Beberapa Langkah Perawatan Aki di Kendaraan Elektrifikasi
Meski dilengkapi baterai utama bertegangan tinggi, kendaraan elektrifikasi tetap membutuhkan aki 12 volt untuk sistem kelistrikan
Kehadiran teknologi kendaraan elektrifikasi, baik dengan baterai murni atau hibrida, memberikan beberapa kesalah pahaman terkait operasional kendaraan. Salah satunya, bagaimana kendaraan dengan teknologi canggih tersebut ternyata tetap memerlukan aki atau auxiliary battery.
KEY TAKEAWAYS
Mengapa aki tetap penting?
Karena aki menjadi sumber daya utama untuk sistem elektronik mobil yang bertegangan rendahApa risiko jika aki tidak dirawat?
Penurunan performa kelistrikan, potensi korsleting, dan kerusakan komponen elektronikDiberitahukan Auto2000, tugas aki pada kendaraan elektrifikasi, masih sama dengan aki mobil pada umumnya. Aki mensuplai daya listrik ke sistem kelistrikan tegangan rendah, seperti lampu, sistem audio, klakson, dan komponen elektronik lain termasuk ECU. Pada BEV atau kendaraan listrik murni, suplai daya listrik ke aki berasal dari baterai tegangan tinggi dan pada mobil hibrida, suplai daya listrik ke aki kecil dari motor generator.
“Meskipun kendaraan elektrifikasi memiliki baterai utama bertegangan tinggi, aki tegangan rendah 12 volt tetap penting karena fungsi utamanya adalah sebagai sumber daya untuk sistem elektronik mobil. Pemilik kendaraan tetap harus memperhatikan kondisi aki mobil supaya sistem kelistrikan mobil dapat berfungsi dengan baik dan optimal,” jelas Nur Imansyah Tara, Marketing Division Head Auto2000 dalam keterangannya belum lama ini.
Lantas bagaimana cara perawatan aki yang tepat untuk kendaraan elektrifikasi. Berikut beberapa langkahnya.
1. Pemantauan Level Air Aki (Khusus Tipe Basah)
Untuk aki tipe basah, pastikan ketinggian air aki berada di atas batas minimal (low level) dan tidak melebihi batas atas. Hal ini penting untuk mencegah air aki meluap saat terjadi pemuaian atau guncangan kendaraan. Air aki yang bersifat asam berisiko menyebabkan korosi pada komponen logam di sekitarnya.
2. Pengecekan Pengikat Dudukan Aki
Pastikan pengikat dudukan aki terpasang dengan erat. Aki yang sering berguncang karena pengikat longgar dapat mengurangi masa pakai dan meningkatkan risiko tumpahan air aki. Guncangan berlebihan juga berpotensi menyebabkan pergeseran aki atau kontak kepala aki dengan permukaan logam, yang bisa memicu hubungan arus pendek.
3. Pemeriksaan dan Pembersihan Terminal Aki
Terminal aki (kepala aki) dapat tertutup oleh debu atau sisa air aki yang tumpah, yang dapat mengurangi kontak listrik dan daya hantar. Karat pada terminal juga dapat menurunkan efisiensi arus listrik. Lakukan pembersihan terminal menggunakan sikat kawat dan berikan pelumas untuk mencegah karat. Selain itu, periksa kekencangan pengikat terminal untuk menghindari hubungan arus pendek.
4. Kewaspadaan terhadap Kebocoran Aki
Jika aki menunjukkan tanda-tanda kebocoran akibat kondisi yang kurang baik, terjatuh, atau tertusuk, segera lakukan penggantian. Kebocoran dapat mengganggu kinerja kelistrikan dan berisiko merusak komponen lain.
5. Mematikan Sistem Kelistrikan Sebelum Mematikan Mesin
Kebiasaan mematikan mesin tanpa mematikan komponen kelistrikan seperti AC atau lampu mobil dapat mengurangi muatan listrik pada aki. Meskipun dampaknya tidak langsung besar, secara bertahap daya aki akan menurun. Indikator penurunan ini terlihat saat aki tidak memiliki daya yang cukup untuk menyalakan mesin.
6. Mengaktifkan Posisi “READY” Secara Berkala
Jika kendaraan jarang digunakan, sebaiknya aktifkan mobil hybrid hingga lampu indikator “READY” menyala pada panel instrumen setidaknya setiap 1–2 minggu sekali. Beberapa komponen kelistrikan, seperti alarm, tetap aktif sehingga membutuhkan pengisian daya rutin. Saat melakukan ini, mobil tidak perlu digas; pastikan rem parkir aktif, tuas transmisi di posisi P, dan kendaraan berada di tempat yang aman. Biarkan kondisi ini selama 15–20 menit agar aki terisi secara otomatis.
7. Menghindari Penambahan Beban Kelistrikan
Pabrikan telah menghitung dan menetapkan spesifikasi aki sesuai dengan kebutuhan daya listrik kendaraan. Oleh karena itu, pemasangan perangkat tambahan yang menambah beban kelistrikan mobil tidak dianjurkan. Selain membebani aki, instalasi yang tidak sesuai berisiko menyebabkan korsleting. Perlu diingat, modifikasi kelistrikan yang tidak tepat dapat memengaruhi garansi mobil. Disarankan untuk berkonsultasi dengan teknisi ahli jika ingin melakukan perubahan pada sistem kelistrikan.
8. Pemeriksaan Berat Jenis Air Aki
Setelah air aki diisi ulang, periksa berat jenisnya menggunakan hydrometer. Jika hasil pengukuran menunjukkan berat jenis di bawah standar yang ditetapkan, aki disarankan untuk diganti dengan yang baru.
Terakhir, jangan lupa untuk melakukan perawatan berkala kendaraan sesuai dengan anjuran pabrikan. Pada kendaraan Toyota, perawatan berkala disarankan setiap 6 bulan sekali. (STA/ODI)
Baca Juga:
Bingung Servis Mobil Berdasarkan Waktu atau Jarak Tempuh? Ini Penjelasannya
Kenali Gejala Suspensi Mobil Mulai Rusak dan Langkah Jitu Merawatnya
- KEY TAKEAWAYS
- 1. Pemantauan Level Air Aki (Khusus Tipe Basah)
- 2. Pengecekan Pengikat Dudukan Aki
- 3. Pemeriksaan dan Pembersihan Terminal Aki
- 4. Kewaspadaan terhadap Kebocoran Aki
- 5. Mematikan Sistem Kelistrikan Sebelum Mematikan Mesin
- 6. Mengaktifkan Posisi “READY” Secara Berkala
- 7. Menghindari Penambahan Beban Kelistrikan
- 8. Pemeriksaan Berat Jenis Air Aki
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Pembeli asli yang terverifikasi
GIIAS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature