Si Bongsor Yang Selalu Membersamai Perjalananku

Ini adalah ceritaku. Perkenalkan, 'kawan' seperjalananku bernama Mas Yon. Yah itu panggilan 'sayangku' dengannya semasa jomblo. Emang sekarang?? Yah, balik jomblo lagi,hahaha. Ah ga penting sih. Nah, kenapa panggilan sayang? Bukan karena aku abnormal yah, haha. Hal itu karena motor ini pemberian ibuku. Aku senang dibelikan motor. Karena tak pernah membayangkan bisa punya motor sendiri. Aku tak berani minta belikan barang yang nilainya jutaan. Bagiku saat itu, beli motor adalah barang mahal. Aku mendapati si Mas Yon ini ketika awal-awal sekali motor matic muncul. Dan ini produk pertama sekali dari Xeon, karena aku pernah lihat Xeon yang sekarang modelnya ada yang beda. Aku suka bodinya yang bongsor, dibanding motor saingannya yang lebih ramping. Walau di jalan memang agak berisik, serasa mau jatuh semua onderdilnya. Apalagi kalau jalan berbatu. Jadilah sering dijuluki motor gerobak, hihihi. Bodinya yang lebar bin melar ini, sangat nyaman buat duduk, dan juga menaruh barang-barang. Bisa depan, samping kanan dan kiri dikaitkan dicantolkan helm di dalam jok yang berada paling depan. Perjalanan jauh pun terasa lebih mantap karena bodi bongsornya ini, apalagi kalau diterpa angin di tengah-tengah sawah dan banyak kendaraan besar melintas. Motor tidak terlalu terbawa angin. Aku juga suka letak kunci buka tutup jok motornya bersatu di depan kunci power dan off. Jadi terasa lebih praktis dan kere dibanding motor lain yang terpisah. Jok motornya juga sangat besar, bisa menaruh barang-barang yang agak besar atau hanya barang. Warnanya merah menggelora seperti semangatku. Mas Yon sudah menemaniku selama sekitar 7 tahun, dari kuliah sampai lulus, sampai kerja malam-malam. Kadang hujan, kadang panas. Pernah salto menggelinding pula aku 'atraksi' di jalanan, dan benjol (luka) deh kena aspal. Hehehe. Namun sekarang Xeon datang dengan tampilan lebih baru. Semoga lebih baik lagi performa dan mesinnya. Meski Xeon pamornya tak begitu hitz dari motor yang lainnya. Tapi motor Xeon ini adalah pemberian ibuku. Tanpa kuminta membelikannya. Aku senang dan bersyukur. Aku juga merasa keren, karena ketika ibu membelikan di kampusku masih jarang yang punya matic, hihihi. Terimakasih ibu, makasih 'Mas Yon' si bongsor yang kerap dibully, tapi masih setia membersamai. ?. Cerita oleh: Betty Permana S. IG : @bettypermana