Road Test Honda HR-V 1.8L Prestige 2018: Perhatian Hingga Detail Terkecil (Part-1)

Terkesima. Itulah kesan yang kami rasakan ketika pertama melihat perkenalan perdana Honda HR-V di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014. Ini karena desainnya yang begitu revolusioner, ringkas namun gagah, khas mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV).

Ketika itu, HR-V menjadi crossover pertama Honda di Indonesia untuk menantang Nissan Juke dan Ford Ecosport. Paska persalinannya, Honda HR-V disambut angka penjualan yang gemilang. Segmen ini pun kian berkembang di Indonesia. Terbukti datangnya sejumlah kompetitor baru seperti Renault Duster, Chevrolet Trax dan Toyota C-HR. Namun seiring berjalannya waktu, kesan keren pada wajah HR-V pun mulai sedikit memudar.

Setelah puluhan ribu unit terjual dalam empat tahun HR-V menjejak di Indonesia, Honda merilis versi penyegaran di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018. Tentu versi facelift ini penting, mengingat HR-V adalah salah satu penyokong penjualan terbesar Honda. Tak cuma di Indonesia tapi juga secara global. Meskipun perubahannya bersifat minor dan hanya kosmetik belaka. Tapi detail di setiap perubahan itu memberi makna.

HR-V dijual dalam dua pilihan mesin, 1,5 liter dan 1,8 liter. Opsi transmisi manual 6-speed hanya tersedia pada HR-V 1.5L tipe S. Varian lain seperti HR-V 1.5L E, HR-V 1.5L Special Edition dan HR-V 1.8L Prestige memakai transmisi otomatis CVT (Continuous Variable Transmission). Harganya dimulai Rp 279,5 juta sampai Rp 395 juta. Kami berkesempatan menguji secara komprehensif, varian termewah yang baru saja disegarkan di GIIAS lalu, HR-V 1.8L Prestige.

Eksterior

Konsep desain mobil modern mulai beralih ke tarikan garis tegas yang kaku, termasuk ke bagian atapnya yang lurus. Menariknya, Honda justru punya pendekatan lain untuk HR-V. Mobil yang berdiri di atas platform yang sama dengan Honda Jazz ini, memakai atap kubah melengkung yang bisa dilihat dengan jelas dari bentuk jendela penumpang depan juga belakang. Padahal, konsep atap melayang (floating roof) dengan pillar-C yang berwarna gelap mulai trend belakangan. Tapi desain atap klasik khas hatchback dan city car, justru memperlihatkan identitas HR-V. Ia bukan SUV sejati, terlihat dari ground clearance yang hanya 185 mm.

Versi penyegaran ini mendapat ubahan pada bagian wajah. Penggunaan lampu depan LED reflektor, grille depan berwarna hitam, desain baru bemper depan dan lampu kabut LED. Khusus pada varian 1.8L Prestige yang kami uji, desain velg two-tone pun berbeda dari sebelumnya. Di bagaian belakang tak banyak berbeda, hanya ada ornamen krom pemanis yang menghubungkan lampu belakang sebelah kiri dan kanan. Terakhir, antena sirip hiu di bagian atap. Minimalis memang, tapi wajah barunya ini jadi lebih sesuai dengan wajah mobil Honda terbaru seperti Civic, CR-V dan City.

Interior

Sama, interiornya tak berubah. Untungnya tak berubah. Kenapa? Karena kami menyukai layout interiornya yang driver oriented. Maksudnya, desain kabin bagian depan diorientasikan sepenuhnya untuk memberikan pengalaman berkendara yang menyenangkan bagi pengemudinya. Terdapat konsol tengah yang terhubung dengan dashboard, memisahkan pengemudi dengan penumpang depan. Layar multimedia sedikit miring ke arah pengemudi dan dashboard yang rapih hanya dengan satu tombol, start-stop button saja.

Posisi berkendara memang khas SUV, agak tinggi dengan dashboard yang tinggi pula. Memang tak sama dengan posisi mengemudi sedan yang sporty. Tapi setidaknya, posisi berkendaranya ini ditunjang pengaturan posisi duduk 6-arah dan lingkar kemudi yang tilt dan telscopic. Tetap, harus diakui visibilitas kurang optimal bagi pengemudi apalagi ada pillar-A yang besar itu.

Kelapangan kabin juga bukan kelebihan utama mobil ini. Di kursi depan apalagi. Selain ada konsol tengah pemisah yang cukup mengurangi gerak ruang kaki, di bawah kursi depan juga tersembunyi tangki bahan bakar. Walhasil ada tonjolan yang membuat lantainya tidak datar. Jadi kalau kursi depan ditarik ke belakang sekalipun, posisi kaki harus tetap agak diluruskan lantaran itu. Intinya, ruang gerak kaki jadi terbatas bagi penumpang depan.

Di bagian belakang untungnya tidak demikian. Ruang kaki dan kepala yang ditawarkan, lumayan memadai meski bentuk atapnya yang melingkar seperti kubah. Apalagi posisi kursi belakang bisa direbahkan satu tingkat dan ada sandaran tangan di bagian tengah. Paling kami suka, ada sandaran kepala lengkap dengan sabuk pengaman untuk penumpang belakang yang duduk di bagian tengah. Satu fitur yang menjadikan HR-V layak disebut sebagai 5-seater sejati.

Namun yang membuat senang pemilik mobil ini, interiornya adalah material kabin yang sangat baik. Tak hanya jok yang dibalut kulit, tapi lingkar kemudi, door trim, hingga sebagian dashboard. Bahkan dashboardnya untuk tipe 1.8L Prestige ini bernada two tone yang lebih hidup ketimbang interior berwarna hitam pada varian di bawahnya. Kemudian konfigurasi kursi mobil ini pun sangat fleksibel, mirip magic seat yang ada di Jazz. Kursi bisa dilipat-lipat sesuka hati sesuai kebutuhan penggunanya. Bagasinya juga lumayan luas untuk ukuran compact crossover.

Lalu apa yang baru di bagian dalam HR-V 2018 ini? Hanya desain atau pola pada jok kulitnya dan pedal set bergaya sporty. Sudah itu saja, selebihnya sama dengan sebelumnya.

Bagaimana dengan fitur, performa serta pengendaraan dan pengendalian mobil ini? Kami ulas di bagian selanjutnya. (Rs/Van)

Baca Juga: Road Test Honda HR-V 1.8L Prestige 2018: Perhatian Hingga Detail Terkecil (Part-2)