Shell ExpertConnect Kembali Digelar, Hadirkan Forum Diskusi Bertema Implementasi Biodiesel
Sudah jadi komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Salah satu upayanya terlaksana lewat implementasi Bahan Bakar Nabati seperti biodiesel B30. Sebagai bagian pelaku industri, PT Shell Indonesia pun mendukung agenda ini. Mereka gelar kembali forum diskusi Shell Expert Connect dengan harapan terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan antara ahli dan pelaku industri.
Indonesia sendiri sudah menetapkan target pengurangan emisi GRK untuk 2030. Dilansir dari Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, ditetapkan penurunan emisi GRK 29% tanpa syarat (unconditional) atau target bersyarat (conditional) sampai 41% dibandingkan skenario Business as Usual (BAU). Komitmen ini sendiri berada dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC). Berdasarkan hal itu pula, dicatat harus ada penurunan 834 juta ton CO2e untuk target unconditional atau 1,081 juta pada target conditional.
Guna menyelesaikan misi, secara nasional disebut telah terlaksana berbagai aksi mitigasi pada semua sektor. Salah satunya adalah mengamanatkan pengembagan dan penggunaa biodiesel. Turut didorong perkembangan teknologi mesin berikut peningkatan ketahanan energi, pemanfaatannya pun semakin ditingkatkan. Setelah kesuksesan implementasi program B20, mereka mulai terapkan kebijakan mandatori B30 (campuran 30% biodiesel dan 70% bahan bakar solar) sejak Januari 2020.
Bantu mendukung upaya pemerintah ini, Shell ExpertConnect hadir dengan topik “Penggunaan Biodiesel Sekarang dan Masa Depan”. Dihadiri lebih dari 700 pelaku industri. Datang sebagai pembicara adalah Peneliti Bahan Bakar – LEMIGAS, Dr. Riesta Anggarani; Product Application Specialist - Shell Global Commercial Technology, Mohammad Rachman Hidayat; Deputy GM Quality Assurance Dept. Komatsu Indonesia, Fahmi Azhari Mukhlis; dan Service Manager Komatsu Marketing and Support Indonesia, Devi Ari Suryadi.
Direktur Pelumas Shell Indonesia, Andri Pratiwa dalam sambutannya mengatakan, “Sebagai perusahaan energi dunia, Shell senantiasa mendukung penggunaan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, hal ini sejalan dengan strategi global Shell ‘Powering Progress’. Untuk itu Shell berkomitmen untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya mendukung agenda Pemerintah Indonesia dalam penggunaan energi yang lebih bersih dan mempersiapkan ketahanan energi.” Melalui forum Shell ExpertConnnect ini ia berharap terjadi pertukaran informasi, pengetahuan, dan praktek terbaik untuk mengimplementasi program B30 dan persiapan implementasi mandatori B40.
Pada pemaparannya, Riesta Anggarani menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong kesuksesan implementasi program B30. Memastikan semua jenis solar yang ada di Tanah Air dicampur dengan biodiesel sebesar 30%. Sementara itu, kedepannya akan dilanjut ke program mandatori B40 hanya saja masih dalam tahap pengkajian baik teknis maupun keekonomian. Dengan demikian, penerapannya diperkirakan tidak terjadi dalam waktu dekat.
Baca juga: Shell Workshop Academy Bantu Kembangkan Keterampilan Mekanik
Komatsu pun ikut mendukung kebijakan ini. “Komatsu telah mendesain ulang dan memproduksi setiap material dengan komponen yang sesuai (compatible) untuk penggunaan B30 di semua mesin, baik Convention Diesel Engine maupun CRI Diesel Engine,” jelas Fahmi Azhari Mukhlis. Mereka berikan jaminan kualitas mesin yang menggunakan biodiesel (B20 hingga B30) dengan standar SNI 7182, sebagaimana dipaparkan Devi Ari Suryadi.
Buka itu saja, pelanggan ikut diberikan bantuan tambahan. “Untuk membantu customer dalam pengaplikasian B30, kami memberikan ‘Service Tips’ dan juga menyarankan kepada setiap customer untuk merujuk kepada buku ‘Pedoman Penanganan dan Penyimpanan Biodiesel dan Campuran Biodiesel’ yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM,” jelas Devi.
Sebagai produsen pelumas terkemuka, Shell turut memberikan pengetahuan mengenai produk pelumas yang mendukung pemanfaatan bahan bakar B30. Ada anjuran standar tertentu demi menjaga kondisi mesin. “Berdasarkan data dan pengalaman, Shell menganjurkan untuk menggunakan engine oil dengan standar API-CI4 yang terbukti memiliki kemampuan lebih baik dalam mengatasi jelaga hasil pembakaran dari bahan bakar B30 atau lebih. Hal ini disebabkan API CI-4 memiliki soot handling lebih baik dibandingkan engine oil monograde. Bukti di lapangan juga menunjukkan penggunaan pelumas mesin standar API-CI4 dapat melindungi piston lebih sempurna,” jelas Shell Asia Pacific Product App Specialist, Mohammad Rachman Hidayat.
Dalam penutup sambutan Andri Pratiwa mengharapkan kolaborasi antara pelaku usaha dan institusi terkait terus berjalan dengan baik. Juga semakin banyak forum serupa sehingga memberikan kesempatan bagi pelaku usaha dalam memahami informasi teknis yang didukung data demi bantu meningkatkan produktivitas. “Forum-forum diskusi semacam ini dapat membangun kolaborasi, dan juga membantu para pelaku usaha memahami kebijakan-kebijakan Pemerintah yang diwajibkan sehingga dapat mempercepat dan mensukseskan implementasi program pemanfaatan biodiesel di Tanah Air,” tutup Andri. (Krm/Raju)
Baca juga: Shell Pasarkan V-Power Nitro+ Untuk Mesin Kompresi Tinggi, Berspesifikasi Euro 4
Jual mobil anda dengan harga terbaik
IIMS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice
Bandingkan
You can add 3 variants maximum*- Merek
- Model
- Varian