Toyota Mobility Foundation Datang, Coba Urai Kemacetan dan Polusi di Ubud Bali

Yayasan nirlaba Toyota Mobility Foundation (TMF) yang didirikan Toyota Motor Corporation. Datang ke Bali untuk menjalankan program Sustainable Mobility Advancing Real Transformation (SMART) di Ubud. Merupakan program uji coba ekosistem tertutup yang menyediakan jasa mobilitas lebih ramah lingkungan. Lokasi spesifik adalah daerah Ubud karena dinilai sudah terlalu padat oleh turis sehingga menyebabkan kemacetan saban hari.

TMF menawarkan paket solusi untuk SMART di Ubud, terdiri dari unit transportasi elektrifikasi yang bisa dipesan dan dipantau melalui aplikasi. Sejumlah 10 unit, terdiri dari 5 mobil listrik battery electric vehicle (BEV) van minibus dan 5 hybrid menggunakan Toyota Kijang Innova Zenix. Untuk mobil listrik akan diposisikan sebagai Smart xEV Shuttle Service dengan rute tetap. Sedangkan Innova Zenix Hybrid bisa dipesan melalui aplikasi.

Selain itu, TMF yang bekerja sama dengan Deloitte Future of Mobility Solution Center (Deloitte) dan mendapat dukungan dari Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Bali. Turut menyediakan sembilan layar digital di sepanjang halte dengan lalu lintas tinggi di dalam rute Trans Metro Dewata. Layar itu akan menampilkan informasi real time komuter bus. Jika digabungkan dengan layanan unit mobil listrik dan hybrid. Diharapkan menjadi solusi yang baik untuk transportasi publik khususnya di Ubud.

Proyek uji coba SMART di Ubud bakal dimulai dari September 2023. Dengan tujuan program, seperti tertera dalam Letter of Intent (LOI) dari Pemerintah Provinsi Bali kepada TMF, untuk mendorong mobilitas berkelanjutan melalui penggunaan solusi transportasi berbasis data dan elektrifikasi secara efisien. Untuk itu, TMF menggelontorkan dana investasi senilai Rp26 miliar.

Baca juga: Auto2000 Bangun Ekosistem EV Lewat Penyediaan Pengisian Daya Listrik

"Bali khususnya Ubud, selain merupakan lokasi tujuan wisata dan surga healing, juga menjadi lokasi yang bagus dengan ekosistem tertutupnya yang mana kita bisa memahami apa yang dibutuhkan untuk mencapai skala bisnis dalam elektrifikasi," ungkap Pras Ganesh, Executive Program Director Toyota Mobility Foundation dalam sambutannya (24/8).

Ia lanjut menjelaskan, proyek uji coba SMART dirancang untuk memenuhi tiga prinsip yakni nilai keberlanjutan, inovasi dan kemitraan. "Kami sedang membuat cetak biru model bisnis berkelanjutan yang memungkinkan masyarakat Ubud mengukur dampak yang dicapai selama uji coba ini. Kami sangat bersemangat untuk meluncurkan solusi ini bersama semua mitra yang memiliki tujuan sama yaitu mempromosikan konsep mobility for all dan netralitas karbon."

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, sistem transportasi yang ditawarkan TMF diharapkan dapat mengatasi kemacetan dan emisi karbon di Ubud. Kemudian model bisnis dari uji coba bisa diterapkan dengan melibatkan masyarakat setempat dan memajukan ekonomi.

"Harapannya ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan transportasi di Ubud. Agar proyek ini berhasil, perlu dukungan dari semua pemangku kepentingan pemerintah provinsi. Saya juga berharap masyarakat Ubud yang berinteraksi secara langsung juga memberi dukungan, tidak hanya selama uji coba. Tapi juga dapat menghasilkan model bisnis yang layak untuk dilaksanakan oleh badan usaha lokal setelah uji coba berakhir."

Desa Ubud di kota Gianyar, punya luas 42,38 km persegi. Kawasan yang cenderung kecil namun terus dipadati oleh turis setelah pandemi Covid-19 mereda. Dengan hadirnya SMART ditambah kerja sama dengan Dinas Perhubungan, diharapkan intensitas kendaraan yang masuk ke pusat Ubud bisa berkurang. Turis, pekerja dan masyarakat beralih menggunakan layanan yang disediakan.

"Ini pilihan, buat masyarakat untuk memilih shuttle atau on-demand yang lain. Yang jelas kebutuhan transportasi tak bisa dipenuhi hanya dari satu tipe. Ini kami siapkan pilihan terutama terkoneksi dengan transportasi publik. Harapannya ini meningkatkan transportasi publik ke depan. Kami percaya betul dengan jalan dan lingkungan terbatas, lebih baik kita dorong penggunaan transportasi publik lebih banyak," jelas I Gede Wayan Samsi Gunarto, Ketua Dinas Perhubungan Provinsi Bali.

(TOM/TOM)

Baca juga: Perdana Ikut GIIAS 2023, Neta Catat 162 SPK