Kinerja Bisnis Grup Otomotif Astra Bertahan, Jasa Keuangan Tetap Ngebut
Laba segmen mobilitas naik tipis, sementara jasa keuangan dan penjualan mobil bekas menunjukkan pertumbuhan solid
Divisi otomotif & mobilitas masih menjadi tulang punggung Grup Astra. Meski tekanan pasar mobil nasional membuat laju bisnis tidak sekencang sebelumnya. Laba bersih dari segmen ini naik tipis 1 persen menjadi Rp8,8 triliun. Faktor itu didorong performa positif dari lini sepeda motor dan bisnis komponen. Sementara itu, penjualan roda empat melemah mengikuti tren pasar yang lesu di segmen entry-level.
KEY TAKEAWAYS
Berapa laba bersih divisi otomotif Astra?
Rp8,8 triliun, naik tipis 1 persenBagaimana penjualan mobil nasional?
Turun 11 persen menjadi 562 ribu unitBagaimana penjualan sepeda motor?
Turun kurang dari 1 persen, Astra Honda Motor tetap di 77 persen pangsa pasarPerforma Jualan Mobil dan Motor Astra
Sepanjang sembilan bulan pertama 2025. Penjualan mobil nasional terkoreksi 11 persen menjadi 562 ribu unit. Penurunan daya beli menjadi penyebab utama, terutama di kelas bawah. Pangsa pasar Astra ikut berkurang dari 56 persen menjadi 53 persen, dipicu melemahnya performa market share Daihatsu. Namun, Toyota masih bertahan (resilien) dengan posisi yang relatif stabil di tengah gejolak pasar.
Kondisi berbeda justru terjadi di sektor roda dua. Penjualan sepeda motor nasional hanya turun kurang dari 1 persen menjadi 4,8 juta unit. Sedangkan pangsa pasar PT Astra Honda Motor tetap solid di angka 77 persen. Di sisi lain, kontribusi laba bersih PT Astra Otoparts Tbk—di mana Astra memiliki 80 persen saham—melesat 15 persen menjadi Rp1,3 triliun. Tentu berkat peningkatan kontribusi dari seluruh segmen bisnis komponen.
Lanjut dari lini bisnis mobilitas dan logistik. PT Serasi Autoraya mencatat kontrak armada yang relatif stabil, sekitar 26.500 unit. Sementara lini bisnis mobil bekas milik perseroan menunjukkan performa cemerlang dengan penjualan naik 24 persen menjadi 23.900 unit. Angka ini menegaskan meningkatnya minat pasar terhadap mobil bekas. Used car sebagai alternatif di tengah tekanan ekonomi.
Jasa Keuangan Terus Melaju
Berbeda dengan sektor otomotif yang cenderung stagnan. Divisi jasa keuangan justru melaju kencang. Laba bersih tercatat naik 8 persen menjadi Rp6,7 triliun, didorong peningkatan portofolio pembiayaan konsumen. Nilai pembiayaan baru dari bisnis konsumen tumbuh 5 persen menjadi Rp85,6 triliun (tidak termasuk diler financing).
Nah, kontribusi laba dari perusahaan pembiayaan mobil meningkat 4 persen menjadi Rp1,8 triliun. Sementara perusahaan pembiayaan sepeda motor (PT Federal International Finance) membukukan pertumbuhan laba 5 persen menjadi Rp3,5 triliun. Segmen pembiayaan alat berat juga menunjukkan pergerakan positif. Adapun nilai pembiayaan baru naik 14 persen menjadi Rp11,2 triliun. Meski demikian, laba bersih dari segmen ini sedikit terkoreksi 1 persen menjadi Rp169 miliar, dipengaruhi oleh margin lebih ketat.
PT Asuransi Astra Buana membukukan kenaikan laba bersih 7 persen menjadi Rp1,2 triliun, berkat pertumbuhan pendapatan underwriting dan hasil investasi. Namun, bisnis asuransi jiwa yang dikelola PT Asuransi Jiwa Astra mengalami tekanan. Dengan premi bruto turun 26 persen menjadi Rp3,3 triliun.
Bila dilihat secara keseluruhan, kinerja perseroan pada sembilan bulan pertama 2025 mencerminkan ketahanan portofolio bisnis yang beragam. Ketika sektor otomotif tengah mengerem, lini jasa keuangan justru menambah kecepatan. Kombinasi keduanya menjaga roda Grup Astra tetap berputar stabil di tengah kondisi pasar penuh tantangan.
“Laba grup selama sembilan bulan pertama tahun 2025 mengalami penurunan terutama disebabkan harga batu bara yang lebih rendah. Kontribusi solid dari bisnis-bisnis lain turut mendukung resiliensi kinerja grup. Dan kami perkirakan kinerja sepanjang 2025 masih akan sejalan dengan trend kinerja saat ini. Kami tetap fokus untuk menjaga disiplin keuangan dan keunggulan operasional. Serta memanfaatkan kekuatan neraca keuangan kami demi menangkap peluang pertumbuhan. Dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham,” terang Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra International, dalam laporan kinerja perusahaan. (ALX/ODI)
Baca Juga:
Dari EV hingga FCEV, Toyota Menolak Jalan Tunggal Menuju Dekarbonisasi
Century Jadi Merek Baru Toyota Group Diposisikan di Atas Lexus
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Pembeli asli yang terverifikasi
GIIAS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature