Hyundai i20

Di bagian interior, Hyundai membekali i20 dengan desain yang sama sekali baru. Meski tidak ada peningkatan dari kualitas material yang digunakan, tapi desain baru ini terlihat menyenangkan. Dashboardnya terlihat minimalis, dan segalanya dipusatkan di tengah.

Pengaturan AC masih mengandalkan kenop, dan belum ada kendali digital. MEski begitu, untuk sistem hiburan, i20 sudah dilengkapi dengan head unit layar sentuh yang bisa menampilkan peta navigasi, lengkap dengan port (colokan) USB. Pengendalian multimedia dan MID (Multi Information Display, layar informasi berkendara) sudah bisa dilakukan dari setir, jadi konsentrasi mengemudi bisa lebih terjaga.

Seperti dikatakan tadi, interiornya terbilang lega untuk sebuah hatchback berkat sumbu roda (wheelbase) yang mencapai 2.570 mm. Atau 40 mm lebih panjang dari Honda Jazz. Selain itu, sandaran kursi belakang juga bisa terlipat untuk menambah kapasitas bagasi, meskipun tidak akan rata dengan lantai.

Desain Fluidic Sculpture 2.0 yang digunakan menghasilkan tampang mobil hatchback yang terlihat garang. Grille lebar terlihat sangat dominan di bagian depan, dengan lampu utama berdesain seperti mata elang yang mengapitnya. Sayang, lampu utama ini masih berisikan bohlam halogen. Fog lamp terpampang di bagian bawah bumper, lengkap dengan DRL (Day-time Running Light, lampu siang) yang sudah dibekali teknologi LED.

Tarikan garis desain terlihat mulai dari ujung belakang lampu depan, hingga ke lampu belakang. Garis ini akan terlihat jelas pada i20 warna apapun yang Anda pilih. Tapi hanya sampai disitu guratan yang terbilang berani dan unik. Sementara itu di bagian belakang, i20 juga terlihat tegas dengan desain lampu belakang bersudut lancip. Pilar C terlihat melandai, dan dibalur warna hitam untuk menciptakan efek atap mengambang (floating roof). Sedikit saran, kalau mau kesan ini terlihat lebih tegas, gunakan kaca film yang warnanya mendekati.

Hyundai i20 dibekali pelek berukuran 16 inci berdesain modern. Ban yang membungkusnya berdimensi 195/55.

Secara keseluruhan, desain i20 memang mengikuti perkemabangan selera. Namun itu juga yang membuatnya seperti lemah. Tidak ada keunikan yang menonjol dari mobil ini. Tapi itu hanya pendapat kami. Soal desain terserah selera masing-masing.

Hyundai cukup jeli untuk menghadirkan i20 bermesin 1,4 liter. Mesin bernama Kappa ini dikenal sebagai mesin yang lumayan bandel. Selain digunakan oleh i20, Kia Rio terbaru juga menggunakan mesin yang sama. Itu karena Hyundai dan Kia adalah satu grup usaha dari sananya.

Mesin ini mampu mengeluarkan tenaga hingga 100 ps dengan torsi maksimum 133 Nm. Tidak istimewa memang tapi ini sudah cukup untuk digunakan sehari-hari. Apalagi, mesin Kappa memiliki konstruksi yang terbuat dari alumunium yang ringan. Otomatis bobot mobil juga berkurang.

TEnaga dan torsi kemudian disalurkan melalui pilihan transmisi manual 6-speed atau otomatis 4-speed. Kami pernah menguji i20 bertransmisi otomatis ini, dan respon tenaganya memang agak lambat karena memang karakter mesin dibawah 1,5 liter biasanya memang begitu. Mesin ini baru terasa menyenangkan saat mulai berputar melewati 3.000 rpm. Untuk mengakali itu, jika Anda memilih varian bertransmisi otomatis, gunakan paddle shifter yang ada di balik setir, dan pindahkan gigi secara manual.

Berdasarkan pengujian yang kami lakukan di Hyundai i20 bertransmisi otomatis, konsumsi BBM-nya juga tidak terlalu istimewa. Konsumsi BBM dalam kota tercatat 10,7 kpl, sedangkan luar kota yang mayoritas melalui jalan tol hanya bisa meraih 16,9 km/liter dengan berkendara normal. Jujur, kami berharap bisa mendapat kejutan lebih dari itu. Mungkin ceritanya akan lain jika menggunakan i20 manual.