota Jakarta yang terbilang ramai di Sabtu pagi. Menuju kawasan Pantai Indah Kapuk, melewati tol dalam kota. Berhenti sejenak, rombongan melanjutkan perjalanan ke Sentul melewati tol Kunciran. Rute kembali melalui jalan tol dan sedikit tersendat pada tol Jagorawi karena kepadatan lalu lintas.

Kendaraan yang diisi empat penumpang dewasa ini juga digunakan secara normal. Artinya tidak ada perlakuan atau gaya berkendara eco yang dilebih-lebihkan guna mendapatkan angka konsumsi terbaik. Pendingin udara dinyalakan normal, dengan mode Tarmac menjadi mayoritas mode yang digunakan.

Hasilnya, setelah perjalanan sejauh 113 kilometer, melalui layar MID diperlihatkan angka 14,3 km per liter. Hasil ini tentu kasuistik dengan beragam kondisi jalan. Namun dengan pengalaman berkendara perdana ini angka yang disajikan tidak mengecewakan untuk ukuran mesin turbo.

Simpulan

Pengalaman perdana ini masih terbilang terlalu singkat untuk menjawab semua potensi Destinator. Masih ada mode berkendara yang belum dieksplor serta fitur ADAS yang tidak banyak bisa digunakan karena kondisi lalu lintas yang padat.

Destinator bisa dikatakan sebuah paket lengkap untuk menjadi SUV keluarga. Target Mitsubishi sebenarnya jelas, konsumen yang ingin naik kelas dari Xpander atau Xpander Cross, yang kebingungan karena Pajero Sport terlalu mahal.

Untuk penilaian mahal tidaknya sayangnya masih harus menunggu saat GIIAS 2025 nanti. Namun berkaca pada penempatan produk, Destinator tidak akan mengganggu singgasana Pajero Sport. Kemungkinan dia akan dibanderol di atas Xforce, sebuah harapan yang masuk akal meski Mitsubishi dikenal dengan strategi harga yang cukup aneh.

Kita berharap saja, paket lengkap SUV ini tidak terganggu dengan penempatan harga yang salah. Potensi Mitsubishi bangkit bertarung di pasar SUV yang padat produk saat ini, jelas cukup meyakinkan. (STA/ODI)

Baca Juga: 

First Drive Mitsubishi XForce Ultimate Diamond Sense: Suntikan ADAS Bikin Naik Kelas