BMW C 650 Sport

Pada panel instrumen hanya ada jarum penunjuk kecepatan berdesain sporty, serta satu buah layar MID. Takometer tertera pada layar MID yang displaynya sangat kecil. Menu yang ditampilkan cukup lengkap seperti; Indikator bensin, konsumsi BBM rata-rata, sensor ABS dan temperatur mesin.

Untuk menyalakannya masih menggunakan kunci konvensional dan menekan tombol. Padahal motor seharga ini, fitur keyless semestinya menjadi standar. Apalagi scooter maxi, yang biasanya kaya teknologi canggih.

Pada jok, ada lekukan besar yang mengarah ke posisi penumpang. Itu berguna untuk menyandarkan pinggul pengendara saat perjalanan jauh. Ruang kaki juga sangat luas, apalagi untuk ukuran tubuh orang Indonesia. Pastilah dengan mudah kaki menyelonjor ke depan. Posisi stang lebar juga menunjang untuk melakukan perjalanan jauh.

Windshield yang tertempel di motor ini dapat dioperasikan secara elektrik untuk menyesuaikan tingginya. Tak perlu repot memutar kenop konvensional dalam mengaturnya. Sebetulnya opsi yang disediakan cukup banyak. BMW menghadirkannya secara terpisah, hal-hal itu meliputi; Heated Grip, Heated seat, sport windshield, sport seat, ornamen krom dan banyak hal lainnya. Dan yang paling penting, BMW menyediakan opsi jok yang 20 mm lebih pendek. Ini berguna bagi yang memiliki tubuh tidak terlalu tinggi.

Tampang depan C650 Sport seperti motor-motor berperforma tinggi. Lampunya terpisah dua dengan garis tajam dan posisi windshied yang melandai. Suspensi upside down 40mm, juga menjadi penghias sekaligus berfungsi saat bermanuver. Penggunaan single swing arm dan shock tunggal horizontal memperkuat karakternya yang sangat sporty.

Walaupun C650 Sport adalah versi lebih ramping dari C650 GT, dimensinya tetap saja bongsor. Panjangnya mencapai 2.180 mm dengan lebar 775 mm, tinggi 1.378 mm. Tentunya dimensi sebesar ini merepotkan untuk kendaraan sehari-hari, khususnya di Indonesia. Saat melakukan parkir di pinggir jalan, bayangkan saja berapa slot motor ‘reguler’ yang harus Anda curi. Untuk memundurkan motor ini pun, perlu usaha keras karena bobot yang berat.

Di bawah, terpasang pelek alumunium lima palang, diselimuti ban berukuran 120/70 ZR15 di depan serta 160/60 ZR 15 di belakang. Ban lebar dengan ring yang tidak begitu besar membuat motor ini terkesan “penuh”. Di kedua ban juga terpasang cakram dengan kaliper yang besar-besar.

Tenaga 61 PS dan torsi 63 Nm, diproduksi oleh mesin DOHC dua silinder 8 katup berkapasitas 647cc. Rasio kompresinya 11,6:1 berarti BBM dengan oktan 95 menjadi standar minimum. Untuk motor matic berkapasitas mesin seperti ini, konsumsi BBM-nya masih dalam batas wajar. Menghabiskan sekitar 21 liter bensin untuk setiap kilometernya, menurut klaim BMW.

Selain bensin lumayan irit, tidak perlu khawatir soal panas mesin. Yang ini punya pendingin cairan, tidak seperti saudara-saudaranya yang bermesin boxer dengan pendingin udara. Sehingga, suhu panas pada mesin dapat teratasi lebih baik.

Dengan tenaga sebesar itu dan digerakkan oleh transmisi CVT, motor ini dapat melaju dengan napas panjang. Menurut klaim BMW, C650 Sport mampu menjapai 180kpj. Bayangkan saja, mencapai kecepatan itu tanpa ada perpindahan gigi sama sekali, seakan throttle-nya takkan usai.

Walaupun motor matic, disc brake yang dipasangkan bukan kualitas sembarangan. Maklum, tenaga dan bobotnya besar, sehingga butuh kualitas pengereman yang mumpuni.

Di depan memakai dual disc brake ukuran 270mm sekaligus dengan dua piston dan kaliper besar. Sedangkan single disc brake berukuran sama yaitu 270mm tersemat di roda belakang motor ini. Tentunya, ABS dual line sudah menjadi standar pada motor setengah miliar ini.