Mobil Listrik Indonesia: Jalan Menuju Masa Depan

JAKARTA: Pengembangan listrik mobil di Indonesia telah banyak menjadi sorotan akhir-akhir ini. “Kesuksesan kami dalam menciptakan baterai untuk mobil listrik tentunya akan mendukung Indonesia mencapai cita-citanya untuk menjadi negara swa-teknologi,” demikian pernyataan dari Pratikno, selaku Rektor UGM.

Memang berdasarkan laporan terdahulu, pembuatan mobil nasional dan swa-pengembangan Indonesia telah merencanakan kendaraan listrik (EV). Parameter peningkatan kebutuhan ini agaknya disebabkan karena adanya upaya untuk mengurangi polusi akibat bahan bakar minyak bumi yang sekarang digunakan, dan desakan terhadap kendaraan listrik ini akhirnya telah mendapatkan sambutan yang responsif untuk melengkapi kepentingan tersebut. Pasar mobil listrik dunia kini diproyeksikan akan mencapai US $271,67 milyar pada tahun 2019, dengan total penjualan sebesar 64,4 juta unit.

Inisiatif ini juga tidak terlepas dari dukungan pabrikan otomoti Malaysia Proton Holdings Berhard. “Tidak ada negara lain di kawasan ini yang memiliki proyek mobil nasional sendiri selain hanya menyediakan pabrikan dan layanan perakitan,” demikian seperti yang dikutip dari ungkapan CEO Proton. Penanda-tanganan antara kedua pihak pun telah disiapkan pada Maret 2015.

Karena infrastruktur merupakan persyaratan yang tak dapat dihindari untuk meraih kesuksesan mobil listrik ini, maka perusahaan milik-pemerintah PLN pun telah menginstalasi 10 terminal isi ulang di wilayah Jakarta untuk mendukung inisiatif mobil listrik milik pemerintah ini, namun komitmen yang lebih menggebu-gebu justru akan sangat diperlukan dari pemerintah sendiri, antara lain dengan menambah jumlah infrastruktur yang diperlukan proyek mobil listrik ini.

Meskipun manfaat untuk mengembangkan kendaraan terapung juga sedang dieksploitasi oleh beberapa perusahaan swasta, namun pada akhirnya, apapun yang akan dilaksanakan, alasan yang mendasarinya dan kapan akan terjadi, hanya waktu yang dapat menentukan.