Arah Baru Toyota dan Industri Otomotif Jepang, Lupakan Kendaraan Konvensional
Tokyo - Minggu, 20 Oktober lalu, pesawat Boeing 787 All Nippon Airways (ANA) tinggal landas dari Jakarta menuju Haneda, Tokyo. Kami duduk manis di dalamnya, sembari tidak sabar untuk melihat keriaan di Tokyo Motor Show 2019. Kesempatan untuk mengunjungi pameran otomotif Jepang itu datang atas undangan Toyota Astra Motor, bersama beberapa jurnalis media masa nasional.
Daftar mobil yang diperkirakan meluncur sudah dibuatkan draf kasar, sebelum dituang dalam tulisan untuk OTO.com. Satu hal yang mengganjal, perkataan Rouli Sijabat, PR Manager TAM yang bilang, “Booth Toyota beda kali ini.” Hal ini juga dipertegas oleh Fransiskus Suryopranoto, Executive GM TAM. Perkataan dua orang kuat Toyota Indonesia ini, membuat kami penasaran.
Hari pertama dibuka dengan sosialisasi program CSR Toyota Global. Yang mendukung atlet Paralympic dunia, untuk menoreh prestasi di palagan olimpiade. Acara yang menarik, karena kami melihat bagaimana perjuangan mereka yang tidak pernah putus asa dalam mencapai yang terbaik. Sesi berikutnya, pengenalan kegiatan Tokyo Motor Show dan apa saja yang tampil.
Separuh jalan, daftar deretan mobil saya buang ke tempat sampah. Saya mulai memikirkan dari nol, apa yang mau ditulis. Toyota tidak menampilkan satu mobil pun yang siap dijual. Atau minimal, konsep yang dalam waktu dekat siap digelontorkan. Kecuali Ultra Compact BEV. Mereka sedang menyiapkan diri untuk ‘hijrah’ dari Car Company, menjadi Mobility Company. Dengan mengedepankan apa yang disebut dengan C.A.S.E atau Connected, Autonomous, Sharing, Electrification.
Raksasa otomotif Jepang ini, fokus mengembangkan teknologi baru, untuk memberikan solusi mobilitas bagi masyarakat dunia. Menurut beberapa sumber di Tokyo, Toyota menggelontorkan tidak kurang dari US $2,5 triliun demi mendanai program ini. Digunakan untuk mengembangkan baterai, teknologi AI, otonomus, desain dan sebagainya.
Toyota LQ, Ultra Compact BEV, Mirai Concept, Lexus LF-30, e-Palette, e-Racer, Toyota APM, bus konsep Toyota Sora (hidrogen), hingga Lexus P4, mobil otonomus penuh berbasis Lexus LS yang sekarang sedang diuji, menjadi bukti keseriusan. Hebatnya lagi, mereka mengamankan posisi sebagai sponsor Olimpiade Tokyo 2020. Di event olahraga terakbar itu, kendaraan konsep tadi dibuktikan kehebatannya untuk menjadi sarana mobilitas atlet dan official. Bagi pengunjung, Toyota menyiapkan sederet robot canggih yang siap membantu. Mulai dari cleaning service, pembantu petugas di lapangan dan sebagainya. Semuanya bikinan Toyota dan Toyota Research Institute Advance Development (TRI-AD).
Racun Elektrifikasi
Dan, rupanya bukan cuma Toyota yang ‘keracunan’ elektifikasi kendaraan. Otomotif Jepang sepertinya diarahkan untuk tidak hanya membuat mobil, tapi solusi mobilitas masa depan. Semuanya bertenaga listrik, atau plug-in hybrid dan punya teknologi unik membantu manusia. Honda menampilkan Honda e, mobil listrik perkotaan pertamanya. Nissan punya konsep Ariya, diperkirakan meluncur 2022 dalam bentuk yang lebih ramah diproduksi. Mitsubishi Mi-Tech juga dikenalkan; mobil konsep crossover yang gagah dengan dua pintu berpenggerak Plug-in Hybrid, gabungan motor listrik dan mesin berbahan bakar gas.
Meski begitu, cuma Toyota dan Lexus yang tidak memamerkan mobil produksi massal di booth utama. Honda ada Jazz baru, Mitsubishi memamerkan mobil yang sudah ada, Subaru punya All New Levorg yang bikin kami menelan ludah karena keindahannya. Renault dan Mercedes-Benz juga tampil, meski tidak ada produk baru. Tidak lupa, Alpina yang meluncurkan B3 terbaru, berbasis BMW Seri-3.
Tentu ada All New Toyota Yaris. Tapi dipajang di mall Mega Web. Masih satu kompleks dengan Big Sight namun perlu lima menit untuk mencapainya menggunakan shuttle bus. Bayangkan, mobil baru yang melakukan debut publiknya tanpa ada seremoni. Yang berdiri di sampingnya pun sales dealer yang siap jualan. Okelah, paling dekat ada Toyota Grand Ace berbasis Hiace. Itu pun diperlihatkan di booth berbeda, meski latarnya bertuliskan Toyota. Dan kehadirannya dibayangi oleh konsep Minivan masa depan di sebelahnya.
Masyarakat Masa Depan
Booth Toyota terbagi menjadi beberapa bagian. Panggung utama dihias layar besar, di sekelilingnya ada beberapa stand kecil yang menampilkan berbagai teknologi. Pemandu pengunjung menggunakan kostum unik seperti manusia masa depan. Presiden Toyota, Akio Toyoda, muncul dalam bentuk animasi di layar, dengan nama Vtuber Morizo, sebelum akhirnya sebuah e-Palette muncul membawanya ke panggung.
Salah satu perkataannya yang menarik, “Kami tidak menampilkan mobil yang siap dijual tahun depan. Yang Anda lihat di sini, solusi mobilitas yang saling terhubung masyarakat dan komunitas untuk memberikan pelayanan. Tempat ini dibuat agar pengunjung merasakan (teknologi) mobilitas masa depan, yang terfokus pada manusianya.”
Di booth itu, Anda bisa merasakan berkendara e-Racer secara virtual, bahkan mencoba Magic Broom, moda transportasi berbentuk sapu terbang (bayangkan sapunya nenek sihir, meski yang ini tidak bisa terbang) yang juga salah satu solusi mobilitas personal dari Toyota.
Antara sebal karena bahan tulisan harus diubah, hingga takjub dengan bagaimana Toyota fokus pada usaha hijrah, hingga rela tidak menampilkan mobil massal. Lagi pula tema TMS 2019 pun nyambung dengan apa yang diberikan Toyota dan pabrikan Jepang lain, Open Future. (Ddn/Odi)
Baca Juga: Kilas Balik Perjalanan Corolla dalam Menciptakan Identitas Toyota di Indonesia
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Toyota
IIMS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Toyota Terbaru di Oto
Artikel Mobil Toyota dari Carvaganza
Artikel Mobil Toyota dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature
Bandingkan
You can add 3 variants maximum*- Merek
- Model
- Varian