Strategi Merek Motor Listrik Cina Cari Keuntungan dari Pabrikan Jepang
KEY TAKEAWAYS
Gempuran motor listrik saat ini masih didominasi Cina
Namun produsen Jepang tentu tak mau gegabah dan sangat merencanakan sematang mungkinTak bisa dipungkiri pasar motor listrik di Indonesia dikuasai oleh merek Cina. Tak butuh waktu lama beberapa model motor bebas polusi dijajakan ke konsumen. Opsinya bervariatif, ada yang melakukan rebranding hingga menerapkan strategi rakit lokal atau CKD dengan penamaan merek baru.
Merek besar asal Jepang seperti Yamaha dan Honda di pasar domestik bisa dikatakan masih berfokus pada motor bermesin internal bakar. Tak heran karena keuntungan ada di sini, populasi dan permintaan dari konsumen masih tinggi.
Namun keduanya kini mulai masuk ke segmen elektrifikasi. Yamaha Indonesia sudah mendatangkan E01 dengan menerapkan lebih dulu program tes pasar. Sementara Honda telah membawa PCX Electric atau listrik sejak 2019 dengan sistem sewa dan memastikan akan merilis produk EV baru berstatus OTR di tahun ini.
Menarik mencari tahu bagaimana langkah dan cara dari merek motor listrik Cina bersaing dengan merek Jepang yang secara produk sudah dipercaya oleh konsumen Indonesia.
Salah satu produsen motor listrik asal Tiongkok, ECGO EV mengaku tak terlalu khawatir dengan sinyal gempuran dari motor listrik asal Jepang. Mereka percaya bila produk yang ditawarkan masing-masing merek punya perbedaan target dan konsumen.
"Tentu pastinya mereka ada rencana untuk bermain ke motor listrik, tetapi arahnya berbeda. Mereka sudah memiliki nama dan akan menyasar segmen menengah ke atas. Sementara kami menjangkau pasar menengah ke bawah dengan harga Rp9 juta hingga Rp12,7 juta," kata COO dan Co-Founder ECGO EV, Gary Prawira di Jakarta, belum lama ini.
Baca Juga: Efek Subsidi Mandiri, ECGO Klaim Motor Listriknya Terpesan Seribuan Unit
Lebih lanjut, menurut Gary, dengan sudah adanya nama besar membuat Yamaha dan Honda akan menggunakan spesifikasi yang tinggi untuk produknya. Hal ini yang memaksa harga jual dari motor listrik ciptaan pabrikan Jepang akan lebih mahal dan sulit dimiliki oleh konsumen.
"Untuk spesifikasi (motor listrik Jepang) pasti harus bagus dan kuat. Kami cukup yakin harga yang ditentukan oleh mereka akan tinggi sehingga tidak bisa cocok untuk masyarakat Indonesia," tambahnya.
Hingga saat ini produsen Jepang memang masih sangat hati-hati untuk menentukan dan menjual motor listriknya. Sebagai contoh adalah Honda, meski sudah mengenalkan PCX listrik beserta fasilitasnya sejak beberapa tahun lalu, Astra Honda Motor (AHM) terus saja menjajakan dengan skema B2B.
Informasi harga dari Honda PCX Electric pernah bocor lewat laman resmi Cek Kendaraan Bermotor DKI Jakarta. Skutik listrik itu disebut punya nilai jual Rp109 juta. Dari segi harga tergolong tinggi bahkan berkali-kali lipat dari motor listrik produksi Cina di rentang harga Rp15 juta hingga Rp20 jutaan.
Bisa ditarik kesimpulan bahwa motor listrik asal Cina mencoba celah dari harga jual motor produksi merek Jepang. Apalagi secara kebutuhan, umumnya kendaraan jenis ini dipakai untuk bekerja atau komuter yang hanya mementingkan fungsionalitas.
Namun perlu dicatat, merek motor asal Jepang kuat soal layanan purna jual. Jaringan diler serta bengkel mereka tersebar luas di Indonesia. Pun terkait harga jual kembali ke pasaran, umumnya sepeda motor Jepang lebih stabil ketimbang merek lain. (KIT/ODI)
Baca Juga: ECGO Kejar TKDN 60 Persen untuk Motor Listriknya, Siap Pakai Baterai Merek Lokal
GIIAS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Motor Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature