Jakarta Tunjuk Tangan Jadi Tuan Rumah Balap Formula Listrik

Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, mengklaim sudah menjalin kesepakatan dengan petinggi Formula E (FE), untuk menghelat balap formula listrik di Ibukota.

Event FE yang berlangsung di New York, Amerika Serikat akhir pekan lalu (13/7), dijadikan momentum bagi Anies untuk melamar balapan hening itu. Anies bertemu dengan penyelenggara balapan untuk maju sebagai tuan rumah.

Dalam akun resmi instagram miliknya, Anies menyebut diskusi berlangsung cukup panjang dan alot, hingga lebih dari 3 jam. Perbincangan pun ditutup dengan kegiatan berkeliling starting grid dan foto bersama.

"Ini momen 13 Juli kemarin, usai menjalin kesepakatan untuk menjadikan Jakarta sebagai salah satu kota host (penyelenggara) Formula E 2020. Kami bersama meninjau lintasan balap dan diakhiri foto bersama," tulis Anies yang didampingi oleh Alejandro Agag, CEO FIA Formula E dan Alberto Longo selaku Co-Founder & COO FIA Formula E.

Kata Anies, menggelar balapan ini sangat penting dalam rangka mengenalkan mobil listrik. Sekaligus, kampanye mengurangi emisi karbon lewat balap serupa Formula 1. Sementara itu, kompetisinya sendiri dilangsungkan di jalan umum.

"InsyaAllah semua persiapan bisa berjalan lancar, Jakarta menjadi tuan rumah untuk seri kejuaraan Formula E musim berikutnya, di 2020. Dilakukan di jalur jalanan dalam kota dan menjadi Kejuaraan E-Prix pertama di Indonesia," kata Anies lagi.

Tak hanya itu, orang nomor satu DKI Jakarta juga menuturkan, penyelenggaraan akbar ini bakal berdampak besar terhadap sektor ekonomi. "Jakarta berpotensi menghadirkan manfaat ekonomi senilai 78 juta Euro. Diperkirakan 35 ribu penonton baik international dan domestik menghasilkan transaksi ekonomi sekitar 1,6 juta Euro selama E-Prix berlangsung, baik di industri konsumsi, transportasi maupun akomodasi. Secara tidak langsung berdampak di sektor pariwisata kita juga ikut terangkat. Total nilai liputan media tentang Jakarta setara 15 juta Euro," papar Anies.

Meski demikian, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pihak FE terkait inisiatif Gubernur Jakarta. Bahkan, entah hanya klaim Anies semata atau bukan, pelaksana balapan malah berujar belum ada kesepakatan. "Kami sedang diskusi tahap lanjut, tetapi kami belum bisa membuat pengumuman apa pun," ujar seorang juru bicara Formula E kepada Motorsport.com

Pada agenda balap FE 2019-2020 juga belum dicantumkan nama Indonesia. Jika benar adanya, kemungkinan Jakarta terdaftar di kalender 2020-2021. Sejatinya, kabar baik ini menjadi resmi ketika pihak Formula E yang mengumumkannya lewat medianya. Terlepas itu semua, Anies harus bisa membuktikan Jakarta layak dipilih. Semoga pula memberi angin segar bagi pembalap yang pernah berkecimpung di Formula 1, Rio Haryanto untuk bisa ambil bagian.

Balapan musim ini sendiri dijadwalkan 14 seri. Penyelenggaraannya dilakukan di 12 kota dari berbagai negara, mulai dari Qatar, Chile, Meksiko, Jerman, Hong Kong, Prancis, Korea Selatan, Cina, Italia, Amerika Serikat dan Inggris.

Format balap Formula tanpa suara, dilakukan dalam waktu 45 menit plus 1 putaran. Saat race mode, daya maksimal masing-masing mobil dibatasi 200 kW. Setiap tim juga hanya boleh menggunakan satu mobil saat latihan bebas. Sedangkan untuk penentuan posisi start, kualifikasi dilakoni selama 1 jam. Pembalap dengan lap time tercepat tak hanya berhak start di posisi pertama, tapi juga mendapatkan keuntungan 3 poin.

Juara balapan mendapatkan poin sesuai ketetapan FIA. Juara 1 (25poin) , juara 2 (18 poin), juara 3 (15 poin) dan seterusnya (12-10-8-6-4-2-1 poin). Adu balap jet darat tanpa bahan bakar ini pun jadi menantang bagi 11 pembalap, karena adanya peraturan tidak boleh melakukan penggantian ban (kecuali rusak). (Ary/Odi)

Sumber: @aniesbaswedan, Motorsport

Baca Juga: Sejumlah Pabrikan Otomotif Minat Investasi, Perpres Mobil Listrik Dimatangkan?