First Drive Aion UT: Enak Buat Perkotaan dan Luar Kota
Melibas 300 Km Jakarta-Bandung: Uji Tuntas Performa dan Efisiensi Aion UT
Aion UT hadir perdana di ajang GIIAS 2025. GAC Indonesia mengumumkan harga resminya beberapa waktu kemudian. Terbilang menarik, varian Standard ditawarkan dengan harga Rp325 juta dan Premium dengan harga Rp363 juta. Tambahan Rp3 juta ditawarkan bagi yang menginginkan warna two tone pada kendaraannya.
KEY TAKEAWAYS
Berapa harga resmi Aion UT di Indonesia?
Aion UT dijual dengan harga Rp325 juta untuk varian Standard dan Rp363 juta untuk varian Premium. Konsumen yang menginginkan warna two-tone dikenakan biaya tambahan Rp3 jutaSejauh apa jarak tempuh Aion UT?
Berdasarkan pengujian langsung Oto.com, Aion UT varian Premium dengan baterai 60 kWh mampu menempuh perjalanan 300 km dari Jakarta-Bandung-Jakarta dan masih menyisakan 25% baterai. Klaim pabrikan menyebutkan jarak tempuh hingga 500 kmOto.com mendapatkan kesempatan untuk menjajal Aion UT jalur luar kota. Lewat acara media test drive “Cruise with Confidence”, awak media mengendarai Aion UT melewati rute Jakarta, Bandung, kembali ke Jakarta dalam perjalanan satu hari dan jarak tempuh 300 kilometer.
Seperti apa hasil pengujian singkat tersebut? Simak bahasan berikut
Eksterior dan Interior
Foto: OTOBicara beberapa keunggulan Aion UT bisa dimulai dari tampilan. Meskipun lebih kecil dari Y Plus, Aion UT punya dimensi pas untuk menembus padatnya lalu lintas kota. Dengan panjang 4.270 mm, lebar 1.850 mm, dan tinggi 1.575 mm, serta jarak sumbu roda 2.750 mm, mobil ini tetap lincah. Ditambah ground clearance 160 mm, melahap beragam kontur jalan perkotaan jelas bukan kesulitan.
Dari segi tampilan, Aion UT jelas punya darah Eropa. Aion bahkan mengklaim mobil ini dirancang di Milan oleh desainer Stephan Janin. Diklaim terinspirasi oleh nuansa kota tersebut. Hasilnya adalah perpaduan retro-modern yang kental.
Bagian paling mencuri perhatian dari wajahnya. Lampu depan dibuat menyerupai mata burung hantu, memberikan karakter kuat dan unik. Teknologi matric cube light berbentuk kotak di depan dan belakang menegaskan kesan futuristiknya.
Siluet bodi Aion UT mengingatkan cangkang telur. Dengan garis bodi melengkung dan minim lekukan tajam. Pilar C tertutup dan buritan sederhana membulat menambah kesan elegan. Detail kecil seperti pelek 17 inci dengan desain kelopak bunga dan skema warna two-tone (seperti Emerald Green dengan atap putih) membuat hatchback ini layak jadi pusat perhatian di jalanan.
Foto: OTOMelangkah masuk, interior Aion UT menyajikan perpaduan menarik antara kesederhanaan dan teknologi canggih. Desain dasbornya mengingatkan model Aion lain, dengan sentuhan warna gelap dan material kulit sintetis yang berhasil mengangkat kesan premium.
Pengaturan semua fitur kendaraan terpusat di dua layar digital berukuran besar. Layar sentuh 14,6 inci sebagai otak kontrol, dan layar 8,8 inci sebagai panel instrumen di depan setir. Kabin nyaris bersih dari tombol fisik, menyisakan ruang minimalis dengan beberapa elemen penting seperti lubang AC, cupholder, dan wireless charger 50W.
Meski disebut hatchback kompak, kabinnya justru sangat lapang. Ruang di baris kedua terasa begitu lega, memberikan kenyamanan ekstra bagi penumpang. Fitur mode jok sofa menjadi nilai plus, memungkinkan pengemudi dan penumpang depan merebahkan jok hingga rata, menciptakan ruang bersantai yang nyaman. Kesan luas ini makin diperkuat oleh panoramic sunroof besar, memanjakan mata dengan pemandangan langit.
Soal kepraktisan, Aion UT juga tak kalah unggul. Akses ke bagasi menjadi lebih mudah berkat fitur power back door. Kapasitas bagasi standar sudah mencapai 440 liter, namun jika Anda membutuhkan ruang lebih untuk barang bawaan, melipat jok baris kedua akan memberikan Anda ruang ekstra hingga 1.600 liter.
Ini menjadi salah satu perhatian utama pada kesempatan perdana membawa Aion UT ke luar kota. Berada di balik kemudinya tidaklah sulit untuk mendapatkan posisi berkendara yang tepat. Pengaturan elektrik pada jok serta kemampuan tilt teleskopik pada kolom kemudi membantu pengemudi mendapatkan posisi nyaman untuk berkendara jauh.
Desain dasbor terlihat sederhana. Layar MID di depan pengemudi juga memberikan informasi dasar yang dibutuhkan selama berkendara. Perhatian jelas pada layar utama berukuran 14,6 inci.
Foto: OTOSebagian besar pengaturan fungsi dasar, mode berkendara, mode regeneratif, berada pada layar ini. Perlu sedikit waktu untuk mempelajari beberapa fungsi yang dibutuhkan untuk menghadirkan kenyamanan sepanjang perjalanan. Pada unit Aion UT yang dicoba kali ini, sambungan telepon hanya support untuk iOS alias Apple Carplay. Namun pihak Aion menjanjikan pada model yang akan tiba di rumah konsumen, yang sudah dirakit lokal, sudah menanamkan sambungan Android Auto.
Kembali soal layar utama. Beruntung, fungsi-fungsi yang kerap digunakan, Aion menanamkan antarmuka akses cepat di sisi kanan layar atau yang dekat dengan pengemudi. Ini membuat pengoperasiannya cepat. Beberapa diantaranya, mode berkendara, mode penerangan lampu utama, mode regeneratif, pengaturan kaca spion, dan lainnya.
Tidak ada kesulitan mendapatkan pandangan ke depan di sisi kemudi. Area pandang luas dengan posisi berkendara yang terhitung tinggi. Satu catatan adalah desain area kap depan, ternyata tidak terlihat dari sisi pengemudi karena bentuknya yang menukik. Pada awal berkendara ini tidak disadari namun setelah beberapa lama, ada kesan janggal saat pengemudi tidak dapat melihat area depan kendaraan. Ini tentu kasuistik, karena Aion sudah menanamkan kamera 360 derajat. Ini berguna saat di area kemacetan, jalan sempit, atau hendak parkir maju.
Unit yang digunakan sepanjang test drive ke luar kota perdana ini adalah tipe Premium alias yang tertinggi. Menggendong baterai LFP dengan kapasitas 60 kWh yang menawarkan jarak tempuh hingga 500 kilometer. Dalam pengujian ini, jarak tersebut tentu mudah dipenuhi karena jarak Jakarta ke Bandung pulang pergi sejauh 300 kilometer.
Motor listrik di depan menawarkan tenaga 150 kW atau sekitar 201 hp dan torsi 210 Nm. Kemampuan ini membuat Aion UT dapat berakselerasi dari diam ke 100 km per jam dengan klaim waktu tempuh 8,3 detik. Mode berkendara yang ditawarkan ada tiga yakni Comfort, Power Save, dan Sport.
Sepanjang perjalanan dari Jakarta, tepatnya dari kawasan Warung Buncit, mode yang digunakan adalah mode Comfort. Tidak ada rasa kekurangan tenaga selama berkendara di area perkotaan. Kemudi terasa cepat mengikuti keinginan pengemudi bermanuver dan terasa ringan untuk digerakkan.
Foto: AionRute pertama ini melewati tol Jakarta Cikampek melewati jalan tol layang MBZ untuk menuju Rest Area 88A di tol Cipularang menuju Bandung. Kinerja suspensi Aion UT mendapatkan tantangan berat. Begitu pula di area perkotaan. Suspensi depan MacPherson Independent dan belakang rear torsion beam non independent bekerja baik meredam getaran.
Saat di tol layang sepanjang 36 kilometer ini, kinerjanya terkesan terlalu empuk. Proses peredaman, utamanya setelah mendapatkan hentakan, terasa terlalu cepat. Ini membuat penumpang di baris kedua merasakan gejala motion sickness meski tidak terlalu parah. Pengalaman ini ternyata juga dirasakan sebagian besar peserta. Rasanya ini area yang bisa diperbaiki.
Tujuan berikutnya adalah kawasan Dago utara. Pengalaman ke tujuan ini yang bisa di share adalah penggunaan perintah suara pada head unit yang memudahkan. Lewat perintah “Hai Baby”, pengemudi bisa memerintahkan Aion UT untuk mengatur fungsi dasar. Meski harus menggunakan bahasa Inggris, beberapa kemudhan yang dirasakan antara lain membuka tirai panoramic sunroof, buka tutup kaca jendela, pengaturan suhu, mengganti radio dan beberapa perintah lainnya.
Melewati jalanan yang didominasi dengan tanjakan curam, tenaga motor listrik Aion UT tidak mengalami masalah menghadapinya. Selain itu, jalanan sempit di area Dago juga tidak menyulitkan pengemudi. Modal dimensi kompak dengan ground clearence tinggi, memudahkan pengalaman berkendara ini.
Kembali ke Jakarta, pengujian menggunakan mode Power Save. Sempat mengalami kemacetan memasuki tol Pasteur, rombongan beristirahat di rest area KM 88B untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju kawasan Kuningan sebagai titik akhir. Meski menggunakan mode ekonomis, tenaga tetap terasa mumpuni. Tidak terasa perbedaan yang kentara, sebab untuk mencapai kecepatan 120 km/jam terhitung mudah. Torsi instan dibutuhkan melewati berbagai kendaraan berat yang bergerak lamban.
Efisiensi
Foto: AionSeperti yang sudah diceritakan, rute yang dilalui sepanjang pengujian perdana ke luar kota ini bervariasi. Terutama jalanan perkotaan dengan tol luar kota. Satu unit Aion UT diisi empat penumpang dewasa, dengan barang bawaan standar khas perjalanan satu hari ke luar kota. Kondisi baterai terisi 98 persen dengan estimasi jarak tempuh 490 km.
Lewat mode berkendara Comfort, rute pertama dilalui tanpa masalah berarti, yakni Warung Buncit menuju Rest Area 88 A di Cipularang. Total jarak 100 km dengan sisa baterai sekitar 73 persen. Angka konsumsi rata-rata 15 kW per 100 km atau 6,6 km per kWh.
Lanjut menuju Dago. Mode berkendara di set perpaduan Comfort dan Sport. Tiba di kawasan utara Bandung tersebut baterai menunjukkan sisa 53 persen, dengan total jarak tempuh 156 km. Konsumsi daya rata-rata menunjukkan angka 17,6 kWh per 100 km atau sekitar 5,6 km per kWh.
Melanjutkan sisa baterai, rombongan pulang ke Jakarta dengan mode Power Save jadi pilihan. Pada rest area 88B Cipularang, baterai menunjukkan sisa 45 persen dengan catatan konsumsi rata-rata 14,7 kWh per 100 km atau sekitar 6,8 km per kWh.
Tiba di titik akhir di kawasan Kuningan Jakarta, baterai menyisakan 25 persen dengan total jarak tempuh perjalanan 300 km. Angka konsumsi rata-rata terakhir adalah 14 kWh per 100 km atau sekitar 7,14 km per kWh. Sepanjang perjalanan, tidak ada upaya berkendara hemat alias dilakukan dengan gaya berkendara normal. Rombongan juga mengejar waktu untuk tiba di Jakarta sesuai dengan jadwal acara.
Jika menginginkan biaya yang dikeluarkan untuk pengisian daya, maka baterai 98 persen dikurangi 25 persen menghasilkan perhitungan angka konsumsi baterai 73 persen. Apabila dihitung dengan biaya pengisian daya SPKLU Rp2.466 per kWh, didapat biaya pengisian daya pada perjalanan kali ini sekitar Rp180.018.
Simpulan
Secara keseluruhan, Aion UT adalah pilihan menarik bagi konsumen yang mencari kendaraan listrik dengan kombinasi desain unik, fitur modern, dan kepraktisan. Pembuktian kali ini memang terhitung singkat, namun bagi calon konsumen EV yang menginginkan model EV kompak, Aion UT jadi jawaban saat ini.
Pihak Aion mengungkapkan, pemesanan setelah perkenalan resminya beberapa waktu lalu menciptakan permintaan besar. Pengantaran unit akan dilakukan pada Oktober mendatang dengan status perakitan dalam negeri. Menarik! (STA/ODI)
Baca Juga: First Drive Aion ES: Cocok Buat Sedan EV Pertama Kalian!
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Pembeli asli yang terverifikasi
-
Jelajahi GAC Aion UT
Cerita Terkait GAC Aion UT
- Berita
Model Mobil GAC
Jangan lewatkan
Promo GAC Aion UT, DP & Cicilan
GIIAS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Mobil Unggulan GAC
- Terbaru
- Populer
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
|
Jenis Bahan Bakar
Electric
|
Bensin
|
Bensin
|
Bensin
|
Bensin
|
|
Tenaga
134
|
109
|
106
|
119
|
103
|
|
Torsi
145 Nm
|
144 Nm
|
140 Nm
|
145 Nm
|
138 Nm
|
|
Tempat Duduk
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
|
Jenis Transmisi
Otomatis
|
Otomatis
|
CVT
|
CVT
|
Otomatis
|
|
Mesin
-
|
1496
|
1496
|
1498
|
1462
|
|
Ground Clearance
-
|
152 mm
|
-
|
-
|
160 mm
|
|
|
Tren Hatchback
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil GAC Aion UT dari Carvaganza
Artikel Mobil GAC Aion UT dari Zigwheels
- Motovaganza