AION Mencerminkan Pesatnya Pertumbuhan Industri Otomotif Cina!
Memiliki fasilitas modern dan canggih, AION membuktikan diri sebagai pemain mobil elektrifikasi yang penting di pasar global.

Ketika saya mendapat undangan untuk mengunjungi pabrik mobil asal Cina, saya merasa ada antusiasme yang tidak biasa sekarang ini. Padahal sekitar 15 – 16 tahun lalu, penulis tidak merasa antusias.
KEY TAKEAWAYS
Berapa luas lahan fasilitas pabrik dan R&D GAC Group di Guangzhou?
Seluas 500.000 meter persegi, di mana 350.000 meter persegi di antaranya sudah berdiri bangunan.Apa mobil terbang yang sudah diciptakan oleh GAC Group?
Govy AirCar dan Govy AirJet.Berapa banyak mobil konsep yang diciptakan oleh GAC Group dalam setahun?
Sebanyak 1 sampai 2 mobil konsep per tahun.Yup, harus diakui, perkembangan otomotif Negeri Tirai Bambu sedang tumbuh dengan pesat. Hampir semua mata dunia sedang tertuju ke Beijing.
Negeri yang dipimpin Xi Jinping ini telah menjelma menjadi kekuatan otomotif baru di dunia. Awerenes dan penjualan mobil brand Tiongkok di mancanegara terus berkembang. Termasuk di Indonesia. Penulis pertama kali berkunjung ke Cina tahun 2005, untuk melihat gelaran Formula 1 setahun setelah Shanghai International Circuit di Jiading, Shanghai, mendebut balapan Jet Darat di negeri tersebut.
Dari situ nyaris setiap tahun ke sana untuk meliput F1 dan meliput motorsport lainnya, termasuk menyaksikan langsung Shanghai Auto Show antara tahun 2013 sampai dengan 2015. Secara pandangan mata, pada waktu itu brand-brand luar negeri mendominasi jalanan. Pemain yang paling dominan adalah Volkswagen. Diikuti oleh Toyota, Mitsubishi dan brand Jepang serta Eropa lainnya. Taksi pun hampir semuanya didominasi oleh merek VW, yang kalau kita naiki bikin kita mual. Pasalnya, pengemudi taksi suka nyetir seenaknya bin ugal-ugalan.
Di bawah tahun 2015, kota Shanghai pada siang hari seperti ditutupi kabut. Tidak terlihat langit biru ketika mata melihat ke atas langit. Gedung-gedung di sekitaran The Bund seperti digelayuti awan putih waktu itu.
Namun semua itu berubah ketika penulis mengunjungi kembali Cina tahun 2024 atas undangan dari pabrikan BYD. Jalanan di kota-kota di Cina yang saya kunjungi bersama BYD, sudah tidak lagi didominasi oleh mobil brand luar negeri. Justru brand lokal merajalela, elektrifikasi pula. Langit kota Shanghai sekarang bersih dan biru.
Populasi NEV di Cina
Mengutip artikel yang ditulis oleh website Carnewschina, jumlah Mobil Energi Baru (NEV – New Energy Vehicle) di Cina tahun 2024 tercatat sudah mencapai 41,83 persen dari total mobil baru yang teregister di Negeri Tiongkok. Artinya mobil elektrifikasi mulai dari hybrid, plug-in hybrid, extended range electric vehicle (EREV) dan pure elektrik yang dijual di negeri itu sudah hampir mengimbangi mobil mesin konvensional (ICE). Persentase yang terbesar dari total NEV yang terjual adalah mobil listrik murni.
Masih menurut situs yang sama, sampai akhir 2024, jumlah mobil yang beredar di jalanan Cina sebanyak 353 juta mobil dan 31,4 juta di antaranya adalah NEV.
Nah beda ceritanya ketika ke Cina di bawah tahun 2015. Waktu mengunjungi pameran Shanghai Auto Show, mobil-mobil brand lokal yang dipamerkan biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Bahkan pada umumnya secara desain eksterior dan interior meniru desain mobil Jepang dan Eropa.
Waktu itu kita juga banyak menemukan artikel media massa yang mengisahkan tentang brand Eropa yang menggugat mobil asal Tiongkok karena desainnya identik dengan mobil yang diproduksi oleh brand mereka. Riuh pula gunjingan publik tentang kemiripan identik desain mobil Tiongkok dengan brand yang sudah mapan.
Dulu, kalau jalan-jalan di kota besar Shanghai, Guangzhou atau Beijing suka tersenyum sendiri. Melihat mobil Tiongkok yang mirip identik secara desain dengan model Suzuki, Toyota, Mitsubishi, Renault dan lain-lain.
Itu kisah Tiongkok 10 atau 15 tahun lalu. Sekarang sudah berbeda. Makanya ajakan dari AION Indonesia untuk mengunjungi pabrik pembuatan mobil, pembuatan baterai dan sejumlah fasilitas yang mereka miliki menjadi sebuah tawaran yang sangat menarik.
Kunjungan ke pabrik mobil AION diawali dengan melihat fasilitas R&D yang mereka miliki. Berlokasi di Guangzhou, Cina, berdiri di atas lahan sekitar 500.000 meter persegi atau sekitar 50 hektar. Di sini bukan hanya berdiri fasilitas R&D, melainkan juga pabrik baterai, test track, fasilitas laboratorium dan Quality Control.

Fasilitas R&D GAC Group Jadi Ruang Pamer Teknologi
Kunjungan ke pabrik GAC Group dilakukan pada 21 April 2025. Kami rombongan media dari Indonesia berangkat dari hotel tempat menginap pagi hari dengan menempuh perjalanan bus sekitar satu jam. Setibanya di lokasi, fasilitas yang kami kunjungi terlebih dulu adalah Research and Development (R&D).
GAC R&D Center ini didirikan pada tahun 2006 dengan luas lahan mencapai 500.000 meter persegi. Seluas 350.000 meter persegi diisi oleh bangunan. Merupakan pusat sistem Research and Development GAC Group yang mengelola pengembangan teknologi dan manajemennya bagi perusahaan raksasa ini.
Departemen tersebut bertanggung jawab di dalam mengurusi pengembangan produk secara independen, memformulasikan dan menjalankan beragam perencanaan teknologi secara independen dan merencanakan manajemen teknologi GAC Group.
Pabrik dan fasilitas R&D tersebut merupakan satu dari dua fasilitas yang dimiliki GAC di Cina. Sedangkan di luar negeri, mereka sudah memiliki pabrik mobil di Thailand. Rencananya, melalui AION, GAC Group pun akan mendirikan pabrik di Indonesia yang bakal beroperasi di pertengahan tahun 2025 dengan kapasitas produksi untuk tahap awal kisaran 30.000 unit per tahun.

Clay Model AION UT
Di fasilitas R&D kami menjumpai clay model AION UT. Mobil ini baru diluncurkan pada Februari 2025 dan sudah dipasarkan di Cina. Menjadi salah satu model EV yang populer di Cina dan menjadi salah satu backbone penjualan AION di Negeri Tirai Bambu. Kami memprediksi AION bakal memasarkan UT di Indonesia. Kemungkinan besar kami ramalkan diperkenalkan atau diluncurkan pada GIIAS 2025.
Bukan hanya dipertemukan dengan clay model, kami juga diperlihatkan model sudah jadi UT di dalam pabrik. Kami boleh menyentuh dan menaiki mobil tersebut, tapi belum bisa dikendarai. Bahkan ketika kami diajak mengunjungi Shanghai Auto Show 2025 pada hari pembukaan tanggal 23 April, UT menjadi salah satu highlight di booth pabrikan.

Setelah itu, kami diajak berjalan menuju ruangan tempat mobil konsep berada. Di ruangan besar itu terpajang GAC Entranze EV, GAC EnLight dan dan GAC Witstar. “Kami membuat mobil konsep sebanyak 1 sampai 2 unit setiap tahun sebagai pijakan misi kami untuk masa depan,” ujar staf GAC Group yang mendampingi dan memberikan penjelasan.
EnLight adalah mobil konsep pertama GAC yang dirilis pada tahun 2016 di Guangzhou Auto Show. Pabrikan mengklaim bahwa mobil konsep itu merupakan mobil listrik super pintar yang belum pernah ada sebelumnya. Memakai teknologi mutakhir terbaru dan konsep desain yang sangat futuristik. Sportcar masa depan dengan bodi dibuat ramping dengan layout pintu burung camar. Tersedia dalam mode pengendaraan otomatis dan manual, berpenggerak AWD.

GAC Entranze EV adalah concept car jenis SUV ini diperkenalkan kepada publik di Detroit Motor Show 2019. Merupakan salah satu dari mobil konsep pertama GAC Group yang diproduksi di markas studio desainnya di California. Memiliki layout interior yang unik, tiga jok di depan dan dua jok masing-masing di baris kedua dan ketiga. Merupakan SUV bertenaga listrik yang cocok bagi keluarga masa depan.
Desain kabinnya mirip dengan desain interior pesawat terbang. Pasalnya, Executive Design Director GAC Pontus Fontaeus, yang memimpin tim desain Entranze EV, pernah bekerja di perusahaan pesawat terbang dan memimpin tim yang mendesain kabin pesawat. GAC memvisikan Entranze EV menjadi living space bagi penggunanya di masa depan.
Satu mobil konsep lainnya yang ada di hall besar itu adalah GAC WitStar. Merupakan SUV/crossover konsep yang dibangun di atas platform sedan. Adalah kendaraan PHEV yang menggabungkan mesin bensin 4 silinder dengan baterai lithium ion 13 kWh. Memiliki range sampai 595 km dalam kondisi tangki bensin penuh. Dilengkapi dengan sejumlah teknologi otonom seperti radar laser, kamera CCD berkecepatan tinggi, GPS dan kamera infra merah.
Mobil Terbang GAC Group
Kemudian kami pindah ke hall lain yang memajang mobil terbang Govy AirCar dan Govy AirJet.Govy AirCar adalah mobil terbang yang terbagi ke dalam dua bagian terpisah. Yaitu Flight Pod atau bisa disebut sebagai Kabin Terbang dan Road Chassis. Keduanya bisa jalan secara bersamaan atau masing-masing. Ketika Flight Podnya menempel pada chassis dan jalan di jalan raya, sayap propelernya akan melipat ke dalam. Tapi kalau dalam kondisi flight mode, maka propelernya akan mengembang keluar.

Mobil ini memiliki kemampuan terbang dengan jarak sampai 200 km, didukung oleh 12 propeler, 12 motor listrik dan baterai sebagai sumber tenaga. Untuk mewujudkan mimpi masa depannya ini, GAC Group akan mendirikan sejumlah charging station di daerah perkotaan yang sumber energinya dari solar panel.
Mampu lepas landas secara vertikal berkat teknologi sistem multi-rotor yang fleksibel. Sebanyak 90 persen material untuk membuat mobil terbang tersebut dari komposit serat karbon agar bobotnya enteng, performanya bagus dan memiliki daya tahan tinggi. Menggunakan sistem electric drive dengan tingkat efisiensi tinggi. Bisa terbang dengan top speed 250 km/jam dan jarak yang ditempuh sampai 200 km. Pabrikan mengklaim pengisian daya listriknya sampai full hanya dalam waktu 30 menit saja.
Pabrik Baterai GAC Group
Sehabis fasilitas R&D, kami mengunjungi pabrik pembuatan baterai. GAC Group sudah mengembangkan dan menciptakan baterai sejak tahun 2011. Waktu itu mereka sudah memproduksi secara massal Battery Management System (BMS) dan Packnya. Dari situ fondasi ini, GAC mulai mengumpulkan dan menganalisa hasil pengembangan dan inovasi yang mereka lakukan yang berkaitan dengan segala macam tentang baterai.

Kesuksesan GAC Group – yang menaungi brand AION - memproduksi secara massal battery cell (sel baterai) secara mandiri menandakan bahwa GAC telah menguasai teknologi sel baterai tercanggih dan terdepan. Hanya dalam waktu 14 tahun saja, GAC telah memproduksi baterai canggih super modern yang diterapkan pada mobil-mobil elektrifikasinya, termasuk kendaraan yang berada di bawah naungan brand AION yang telah dipasarkan di Indonesia.
Menurutnya, proses memproduksi baterai harus melewati enam tahap dan setiap tahap memiliki standarisasi tertentu yang super modern dan canggih. Staf tersebut memberikan penjelasan di sepanjang ruangan yang kami lewati. Tapi sayang kami tidak boleh memotret. Kami hanya bisa melihat dari jendela kaca ruangan yang ukurannya tidak terlalu besar. Di situ kami melihat mesin-mesin besar dan robotik bekerja melakukan pemrosesan.
“Kami juga mengembangkan teknologi baterai yang mampu beroperasi dalam rentang suhu yang lebih lebar lagi. Mulai dari minus 40 derajat Celcius sampai dengan 200 derajat Celcius. Untuk menjamin kualitas keselamatan dan keamanan baterai yang kami produksi, kami juga betul-betul menggunakan teknologi super canggih untuk battery cell dari mulai dari desain battery sampai baterai itu jadi,” tambahnya.

“Di mulai dari desain baterai yang berbentuk bilah panjang. Teknologi stacking structure untuk baterai ini membuat baterai menjadi lebih stabil sehingga memiliki tingkat safety yang lebih tinggi. Kami juga menggunakan teknologi flame resistance electrolyte yang juga menjamin tingkat keselamatan tertinggi,” lanjut.
Pada kunjungan di pabrik baterai ini, kami juga menonton video hasil uji lab bilah baterai GAC ditusuk oleh besi baja berujung tajam dan juga dipelintir. Dari hasil uji lab itu terbukti baterai tidak terbakar atau pun meledak.
Baterai yang dipelintir dalam hasil uji lab tersebut dipajang di meja demo di dalam ruangan yang kami datangi. Kami boleh melihat, menyentuh dan memotret serta memvideokannya.
Kami pun diajak masuk ke dalam sebuah ruangan di mana terdapat demo prototipe chassis mobil listrik yang dipasangi oleh baterai masa depan GAC Group. Dari sini kita bisa melihat dengan jelas visi dan misi GAC ke depan.

Kunjungan Ke Pabrik Mobil AION
Sehabis mengunjungi pabrik baterai, kami mengunjungi pabrik pembuatan mobil. Di sini kami juga tidak boleh mengabadikan perjalanan dalam bentuk foto maupun video. Bahkan disediakan kantung plastik kecil untuk menyimpan smartphone dan kamera DSLR diminta di-off.
Di lobi depan pabrik, kami melihat sebuah layar besar yang berisikan informasi real time mobil GAC Group yang beredar di Cina. Pada layar tersebut tercatat data statistik mobil. Total mobil hasilan GAC Group yang beredar di pasar domestik yang terpampang di layar besar sebanyak 1.633.557 unit. Sedangkan yang online tercatat sebanyak 541.013. Di situ juga terpantau secara real time jumlah mobil yang sedang charging di hari itu dan catatan kumulatif total charging. Kita juga dapat melihat jumlah charging stations untuk publik yaitu sebanyak 18.635 dan kapasitas yang terpasang sebanyak 879.075 kW.
Terpampang pula di layar mengenai data realtime pengurangan emisi karbon dan data intelligent driving service. Anda juga bisa melihat titik-titik semua mobil GAC yang beroperasi di Cina. Semuanya realtime. Sudah sebegitu canggihnya teknologi yang dimiliki oleh GAC Group pada khususnya dan teknologi otomotif Cina pada umumnya.
Setelah itu kami diajak untuk melihat ke bagian dalam fasilitas produksi. Di sini terdapat 5 tahapan line produksi. Mulai dari stamping, welding (pengelasan), painting (pengecatan), assemlbly (perakitan) dan battery shop.
Pabrik AION bisa menghasilkan satu kendaraan roda empat listrik dalam waktu hanya 53 detik. Artinya dari perakitan bodi sampai mobil itu jadi secara utuh dan memasuki tahap quality control laik jalan. Semuanya dikerjakan secara robotik. Pabrik sebesar dan semewah itu hanya memperkerjakan 2.000 tenaga kerja yang bekerja dalam 2 shift.
Pabrik di Guangzhou ini dilengkapi beragam fasilitas kelas dunia, termasuk 15 laboratorium untuk mendukung pengembangan kendaraan, powertrain, teknologi energi baru, dan kendaraan pintar yang saling terhubung (ICV). Tak ketinggalan, ada juga trek uji khusus untuk pengaturan kendaraan, fasilitas desain, pengujian daya tahan, uji tabrak, hingga wind tunnel testing.

Taxi Drive di Test Track GAC Group
Setelah dari pabrik produksi mobil, kami pun diajak ke test track yang terletak di bagian belakang. Jadi setelah mobil-mobil itu diproduksi, beberapa mobil akan diambil sampelnya berdasarkan batch produksi untuk diuji coba di test track.
Test track memiliki panjang 1,6 kilometer, dengan layout tikungan lamban, medium, pelan serta terdapat track lurus yang panjangnya sekitar 250 meter. Dilengkapi beragam model jalanan untuk mensimulasikan jenis-jenis jalanan yang ada di Cina. Tapi sepertinya di Cina itu jarang sekali jalanan berlubang, apalagi jalanan dengan aspal rusak. Pada umumnya jalanan di sana mulus, bahkan sampai ke daerah pedesaan.
Di dalam test track terdapat ruang pemantau yang dilengkapi dengan dua layar monitor berukuran besar seperti lTV berukuran 44 inci. Biasanya sejumlah staf bekerja di sini untuk memantau pergerakan dan kinerja mobil selama pengujian. Staf juga akan mendiskusikan hasil pengujiannya di ruang tersebut.
Terdapat enam kendaraan dari GAC Group yang bisa kami coba. Tapi tidak bisa dikendarai oleh media, melainkan hanya taxi drive. Keenam kendaraan itu adalah GAC AION V, GAC AION RT, GAC E9, GAC S7, GAC Hyptec HT dan GAC Hyptec HL yang mewakili segmennya masing-masing baik sebagai mobil hybrid maupun elektrik murni.
Penulis kebagian sesi semua mobil, tapi tidak bisa lebih dari satu putaran saja. Pasalnya, kami harus bergiliran. Paling tidak dari impresi itu kami mendapatkan kesan bahwa dunia otomotif Cina mengalami lompatan yang jauh ke depan. Mereka sudah siap untuk menjadi pemain besar dalam industri kendaraan elektrifikasi.
AION adalah salah satu contoh pertumbuhan pesat itu. Pabrik mobil yang berada di bawah naungan GAC Group tersebut telah menghadirkan teknologi mobil elektrifikasi yang super modern dan canggih. Menjadi salah satu pemain utama di industri otomotif Tirai Bambu dan bersama dengan rekan-rekan senegaranya, mereka siap menghadirkan mobil-mobil masa depan yang ramah lingkungan, efisien dan value for money. (EKA ZULKARNAIN)
Baca juga:
Geely Impresi Galaxy Starship 7 EM-1: SUV Hybrid dengan Jarak Tempuh 1.430 Km!
SUV Premium Fang Cheng Bao B5 dan B8 Cocok Dibawa ke Indonesia
Jual mobil anda dengan harga terbaik


IIMS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto

Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature