
PT Honda Prospect Motor (HPM) menuai pemesanan yang tinggi dari all new HR-V 2022. Sport Utility Vehicle (SUV) medium tersebut diklaim sudah laku sampai 8.671 unit terhitung sejak debutnya di Indonesia pada 23 Maret lalu.
Namun HPM menemui sedikit kendala produksi lantaran ketersedian chip semikonduktor. Bahkan untuk all new Honda HR-V varian RS two-tone waktu indennya mengular sampai 5 bulan.
"Soal ini tergantung tempat, tipe, dan warna. Kalau mau yang two-tone RS itu lama bisa sampai September (indennya). Karena memang khusus Honda HR-V RS two tone kapasitas produksinya terbatas," kata Business Innovation and Marketing & Sales Director HPM, Yusak Billy, di acara Honda Brio Slalom Challenge 2022 belum lama ini.
Bila ingin mendapatkan varian HR-V terbaru lebih cepat, varian non RS dan opsi kelir single tone bisa dimiliki lebih cepat oleh konsumen dengan perkiraan waktu 2 bulan. Billy menjelaskan, secara porsi Honda HR-V varian SE mendominasi sampai 59 persen, 19 persen untuk RS, 24 persen untuk varian E, dan 2 persen untuk varian S.
Lebih lanjut, Billy menjelaskan, pada dasarnya permasalahan produksi karena krisis chip semikonduktor bukan hanya terjadi di Indonesia saja. Negara Thailand, Malaysia, dan Jepang juga mengalaminya. Khusus Indonesia, cukup disayangkan permintaan yang tinggi dari HR-V tak bisa diimbangi dengan suplai komponen dari prinsipal.
"Terus terang pasokan komponen chip semikonduktor mobil Honda masih sangat belum stabil. Total pemesanan itu (8.671 unit), produksi (Wholesales) kami baru bisa 1.500 di Maret, di April 1.500, di Mei , Juni, dan Juli kami rencanakan lebih tinggi," pungkasnya.
"Tapi ini kita lihat terus, saya minta maaf kepada konsumen yang harus menunggu, tapi kami berusaha untuk terus meminta kepada prinsipal dan menjelaskan bahwa demand di Indonesia tinggi sekali, dan minta alokasi dilebihkan," tambah Billy.
Animo yang besar terhadap Honda HR-V terbaru, HPM memang pasang target jualan yang cukup tinggi untuk mobil ini, yakni 30 ribu unit per tahun. Meski terkendala produksi dan pemenuhan unit, HPM masih tak mau mengoreksi target dan optimis bisa memenuhi kebutuhan pasar domestik.
"Nggak, kita akan minta terus segitu. Karena secara total 15 sampai 20 persen belum bisa dipenuhi dari apa yang kita minta. Tapi ini kita monitor terus, kabarnya alokasi selama 1 tahun ini terkoreksi dari apa yang kita minta. Ya ini karena pasokan chip semikonduktor ini belum normal,” imbuhnya.
Secara kapasitas produksi di pabrik HPM sejatinya tidak mengalami kendala. Jumlah target 3.000 unit per bulan dirasa mampu dituntaskan, namun karena ada krisis komponen inilah yang memaksa kegiatan produksi mobil HR-V menjadi terhambat.
"Saya jelaskan kapasitas produksi kita itu cukup, tapi ketersediaan komponen yang tidak cukup. Kita di awal rencanakan 3.000 unit per bulan, tapi sekarang cuma 1.500 unit. Bulan ini bisa 1.800 unit bulan depannya lagi naik 100 unit dan semoga tidak ada pemotongan," pungkasnya. (KIT/RS)
Baca juga: Bocoran Harga All New Suzuki Ertiga Smart Hybrid yang Meluncur Bulan Depan, Termurah Rp270 Juta