Selama 3 hari sejak Senin (17/1/2022) Ditlantas Polda Metro Jaya melakukan penindakan tegas kepada para pengguna mobil berpelat nomor kode khusus, rahasia, hingga 'RF' yang melanggar lalu lintas di DKI Jakarta. Lokasi penindakannya mayoritas di jalan protokol.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo menegaskan, semua pengguna jalan harus menaati aturan lalu lintas termasuk para pengguna pelat nomor RF.

"Saya tegaskan tidak ada pelat dewa, polisi tidak akan pandang bulu, semua kendaraan harus mengikuti aturan," kata Sambodo kepada OTO.com, Rabu (19/1/2022).

Setidaknya dari kegiatan sisir pelanggaran ini ada sebanyak 124 mobil berpelat khusus, rahasia, dan 'RF' kena tilang petugas. Pelanggaran yang dilakukan didominasi ganjil genap, dan melewati bahu jalan tol yang tidak semestinya.

Baca juga: Syarat Pasang Roof Box di Mobil Agar Tak Ditilang, Polisi Kasih Tips Amannya

"Fokusnya kepada pelat khusus, ada 124 mobil kita tilang selama 3 hari dengan berbagai pelanggaran seperti ganjil genap, bahu jalan, penggunaan rotator sirine, dan yang lainnya," katanya

Sambodo melanjutkan, semua pihak harus tertib dalam berlalu lintas di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Penindakan tilang tidak hanya dikhususkan bagi mobil berpelat RF tapi kepada semua pengguna jalan.

Nah khusus untuk ganjil genap, aturan ini masih diterapkan di 13 ruas jalan Jakarta. Sistemnya terbagi menjadi 2 sesi yakni pagi pada pukul 06.00 sampai 10.00 WIb dan dilanjut pada pukul 16.00 sampai 21.00 WIB. Sementara pada hari Sabtu dan Minggu ditiadakan. Di bawah ini adalah daftar titiknya:

• Jalan Jenderal Sudirman
• Jalan MH. Thamrin
• Jalan HR. Rasuna Said
• Jalan Fatmawati
• Jalan Panglima Polim
• Jalan Sisingamangaraja
• Jalan MT Haryono
• Jalan Gatot Subroto
• Jalan S. Parman
• Jalan Tomang Raya
• Jalan Gunung Sahari
• Jalan Ahmad Yani
• Jalan DI Panjaitan.

Pelat RF Tidak Kebal Hukum

Bukan rahasia umum lagi, jika pelat nomor dengan kode RF dikendarai oleh pejabat negara. Dan tak sedikit juga perilaku melanggar aturan lalu lintas terekam kamera netizen dan seolah dibiarkan oleh petugas di lapangan.

Senior instructor sekaligus founder dari Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu pernah mengatakan jika kode RF adalah akronim dari kata 'Reformasi'. Sementara huruf paling belakang mewakili institusinya.

"RF yang saya tahu adalah Reformasi. Jadi, RF ini ada di era atau periode kabinet reformasi. Kemudian huruf terakhir di bagian belakang adalah inisial dari departemen tertentu," kata Jusri beberapa waktu lalu.

Misalnya, dia mencontohkan untuk RFS digunakan untuk pejabat sipil, RFP untuk polisi, RFD untuk TNI Angkatan Darat, RFL untuk Angkatan Laut, dan RFU digunakan untuk pejabat dari TNI Angkatan Udara. Adapun untuk kombinasi pelat RFO, RFQ, dan RFH atau sebagainya digunakan untuk pejabat eselon II ke bawah.

Mengutip NTMC Polri, dijelaskan oleh Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Istiono setiap pejabat sipil, polisi dan TNI yang menggunakan pelat RF dan tertangkap kamera ETLE melakukan pelanggaran akan tetap ditindak atau dikirim surat tilang ETLE, termasuk ke bagian Provos masing-masing untuk diberikan penindakan lanjutan.

"Semua kendaraan yang melanggar intinya terfoto atau terpotret, mau kendaraan khusus, mau nopol (nomor polisi) apa saja, polisi maupun TNI semua, dan kendaraan lainnya," tegas Istiono. (Kit/Tom)

Baca juga: Relaksasi PPnBM Resmi Berlanjut, Siapa Saja yang Dapat Diskon?