Hilux akhirnya disegarkan Toyota. Generasi kedelapan yang hadir di Tanah air pada 2015 dibuat makin atraktif. Sekaligus dibenahi spesifikasinya agar lebih mumpuni. Ini menjadi langkah berani dari pabrikan Jepang. Mengingat kondisi belakangan tak kondusif akibat pandemi. Optimisme Toyota sendiri didasari tren kendaraan komersial yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Diharapkan kedatangan produk anyar dapat terus menggenjotnya. Kemudian mematok target tinggi.

Dikatakan Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), retail sales komersial dari 2017 ke 2019 naik signifikan. “Range-nya 22 sampai 24 persen. Tepatnya untuk tahun lalu di 23,8 persen. Sementara kontribusi tahun ini signifikan, hampir 25 persen atau 24,8 persen,” jelasnya saat jumpa virtual media.

Pikap andalan Toyota pun mulai menunjukkan capaian positif. Berdasarkan varian, single cabin, baik berpenggerak 4x2 maupun 4x4 tumbuh dari 1,1% pada 2018 menjadi 1,3% sepanjang 2020. Komposisi paling besar berasal dari double cabin yang dapat menyasar sektor fleet maupun personal. Pada 2018 kontribusinya 1,7%, naik jadi 2% di tahun berikutnya. Kemudian signifikan menyentuh 2,5% pada 2020. Pabrikan pun melihat Hilux merupakan produk penting. Makanya perlu adanya pembaruan, untuk memenuhi permintaan konsumen.

Tak hanya itu, produsen yang mempunyai banyak lini hybrid turut memasang target cukup tinggi. 600 unit. Dalam catatannya, sepanjang semester pertama ini atau sampai Juli, Hilux terjual sebanyak 2.400 unit. Berarti tiap bulannya terjual sekitar 400-an unit. “Harapan kami minor change bisa meningkatkan, seiring recovery market dan ekonomi,” ungkapnya.

Baca juga: Toyota Astra Motor Recall Innova dan Fortuner Lagi, Kendala Sistem Pengereman

Keyakinan ini dilatari pengembangan Hilux yang mampu menyasar beragam kalangan, baik high maupun low. Sebelumnya diakui Jimmi, pikap lebih terfokus pada pasar medium-high. Adapun banderol Hilux untuk single cabin di rentang Rp 241,7-349,35 juta; dan double cabin dipatok mulai Rp 429,75 – 492,8 juta. Sebagai gambaran, varian tertinggi dapat dimanfaatkan tingkat manajemen. Level menengah ada tipe G, banyak digunakan tim operasi seperti engineer atau researcher. Kemudian single cabin yang menjadi pilihan paling termurah dapat dijadikan pengangkut peralatan atau untuk level operator.

"Perlu dicatat, salah satu pembeli terbesar datang dari pemerintah. Kemudian industri yang bergerak di pertambangan, manufaktur, perkebunan, konstruksi dan trading. jika dibagi, rasio penjualan serta komposisinya adalah 60% untuk double cabin dan 40% single cabin. Sementara dari sisi penjualan, double cabin 70% pasar fleet dan 30% retail. Untuk single cabin, 55% fleet dan 45% retail," imbuh Anton Jimmi.

Ubahan Spesifikasi

Bertampang tangguh, Hilux justru mendapat revisi suspensi agar lebih nyaman. Ini berdasarkan permintaan dari konsumen, yang mengeluhkan setingan peredaman terlalu keras pada model terdahulu. Walau memang secara fungsi bakal mendukung. Penyempurnaan meliputi bagian depan dan belakang. Susunan leaf spring dirancang ulang sehingga tetap nyaman melintasi jalan rusak sekalipun. Sekaligus memastikan mobil tidak limbung saat bermanuver di tikungan tajam atau berpindah jalur.

Ubahan kedua berada di setelan kemudi. Memanfaatkan Variable Flow Control pada double cabin tipe G dan V. Imbuhan itu membuat setir lebih ringan diputar, tapi tetap presisi mengarahkan ban. Uniknya, ini diklaim berpengaruh pada efisiensi konsumsi bahan bakar hingga 5%.

Ingin menyasar semua kalangan, soal perangkat keselamatan turut disebar proporsional. Vehicle Stability Control kini dipasangkan pada tipe G, tak lagi cuma varian atas. Handling pun terjaga dan terhindar dari oversteer maupun understeer. Perlindungan ekstra berupa kantung udara ganda Bersama kneebag dibenamkan. Sementara tipe termahal lebih lengkap hingga 7 airbag. (Hfd/Tom)

Baca juga: Mau Beli Toyota Hilux, Varian Mana Paling Direkomendasikan?